Sabtu, 28 Juli 2007

Acara PDPKK St. Maria Fatima - Agustus 2007

Kami mengundang anda untuk hadir mengikuti Persukutan Doa setiap hari Rabu, jam 18.00 - 20.00 bertempat di Aula SD Regina Pacis, Jln. Ir. H. Juanda Bogor.
Acara PDPKK St. Maria Fatima untuk bulan Agustus adalah :

Tgl 01 Agst : Rasid Supandi akan membawakan renungan
Imanmu telah menyelamatkan
Tgl 08 Agst : Robby Yonosewoyo akan membawakan renungan
Bangkit dari dosa
Tgl 15 Agst : Eko Partono akan membawakan renungan
Mujizat itu nyata
Tgl 22 Agst : Amanda akan membawakan renungan

Tgl 29 Agst : Threes Soeharsono akan membawakan renungan
Pengurbanan seorang murid

Sabtu, 21 Juli 2007

Empat Kebenaran Pokok

Apakah keempat kebenaran pokok itu ?
Apakah Allah mencintai saudara ? Mengapa kita tidak bahagia ?
Bagaimana cara kita mengenali cinta kasih Allah ?
Bagaimana agar kita tetap hidup bahagia ?

Seluruh kisah yang terdapat dalam Injil, dapat dirumuskan menjadi empat kebenaran pokok.

Kebenaran ke 1 :
Allah yang mencintai kita dan menginginkan agar kita hidup bahagia.

 

Manusia merupakan ciptaan Allah yang terbaik, dan diciptakan secitra dengan Dia. Allah menginginkan agar kita mengenal Dia dan mengalami cintaNya dalam hidup bersama di dalam suatu komunitas, cinta dengan semua orang. Hal ini dilakukanNya terhadap Adam dan Hawa yang dapat hidup dengan tenang dan bahagia di Taman Eden bersama denganNya (Kej 2:15). Tetapi mengapa sekarang kita tidak mengalami kehidupan seperti itu ?

Kebenaran ke 2 :
Manusia berdosa dan terpisah dari Allah. Oleh karena itu manusia menjadi tidak mengenal cinta kasih Allah dan tidak dapat membaginya dengan orang lain.


Akibat kesalahan Adam dan Hawa, yang diusir dari Taman Eden oleh Allah (Kej 3:23), maka manusia hidup di dunia dan tidak mengalami kasih Allah kembali. Seperti yang tertulis dalam Yes 59:2 : Dosa-dosamulah yang memisahkan kamu dari Allah. Karena semua orang telah berbuat dosa, maka telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23), dan upah dosa ialah maut (Rom 6:23).

Untuk mengatasi hal tersebut, manusia tidak putus-putus-nya mencoba mendekati Allah dengan menggunakan kekuatan sendiri. Berbagai cara dilakukannya, misalnya dengan mempe-lajari etika, filsafat dan agama agar dapat lebih mengenal kebahagiaan dan cinta kasih, tetapi ternyata mereka tetap tidak mendapatkan damai sejahtera. Mereka beramal dan berbuat baik agar dapat diterima oleh Allah di Surga, tetapi semua hal tersebut tidak menjaminnya. Bahkan ada juga yang menggunakan berbagai hal negatif, misalnya obat-obatan dan narkotik, untuk melupakan berbagai penderitaan dan kesusahan yang dialami dalam hidupnya, walaupun ternyata hanya untuk sementara saja.

Hal ini tidak cukup, karena tertulis dalam Tit 3:4-8 : Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.

Dosa menyangkut ketidakpedulian terhadap Allah dan ditandai dengan memberontak terhadap Dia, baik secara aktip maupun pasip. Keterpisahan manusia dari Allah mengakibatkan manusia terpisah dari manusia lain, seperti yang tertulis dalam Rom 1:28 : “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, mereka penuh dengan macam-macam kelaliman, kedengkian”.

Manusia dapat hidup bersama-sama dengan cinta dan damai, bila telah mengalami perubahan hidup sprituil dalam diri mereka; hal ini hanya dapat diberikan oleh Allah sendiri.


Kebenaran ke 3 :
Allah mengutus Yesus untuk memulihkan kembali hubunganNya dengan manusia.

Allah ternyata tetap mengasihi manusia, dan Ia ingin memulihkan hubunganNya dengan manusia. Untuk itu Ia rela mengutus PuteraNya yang tunggal untuk menjadi manusia dan datang ke dunia untuk memulihkan kembali keterpisahan antara Allah dan manusia. Melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya, Yesus Kristus telah memungkinkan manusia mengalami kelimpahan hidup ini. Hal ini dinyatakan dengan indah dalam Yoh 3:16 : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal”.

Hanya melalui Kristuslah, kita dapat mengenal cinta kasih Allah dan dapat membagi hidup Allah itu dengan orang lain. Melalui Yesus Kristus, Allah memberikan kekuatan kepada manusia agar dapat hidup bersama dalam cinta kasih dan harmonis yang memang didambakan allah untuk manusia. Hal itu tidak cukup hanya diketahui, tetapi harus dihayati. Yoh 10:10b : Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Kebenaran ke 4 :
Kita harus menerima Yesus di dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Penyelamat.

Hal ini membuat kita akan menerima karunia dari Roh Kudus yang akan memberikan kekuatan agar dapat mengalami suatu kehidupan baru.
 
Menerima Kristus ke dalam hidup kita lebih dari sekedar percaya bahwa Ia adalah Allah dan mati untuk manusia, dan juga lebih dari hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik dan mengikuti ajaran-ajaran moralNya : tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Tetapi menerima Kristus berarti masuk dalam suatu hubungan pribadi denganNya; kita menerima cintaNya dan kita menyerahkan hidup kepadaNya. Dia harus menjadi pusat dari hidup kita.
Bagi kebanyakan orang, yang menjadi pusat hidupnya adalah diri atau egonya sendiri, kadang-kadang orang lain, obat/narkotika, pekerjaan, keluarga, seni, musik dan lain-lain. Tetapi bila kita menerima Yesus Kristus dalam kehidupan kita, maka berarti membiarkan Dia menjadi pusat hidup kita. Termasuk menyerahkan hidup kita kepadaNya. Bila kita melakukan hal ini, maka kita akan mengenal Dia secara pribadi.

Bila kita telah menerima Yesus, maka kita akan menjadi anak-anak Allah, seperti yang tertulis dalam Yoh 1:12 : “Tetapi semua orang yang menerimaNya, diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”

Karunia Roh

Karunia Roh yang memenuhi seluruh kehidupan kita akan mengubah kita sehingga mulai mengenal dan mengalami cinta kasih Allah serta kelimpahan hidup yang dijanjikan Yesus Kristus. Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada pengikutNya, seperti yang dinyatakannya dalam Yoh 14:16-17, yaitu : Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran.

Dan sebelum naik ke surga Ia berkata : “Sebab itu Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dalam Roh Kudus.” (Kis 1:5). Bila kita telah menerima Roh Kudus, maka kita akan menerima suatu kehidupan baru, dan akan mengalami suatu perubahan yang luar biasa, misalnya :
• Pergi ke Gereja tidak lagi menjadi suatu paksaan, tetapi merupakan suatu undangan yang indah dari Tuhan.
• Cara berdoa yang dulu hanya meminta saja, kini berubah menjadi ucapan syukur dan terimakasih.

Sumber bacaan :
1. Shekinah, Buku Penuntun Untuk Team Seminar Hidup Baru Dalam Roh
2. PDKK Santa Maria Fatima, Seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus, 1999.

Mengikuti Yesus : Pelayanan di PD St. Albertus Bekasi

Hari Senin, tanggal 16 Juli 2007 yang lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk melayani di PDPKK St. Albertus Bekasi. Sudah lima kali (setahun sekali) saya melayani di PD ini. Dua kali yang pertama masih di salah satu rumah warga di komplek Harapan Indah, sedangkan tiga tahun terakhir ini, acara PD diselenggarakan di lantai 2 suatu rumah makan yang memiliki ruangan cukup luas. Salah satu pengurus disana mengatakan umat yang hadir rata-rata sekitar 80 orang, padahal waktu pertama saya kesana hanya sekitar 40 orang. Dan yang mengagumkan ternyata PD St. Albertus dewasa telah berkembang, sehingga sekarang ada PD muda-mudi, dan juga PD Kids yang beranggotakan 63 anak mulai dari kelas 1 SD sampai 1 SMP. Anak-anak ini sebagian juga sudah mendapatkan karunia berbahasa Roh, karunia penglihatan dll. Wow . . . sungguh luar biasa Tuhan berkarya disini.

Materi renungan yang saya sampaikan mengambil tema “Mengikuti Yesus”, yang saya ambil dari Mat 4:18-22, yaitu tentang pemanggilan murid-murid pertama. Inti materi renungan yang saya sampaikan adalah sbb. :
- Dimana Yesus memanggil murid-murid pertama ?
- Mengapa di danau ? mengapa nelayan yang dipilih ?
- Ada berapa murid Yesus ? Siapa saja ?  lihat Mat 10:1-4
- Apa yang dilakukan murid ketika itu ?
- Bagaimana cara Yesus memanggil ?
- Apa tujuan Yesus memanggil mereka ?
- Bagaimana hasil panggilan Yesus ?
- Mengapa mereka langsung menanggapi panggilanNya ?

Saya juga melontarkan pertanyaan ”Mengapa murid-murid pertama ini menanggapi panggilan Yesus secara langsung, tanpa tanya-tanya dulu? Apakah mereka sudah mengenal Yesus ?”. Dari sini saya mengajak mereka untuk melihat perikop setara pada Lukas, yaitu Luk 5:1-11.
Di Lukas, ternyata beberapa perikop sebelumnya sudah lebih menceritakan tentang Yesus yang menyembuhkan orang-orang, termasuk mertua Petrus, dan Ia sudah mengajar di berbagai kota. Hal ini jelas menunjukkan bahwa para murid sudah mengenal, minimal mendengar kabar mengenai karya-karya yang telah Yesus lakukan.

Selain itu di Lukas 5:1-11, juga Yesus melakukan mujizat, yaitu memberi mereka tangkapan ikan yang berlimpah, walaupun sebelumnya telah semalam suntuk mereka tidak menangkap apa-apa.
Beberapa hal yang saya utarakan berkaitan dengan perikop ini adalah :
- Dengan percaya, maka kita akan diberi kelimpahan. Kalau begitu apakah dengan mengikuti Yesus, pasti kita menjadi kaya raya?
- Bila kita diberi kelimpahan, maka kita tidak boleh serakah. Lihat contoh para murid di ayat 6 dan 7.
- Mengapa Simon berkata ”aku ini seorang berdosa”?

Pada kesempatan ini sayapun memberi kesaksian bagaimana Tuhan Yesus sudah memanggil saya secara luar biasa, yang nanti saya akan postingkan secara khusus.
Terimakasih Tuhan, atas pengalaman melayani di PD St. Albertus Bekasi. Saya pulang kembali ke Bogor dengan sukacita bersama seorang teman Bunadi S.

Kamis, 12 Juli 2007

Filsafat Buah : Mari Belajar dari Buah ...

1. Jadilah Jagung, Jangan Jambu Monyet
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya. Jangan pamer...kecuali kalo lagi pameran.

2. Jadilah pohon Pisang
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati. Kesetiaan dalam pernikahan.

3. Jadilah Duren, jangan kedondong
Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalemnya ada biji yang berduri. Walaupun penampakanku kasar tapi aku lembut loh...

4. Jadilah bengkoang
Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbinya isinya putih bersih. Jagalah hati jangan kau nodai meskipun...kamu mainnya di tempat sampah, hehehehe...

5. Jadilah padi
Makin berisi, makin merunduk. Tapi awas ada wereng...

6. Jadilah pohon kelapa
Sudah terkenal dengan serba gunanya, tidak bisa dimanipulasi (maksudnya kelapa ngak bisa dicangkok)

7. Jadilah tandan pete, bukan tandan rambutan
Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, ngak seperti rambutan ada yang kecil ada yang gede.

8. Jadilah cabe
Makin tua makin pedes, makin tua makin judes loh..!!! (baca = bijaksana)

9. Jadilah buah manggis
Bisa ditebak isinya dari bokong buahnya, maksudnya jangan munafik  ... hmmmm

10. Jadilah buah nangka
Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg memakannya, dan juga aromanya yang harum, artinya berikan kesan kepada semua orang (tentunya yang baek)

(sumber dari email)

Tuhan Yesus, ini owe, A Cong . . .

Kisah ini saya ambil dari milist KASEB (Keluarga Alumni Sekolah Evangelisasi Baru)
http://groups.yahoo.com/group/kaseb/message/82


Ini sebuah kisah nyata yang menarik dan menyentuh. Ada seorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia, Jakarta. A Cong diangkat menjadi CEO (chief exec.officer) atau penanggung jawab penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa.

Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani. Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.

Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak .. ! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang di pintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas lagi.

Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang di balik batu??? Jangan2 ..... Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi : Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Tionghoa), kenapa Encek saben hari datang jam 12 begini, cuman berdiri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepet2 pergi?" Kaget, si A Cong menjawab tersipu: "Hah?!... Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi owe seneng dateng kemali.." Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: Emangnya apa yang Encek lakukan di pintu gereja gitu?"
Jawab A Cong dengan polos: "Ngga ada apa2. Benel Owe cuman bilang ini doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah." Terbengong, hanya "Oh....!" yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.

Pada suatu hari A Cong sakit parah karena super sibuk dan makan sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan ke rumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang. Ia gembira, tentunya, tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap pagi menghampiri
teman2 pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: "Eh Cek A Cong, mau nanya nih. Kenapa sih Encek begitu gembira, dan selalu gembira, padahal penyakit Encek 'kan serius?"
Acong tercenung dan menjawab "saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut gondlong dateng, megang kaki saya, dia bilang: A Cong, ini aku, Yesus Kristus. Gimana owe nggak seneng, coba..."

Moral of the story :
Sisihkan waktumu, untuk bersama Tuhan, walau hanya sedikit waktu..

Sabtu, 07 Juli 2007

Dibentuk untuk Melayani

Setiap pribadi memiliki SHAPE (bentuk) yang berbeda dan kita harus mampu memahami SHAPE yang kita miliki agar dapat memenuhi maksud Allah

SHAPE adalah :
S : Spritual gifts – karunia rohani
H : Heart – hati
A : Ability – kemampuan
P : Personality – kepribadian
E : Experiences – pengalaman

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan atau pelayanan adalah sebagai berikut :
1. menggunakan karunia rohani yang telah Tuhan berikan kepada anda, untuk membangun tubuh Kristus.
2. melakukannya dengan sepenuh hati (penuh antusias).
3. menggunakan kemampuan khusus / talenta yang telah Tuhan sediakan sejak lahir dalam pekerjaan dan pelayanan anda.
4. memakai kepribadian anda yang unik untuk memantulkan kemuliaannya.
5. menggunakan pengalaman hidup (baik yang menyenangkan maupun tidak) untuk membantu orang lain yang mengalami hal yang sama.

Untuk mampu memahami dan mempelajari SHAPE yang kita miliki, maka kita harus memohon campur tangan Tuhan. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati seluruh pelayanan yang kita lakukan.
(sumber Manna Surgawi, September dan Oktober 2005)

Arisan PD

Hari ini, Sabtu tgl. 7 Juli 2007, kami kembali menyelenggarakan arisan bagi para pelayan PDPKK St. Maria Fatima, bertempat di rumah Bapak Ricky/Ibu Oen di Belong, Jln. Roda Bogor. Sebenarnya acara direncanakan dimulai jam 12.00, tetapi ternyata karena Bogor hari ini mengalami kemacetan di banyak tempat, maka rekan-rekan banyak yang datang terlambat.
Waktu saya datang, jam 12.05, ternyata baru ada Pak Gerry dan Bu Lenny yang hadir, diteman tuan rumah Pak Ricky yang sedang lesu, karena menderita sakit Gejala Typhus, ibu Oen. Menjelang jam 12.30 barulah berdatangan Susi, Nana, dan Maryati. Kemudian menyusul pak Hermawan, Yoko, Bu Lanny, Bu Vera, Pak Naga. Setelah acara makan kue dimulai, barulah muncul pak Tony, Ambar dan Harry. Mendekati jam 13.00, acara makan siang dimulai, dan dibuka dengan doa oleh Bu Vera.
Setelah makan, barulah acara penarikan arisan, yang ternyata untuk bulan ini yang mendapat giliran adalah pak Tony, bu Vera, bu Lenny dan Susi. Kemudian Maryati memimpin sharing dengan tema Dibentuk untuk Melayani, yang bertujuan untuk mengingatkan rekan-rekan pelayan agar mau melayani dengan lebih baik. Materi ini akan dibahas dalam posting berikutnya. Bagi yang bersedia sharing untuk setiap topik yang dibahas, Maryati sudah mempersiapkan hadiah kecil. Yang mendapatkannya adalah Yoko, pak Tony, bu Vera, Ambar, dan Susi. Acara sharing atau renungan kecil ini ternyata menarik bagi seluruh rekan, dan diharapkan dapat terus berjalan, dan dipimpin bergantian oleh setiap pelayan.
Acara arisan berikutnya akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Agustus 2007, dan disepakati bertempat di rumah pak Tony.

Tujuh Sabda Terakhir Yesus di Salib

Sabda 1 : “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34)

Yesus dikhianati, ditinggalkan, dihina, dianiaya; namun demikian Dia masih sanggup untuk memohon kepada BapaNya untuk mengampuni orang-orang yang bertanggungjawab atas penderitaanNya.
Kata “Ampunilah” menyelamatkan kekejaman yang dahsyat dan penuh kebencian
Pengampunan adalah sesuatu y ang sangat mahal. Amat sangat mudah untuk memberikan semacam pengampunan bila kita dilukai tidak serius. Akan tetapi pengampunan yang sesungguhnya adalah suatu pengampunan yang sungguh keluar dari hati untuk membiarkan berlalu kepedihan dan kebecian apabila kita telah menjadi korban luka serius yang dibuat oleh orang lain.
Pengampunan adalah jalan satu-satunya menuju kepada perdamaian dalam suatu dunia yang ditandai dengan penghinaan, kelalaian, kekerasan dan dendam.
Yesus memohon pengampunan bagi tentara-tentara Roma, penguasa Roma, imam-imam kepala dan pemimpin rakyat serta seluruh rakyat.
Yesus memberikan teladan bagi kita untuk mengampuni orang-orang yang sudah bersalah kepada kita. Ampunilah mereka seperti Yesus pun mengampuni orang yang telah menyakitinya.
Dalam membina relasi dengan Allah : bila anda merasa Allah telah menyakiti anda, ampunilah Dia, dan terlebih penting anda juga minta ampun pada Nya.
Dalam membina relasi dengan sesama, terutama di dalam keluarga : ampunilah suami / istri, anak, mantu / mertua, kakak, orang tua, teman sekantor dll
Dalam pemberdayaan ekonomi : ampunilah rekan bisnis yang telah menipu anda.
Mohon ampunlah pada Dia sekarang, serahkan semua beban anda padaNya.


Sabda 2 : “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43)

Pada penjahat yang mengkui kesalahannya (“kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang stimpal dengan perbuatan kita” – Luk 23:41), Yesus segera memberi keselamatan. Segeralah bertobat dan akui kesalahanmu.

Kata-kata Yesus kepada penjahat tersebut meyakinkan kita bahwa betapapun gelap dan susah hidup kita, kita tidak pernah kehilangan pengharapan. Kita dapat berpaling kepada Dia yang menjanjikan Firdaus kepad penjahat yang bertobat, dan kita pun tahu bahwa janji yang sama ditujukannya kepada kita.

Sabda 3 : “Ibu inilah anakmu” – “Inilah ibumu” (Yoh 19:26-27)

Menjelang kematiannya, Yesus menyerahkan ibunya (Bunda Maria) kepada murid yang sangat dikasihinya. Hal ini menunjukkan walaupun Yesus wafat tetapi Ia sudah memberikan ibuNya sebagai ganti untuk memelihara murid-muridNya.
Siapakah murid yang dikasihinya itu ? Murid itu termasuk kita semua yang dikasihi Yesus. Saat itu juga Yesus menyerahkan ibuNya kepada perlindungan murid yang dikasihiNya.


Sabda 4 : " Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku” (Mat 27:46)

Pada saat-saat terakhir menjelang ajalNya, Yesus berteriak menggeliat mengucapkan kata-kata yang paling ngeri dan menakutkan ini.
Yesus ditinggalkan para muridNya, rakyat yang memuja-muja Dia sebelumnya kini juga melecehkan dan menghinaNya. Bahkan Ia merasa BapaNya pun seolah-olah menyembunyikan wajahnya.
Dalam penderitaan Yesus memilih kata-kata dari Maz 22 ini. Mazmur ini tidak berakhir dalam keputusasaan, melainkan dalam kemenangan dan pembebasan. Karena bagi Yesus, doa terakhir ini adalah suatu ungkapan dari iman, dan bukannya kepedihan atau putus asa.
Dalam menanggung konsekuensi dari dosa-dosa umat manusia, Yesus mengalami akibat dosa yang paling buruk, yaitu pengalaman manusia ditinggalkan Allah. Namun sebenarnya Allah tidak pernah meninggalkan Yesus, dan Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Sabda 5 : “Aku haus” (Yoh 19:28)

Secara fisik, memang Yesus merasa amat sangat haus, dan didera kekeringan selama bergulat dengan maut. Semua dilakukan Yesus untuk memenuhi nubuat para nabi seperti yang tertulis dalam Maz 69:22 : “Dan pada waktu aku haus, mereka memberikanku minum anggur asam”. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus telah menyelesaikan tugasNya di atas bumi.

Di taman Getsemani, Yesus berdoa “Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu ?” (Yoh 18:11).
Memenuhi kehedak Bapa adalah kehausanNya. Cawan yang harus diminumnya adalah kematian yang menyelamatkan kita.
Dan di atas salib, Yesus ditetapkan untuk minum dari cawan kematianNya.

Kehausan Yesus di atas salib, hendaknya juga menjadi kehausan kita. Apa kehausan yang paling menggetirkan dalam hidup kita ? Agar tidak haus datanglah pada Yesus, karena Ia telah berbicara dengan wanita Samaria di tepi sumur Yakob :”Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya”. Air yang Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancarkan sampai kepada kehidupan kekal (Yoh 4:14).
Allah sendirilah yang dapat memuaskan kehausan kita yang paling dalam. Marilah kita merasa haus akan rahmat, akan belas kasihan dan suka cita, karena pancaran mata air adalah cinta Allah di dalam kita.

Sabda 6 : “Sudah selesai” (Yoh 19:30)

Sabda terakhir dalam Injil Yohanes bukanlah suatu teriakan karena siksaan / penganiayaan atau penolakan, melainkan suatu teriakan / pekik kemenangan. Kata “telah selesai” berarti “sempurna / tuntas”. Artinya Yesus telah menunaikan tugasNya didunia (untuk membawa keselamatan bagi umat Allah) secara penuh, secara sempurna.
Menyerahkan rohNya berarti “mempersembahkan, menyerahkan, mempercayakan”. Yesus mati, dan Ia mempercayakan RohNya kepada komunitas baru yang dibentukNya di bawah salib, yaitu Gereja. Pada saat Yesus wafat, lahirlah Gereja.
Pandangan Yesus yang meyakinkan tentang kematianNya sediri sebagai pemenuhan dan kelengkapan seluruh hidupNya, kiranya dapat mengilhami dan mendorong kita untuk hidup dan mati dengan cara yang sama, sehingga pada ajal kita dapat tersenyum, sementara orang di sekitar kita menangis.

Sabda 7 : Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaKu” (Luk 23:46)

Kata-kata ini diucapkan Yesus dalam bentuk doa yang diambil dari Maz 31. Walaupun dalam sakratul muat, Ia memberi kesaksian mengenai kuasa Allah yang menolong. Ia wafat penuh kepercayaan dan pasrah menyerahkan hidupNya ke dalam tangan Bapa.
Sabda Yesus ini merupakan bagian dari doa malam tradisional Gereja. Setiap malam kita menyerahkan roh kita kepada Allah.

Rabu, 04 Juli 2007

Pedoman Kekudusan


LAKUKAN (DO)

Jadilah SANGKULI (Sangkal Diri, Pikul Salib, Ikuti Yesus) - lihat Mat 16:24
Perbanyak DUIT (Doa, Usaha, Iman dan Takwa)
Gunakan (prinsip) PUTIH (mamPU Terus mengasIHi)
Perbanyak penggunaan DOKAR (Doa dan Karya)
Selalu Ramah

JANGAN LAKUKAN (DON’T)

Menyukai DUKUN (Duit, Kuasa, dan Nikmat)
Mengutamakan DANGDUTAN (Daging, Dunia dan Setan)
Menyukai HARTAWAN (Harta, Tahta dan Wanita)
Selalu SENDU (Senang Duit)
Menyukai (warna) HITAM (Hina Terhadap Musuh)  atau MERAH (Membuat Marah)
Menggunakan (prinsip) SEDAN (Selalu Dunia Akhirat Nanti) atau MOBIL (Materi, Otoritas, Bisnis dan Ilmu)
Suka Marah

Acara PD Bulan Juli 2007

Kami mengundang anda untuk hadir pada acara PDPKK St. Maria Fatima untuk bulan Juli, yaitu :

   Tgl                        Acara                                 Pembicara
04 Juli   Cara mendoakan org sakit        Achsen Gumelar
11 Juli   Misa Penutup Seminar               Rm. AHY Sudarto
18 Juli   Sharing Iman                             Petrus Irianto
25 Juli   Renungan                                   Berman Ali

Persekutuan doa diselenggarakan setiap hari Rabu, jam 18.00 – 20.00, bertempat di aula SD Regina Pacis Bogor.

Selasa, 03 Juli 2007

PDPKK Santa Maria Fatima Bogor


PDPKK Santa Maria Fatima merupakan salah satu persekutuan doa karismatik katolik yang ada di kota Bogor; usianya sudah 13 tahun lebih. Tepatnya dibentuk pada tanggal 20 Mei 1994.
Saya tergabung dengan PD doa ini sejak pertengahan 1997. Jadi sudah 10 tahun ... (belum terlalu lama juga yah ...). Tetapi disini saya sudah mengalami berbagai hal yang terkait dengan pertumbuhan iman Katolik. Saya mengalami lahir baru melalui Seminar Hidup Baru dalam Roh (sekarang disebut Seminar Hidup dalam Roh) yang diselenggarakan PD ini pada bulan April - Juni 1997.

Saat ini yang menjadi koordinatornya adalah sdr. Mariska Haryadi, yang lebih dikenal dengan sebutan Pipin. Pengurus harian PD St. Maria Fatima periode 2007-2010 selengkapnya terlihat pada foto di atas, yaitu :
baris atas :  Petrus I (bendahara I), Hermawan (wakil koord I), Hari (wakil koord II)
baris bawah : Maryati (sekretaris I), Pipin (koordinator), Arie (bendahara II)
salah satu pengurus yang tidak kelihatan adalah Marina selaku sekretaris II.
Team pelayan berjumlah sekitar 38 orang, dan setiap persekutuan dihadiri oleh rata-rata sekitar 80 orang. Persekutuan dilaksanakan setiap hari Rabu jam 18 - 20 di aula SD Regina Pacis Bogor.

PD St Maria Fatima saat ini sedang menyelenggarakan seminar Cara Mendoakan Orang Sakit, dan Hari Rabu besok, tanggal 4 Juli 2007  pengajarnya adalah Bapak V. Achsen Gumelar. Minggu depan akan ditutup dengan misa oleh Rm. AHY Sudarto, Pr.,  yang juga merupakan moderator PD.

Buah-buah Roh Kudus

Bila kita memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan, maka kehidupan kita akan menghasilkan buah. Buah tersebut adalah buah-buah Roh Kudus seperti yang tertulis dalam Galatia 5 : 22-23.
Buah Roh ada sembilan, yaitu Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, keSabaran, keMurahan, keBaikan, keSetiaan, keLemahlembutan dan Penguasaan Diri.
Untuk menghapal ke-sembilan buah Roh tersebut, maka saya membuat jembatan keledai :
KASUT DARA SAMURAI SELEMBUT SADRI.

KAsih
SUkaciTa
DAmai sejahteRA
keSAbaran
keMURahan
kebAIkan
keSEtiaan
kelemahLEMBUTan
penguaSAan DiRI

Mudah-mudahan bermanfaat, sehingga anda dapat mengingat buah-buah Roh dengan cepat, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana membina relasi pribadi denganNya, sehingga bolehlah kehidupan kita menghasilkan buah-buah tersebut. Amin !

Buku Discernment

Pada hari Sabtu lalu, tanggal 30 Juni 2007 diselenggarakan program pengayaan bagi seluruh guru Evangelisasi se Keuskupan Bogor yang diselenggarakan di Kampus Triguna, Jln. Siliwangi 97 Bogor. Materi pengayaan disampaikan oleh ibu Monica Maria Meifung, yang merupakan Kepala Sekolah Shekinah, dan Ketua Bidang Evangelisasi BPK PKK KAJ. Materi yang disampaikan beliau dapat dilihat pada posting berikut.

Saat itu seluruh peserta mendapatkan sebuah buku dari panitia (sebetulnya membeli lho ...) yang berjudul DISCERNMENT : Karunia membeda-bedakan roh. Buku ini ditulis oleh dua orang pastor terkenal, yaitu L. Sugiri v.d. Heuver, SJ dan B. S. Mardiatmadja, SJ, dan diedit oleh Monica Maria Meifung.

Buku yang tidak terlalu tebal ini (hanya terdiri dari 60 halaman) merupakan materi kursus / retret Discernment, yang pada awalnya dikembangkan oleh Past Sugiri. Karena cikal bakalnya telah menjadi pegangan bagi ribuan umat pesert retret/kursus Discernment, maka buku ini relatif sudah lengkap, dan memberikan pengajaran secara komprehensif. Pada akhir setiap bab terdapat beberapa pertanyaan yang dapat digukan untuk kelompok sharing peserta retret/kursus.

Bila ada yang ingin mendapatkan buku ini, kiranya dapat segera menghubungi Komunitas Awam Putri Sion di nomor 021 -  3928251 atau melalui email belovedpeacock@yahoo.com. Marilah kita menggunakan buku ini sehingga kita dapat mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan suara hati Tuhan, bukan menurut setan ataupun diri kita pribadi.
Selamat membaca dan mempelajarinya !!!

Senin, 02 Juli 2007

Tujuan Evangelisasi Katolik

Mungkin banyak orang, terutama  yang bukan beragama Katolik, mengira bahwa kegiatan Evangelisasi yang dilakukan Gereja Katolik adalah program pengKatolikan atau Kristenisasi. Hal ini merupakan suatu kesalahan besar. Hal ini pun tidak dipahami oleh sebagian besar peserta kursus evangelisasi, termasuk saya sendiri waktu pertama kali mengikutinya pada tahuan 2000 di Shekinah.

Evangelisasi Katolik berbeda dengan program Evangelisasi yang dilakukan oleh gereja Kristen lainnya. Seperti yang tertulis di halaman 3 dari buku Misi Evangelisasi, tujuan dari evangelisasi adalah pertobatan. Evangelisasi boleh dilakukan kepada siapa saja (dengan agama apa pun), tetapi dengan sasaran utama adalah untuk mempertobatkan ybs. Bila dia umat Islam, maka setelah mendapat pemberitaan Kabar Baik, ia kembali menjadi umat Islam yang taat melaksanakan shalat lima waktunya kembali. Bila ia orang Budha, Hindu, atau agama apa pun, maka diharapkan ia kembali taat melaksanakan seluruh ibadat agamanya masing-masing.

Bila ada peserta kursus Evangelisasi yang waktu melakukan kunjungan rumah, program wajib yang harus dilakukan setiap peserta kursus evangelisasi, diajak berdebat oleh tuan rumah yang beragama lain, maka sebaiknya peserta Evangelisasi segera mohon diri dan tidak melakukan perdebatan. Dalam beragama, tidak perlu ada perdebatan, karena pasti tidak akan ada akhirnya, karena dasar iman agama masing-masing kan berbeda ... Agama bukan untuk diperdebatkan, tetapi penting untuk memahami agama orang lain dan menghormatinya.

Evanglisasi ini merupakan tugas dan Amanat Agung bagi semua umat Katolik seperti yang tertuliskan dalam Matius 28:18-20.

Pengajar Evangelisasi

Setelah mengikuti Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP) di Shekinah tahun 2000, maka satu tahun kemudian saya mengikuti Trainers Course untuk menjadi Guru Evangelisasi yang dilaksanakan di Bogor. Waktu itu pendidikan dilaksanakan di SMP Budi Mulia Bogor (yang peminjaman tempatnya di atur oleh Bapak Harwanto, salah seorang peserta TC yang mantan guru SMP BM), dan diikuti oleh 11 orang peserta, dua diantaranya wanita, yaitu Lisa dari Sukabumi dan ibu Maxima dari Bogor. Seluruh pengajar TC adalah guru-guru senior dari Shekinah.

Setelah mengikuti TC selama hampir 3 bulan, maka kesempatan mengajar Evangelisasi pertama kali dilakukan ternyata bukan di Keuskupan Bogor sendiri, tetapi ... di Keuskupan Semarang. Waktu itu empat orang pengajar Evangelisasi hasil TC bersama dengan Pak Achsen Gumelar, yang menjadi koordinator kegiatan ini, berangkat ke Semarang setiap Jumat malam dan kembali Minggu siang selama empat minggu berturut-turut. Setiap berangkat cukup empat orang guru, jadi ada satu yang tidak berangkat. Saya sendiri hanya berangkat pada minggu ke 2 dan ke 3.
Sungguh suatu pengalaman pelayanan mengajar yang sangat menyenangkan karena perjalanan rata-rata ditempuh dalam waktu 8 sampai 10 jam dengan mengendarai kendaraan pribadi dengan supir bergantian. Oh yah yang berangkat ke Semarang itu adalah M. Roman Gintings, T. Alen, ibu Maxima, Achsen Gumelar dan saya sendiri D. Agus Goenawan. 
Peserta kursus Evangelisasi saat itu di Semarang ternyata cukup banyak, mungkin lebih dari 150 orang).

Pengalaman mengajar evangelisasi pertama ini sungguh menyenangkan dan berkesan. Waktu itu karena proses Evangelisasi tidak terjadwal seperti di Jakarta, seminggu dua kali pertemuan, sehingga satu bab dapat diselesaikan, sehingga kami semua pengajar harus siap untuk mengajar bab yang dibahas minggu itu. Tentu saja sebelumnya sudah diatur penjadwalannya oleh Bapak Achsen.

Selama di Semarang, kami disambut dan dilayani dengan baik oleh Ibu Wirawan selaku Koordinator BPPKK Keuskupan Semarang. Terimakasih bu ...
Pengalaman mengajar evangelisasi inilah yang mengawali langkah saya dan teman-teman untuk mengajar evangelisasi berikutnya di rumah sendiri di Keuskupan Bogor.