Kamis, 29 November 2007

Buah-buah Roh : KASUT DARA SAMURAI SELEMBUT SADRI

Orang yang selalu bersandar pada Tuhan akan menghasilkan buah-buah (band Yoh 15:5), yaitu buah-buah Roh seperti yang tertulis dalam Gal 5:22-23. Agar mudah diingat, maka saya menyingkat ke sembilan buah Roh tersebut menjadi :
KASUT DARA SAMURAI SELEMBUT SADRI

  • KASUT : KAsih - SUkaciTa
  • DARA : DAmai sejahteRA
  • SAMURAI : keSAbaran - keMURahan - kebAIkan
  • SELEMBUT : keSEtiaan - keLEMahlemBUTan
  • SADRI : penguaSAan DiRI


Catatan :
Tentang buah Roh juga sudah ada di artikel pada bulan Juli 2007

Kepemimpinan berdasarkan Buah-buah Roh

Berikut tips untuk kepemimpinan (terutama kepemimpinan personal) dalam membentuk karakter yang kuat, diambil dari manual terlengkap kepemimpinan (Gal 5:22-23) :


  • CINTA KASIH. Orang yang belajar mengasihi adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginan untuk mementingkan diri sendiri demi kasihnya kepada sesama


  • SUKACITA. Orang yang berusaha bersukacita adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah larut dalam kegagalan. Orang yang bersukacita punya semangat dan kekuatan untuk mewujudkan impiannya (Rm 12:12)


  • DAMAI SEJAHTERA. Orang yang menjaga hatinya tetap damai sejahtera adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah tergoyahkan dan terombang-ambingkan. Ketenangan memampukannya untuk berpikir jernih di dalam menyikapi dan mengambil keputusan dlm segala keadaan (Ams 15:13)


  • KESABARAN. Orang yang blajar bersabar adalah orang yang kuat karena ia sanggup menanggung segala sesuatu dan tidak dendam ketika disakiti. Orang yang sabar akan melihat pertolongan Tuhan yang selalu tiba tepat pada waktuNya. Kesabaran akan mencegah kakinya dari kesalahan yang fatal (Pkh 10:4)


  • KEMURAHAN. Orang yang belajar murah hati adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesama. Kemurahan hatinya membuat tangan Tuhan terulur menolongnya (Mat 5:7)


  • KEBAIKAN. Orang yang belajar berbuat baik adalah orang yang kuat karena ia selalu mampu berlaku baik bagi semua orang (Rm 12:21)


  • KESETIAAN. Orang yang belajar setia adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya secara pribadi demi kesetiannya (Ams 25:13)


  • KELEMAH LEMBUTAN. Orang yang belajar lemah lembut adalah orang yang kuat karena kelembutan mampu memadamkan dendam dan panas hati (Ams 15:1)


  • PENGUASAAN DIRI. Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat karena ia bisa mengendalikan nafsu kedagingannya. Penguasaan diri akan menghasilkan ketekunan dan kesalehan dalam jiwanya (2 Ptr 1:6)

Rabu, 28 November 2007

Cara Praktis Mengasihi Allah

Untuk mengasihi Allah dengan benar, maka kita harus mewujudkan dalam berbagai bentuk berikut :

  1. Memiliki doa pribadi yang teratur
    Luk 18:1b … mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
  2. Melakukan doa bersama
    Mat.18:19-20 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
  3. Aktif dalam komunitas
    Kis.2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
  4. Membaca dan merenungkan Kitab Suci secara teratur
    Mat.4:4 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
  5. Memberikan persembahan dengan tulus
    Kis.4:32b . . . tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
  6. Menyediakan waktu untuk pelayanan
    Mat.20:26 . . . Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
  7. Menyertakan Allah dalam pengambilan keputusan
    Yoh.15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

(disarikan dari bahan BCM Sessi 1)

Sepuluh Anjuran

  1. Bencilah dosamu, tapi jangan pernah membenci dirimu.
  2. Cepatlah untuk menyesali kesalahan.
  3. Apabila Tuhan memberimu terang, berjalanlah di dalam terang-Nya itu.
  4. Berhentilah mengatakan hal-hal yang buruk tentang dirimu sendiri. Tuhan mencintaimu dan tidaklah benar jika kamu membenci sesuatu yang Dia cintai. Dia mempunyai rancangan-rancangan yang indah bagimu, jadi kamu melawan-Nya jika kamu berbicara secara negatif mengenai masa depanmu sendiri.
  5. Janganlah takut untuk mengaku bahwa kamu telah berbuat kesalahan, tapi janganlah selalu berprasangka bahwa kamulah yang salah setiap saat ada yang tidak benar.
  6. Jangan terlalu memikirkan apa yang sudah kamu lakukan, baik yang benar maupun yang salah; itu sama dengan memikirkan terus diri sendiri! Pusatkanlah pikiranmu kepadaNya!
  7. Jagalah dirimu sendiri secara fisik. Manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya apa yang Tuhan telah berikan padamu demi tugasmu, tapi janganlah menjadi terobsesi dengan penampilanmu.
  8. Janganlah berhenti untuk belajar tapi jangan sampai ilmu itu membuat kamu sombong. Tuhan memakai kamu bukan karena apa yang ada di dalam kepalamu melainkan karena apa yang ada di dalam hatimu.
  9. Sadarilah bahwa setiap talentamu adalah anugerah, bukanlah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri; jangan pernah merendahkan orang lain yang tidak sanggup melakukan apa yang kamu dapat lakukan.
  10. Janganlah meremehkan kelemahan-kelemahan dirimu... merekalah yang membuat kamu tetap tergantung pada Tuhan.

(dari Milist Doa-satu-menit, Senin, 29 Oktober 2007)

Bahasa Roh dan Pujian

Seksi Litbang BPN PKK Indonesia telah menyebarkan kuesioner kepada para (calon) Moderator peserta Modernas 3 (Moderatores Nasional) pada bulan Maret 2007 di Sawangan.

Salah satu temuan yang diperoleh dari hasil survei tersebut adalah :
- Dua faktor yang masih dianggap asing oleh para Moderatores terhadap Pembaharuan Karismatik Katolik adalah Bahasa Roh dan Pujian.
- Kedua hal tersebut diungkapkan oleh 20 responden dari 40 responden yang mengisi (50%).

Tuhan Yesus Setia dan Bukan Pemaksa

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Coba anda lihat gambar di samping yang memperlihatkan Tuhan Yesus sedang mengetuk pintu rumah orang Yahudi. Lihat ternyata pintu rumah orang Yahudi tidak memiliki grendel di bagian depannya, sehingga tamu/pendatang tidak dapat membuka pintu rumah dari depan, dan masuk dengan bebas ke dalam.

Dalam Why 3:20 dikatakan bahwa bila ada orang yang mendengar dan membukakan pintu, maka Tuhan Yesus akan masuk, duduk dan makan bersama dengan orang itu. Sekarang marilah kita lihat apa yang terjadi bila pintu tidak ada yang membukakan. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu :
Tuhan Yesus mendobrak untuk masuk ke dalam.
Tuhan Yesus pergi, karena tidak ada yang membuka.
Tuhan Yesus terus mengetuk sampai ada orang yang mendengar.

Alternatif pertama, tidak akan dilakukanNya, karena manusia memiliki kebebasan, dan Allah tidak akan memaksakan kehendakNya pada manusia. Alternatif kedua juga tidak dilakukanNya, karena Dia adalah Allah yang setia. Tuhan Yesus tidak seperti yang digambarkan Bimbo dalam lagu Tuhan, yang berbunyi :”Aku dekat Engkau dekat, aku jauh, Engkau jauh”. Menurut iman Kristen, bila kita jauh karena berdosa, maka Allah tetap setia, bahkan Ia selalu mendekati/menghampiri kita.


Dia akan terus menanti dengan setia. Jadi yang dilakukan Tuhan Yesus adalah alternatif ke tiga.

Filsafat Fatalisme

Filsafat Fatalisme menyatakan bahwa manusia tidak perlu berpartsipasi apa-apa dalam menentukan jalan hidupnya. Segala sesuatu dalam hidup ditentukan secara mutlak oleh Tuhan, termasuk kecelakaan dan penderitaan kita.

Prinsip di atas tidak sesuai dengan iman Kristen, seperti yang tertulis dalam Rom 8:28 : Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan turut bekerjasama dengan manusia untuk menentukan jalan hidup seseorang.

Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, dan Tuhan tidak pernah memaksa kehendakNya. Dalam Why 3:20, Tuhan Yesus hanya mengetuk pintu; bila ada yang mendengar dan membukakannya, maka Ia akan masuk dan makan bersama pemilik rumah. Bila tidak dibukakan, maka Tuhan Yesus tidak akan mendobrak untuk memaksakan kehendaknya.

Minggu, 04 November 2007

Seminar Iman Katolik

Pada umumnya umat Katolik belum mengenal imannya sendiri (mudah-mudahan pendapat saya ini salah ...), karena itu pada bulan November 2007 ini, PDPKK Santa Maria Fatima akan menyelenggarakan seminar Iman Katolik setiap hari Rabu, mulai tanggal 7 November 2007 selama empat minggu berturut-turut, sampai dengan tanggal 28 November 2007. Seminar ini akan diselenggarakan di Aula SD Regina Pacis, jln. Ir. Haji Juanda Bogor, mulai jam 18.00 sampai dengan jam 20.00. Biaya untuk mengikuti seminar itu hanya Rp. 20.000.

Adapun jadwal seminar selengkapnya adalah sebagai berikut :

  • Tgl. 07 Nov, Rm. Sumardiyo, Pr. akan membahas mengenai Iman & Moral Katolik: aborsi, kontrasepsi, kloning, homoseksual dll.
  • Tgl. 14 Nov Nov, Rm. Darmin Embula, OFM akan membahas tentang Sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik, peran Roh Kudus
  • Tgl. 21 Nov, Rm. Driyanto, Pr. akan mengupas tentang Hirarki dan Tradisi dalam Gereja Katolik
  • Tgl. 28 Nov, Rm. Haruno, Pr. akan mengupas tentang Devosi dan Sakramentali

Sang Kuli Cegah Dangdutan

Judul di atas bukan berarti ada seorang kuli yang menolak acara dangdutan di kampungnya, tetapi cara untuk mengatasi kedosaan yang ada dalam diri kita.

Yang dimaksud dengan dangdutan disini adalah daging, dunia dan setan, yaitu tiga hal yang sering membuat kita berdosa dan menjauh dari Tuhan. Daging adalah segala keinginan buruk yang ada dalam diri manusia, misalnya nafsu sex, marah, ingin makan saat puasa dll. Bila kedagingan berasal dari dalam diri kita, maka dunia adalah godaan yang berasal dari sekeling kita. Misalnya anda adalah seorang yang jujur dan melakukan bisnis dengan benar, tetapi saat anda mengetahui tetangga yang berbisnis tidak jujur telah membeli mobil baru, maka timbul keinginan mengapa anda tidak melakukan tindakan seperti dia saja sehingga dapat cepat kaya. Setan adalah kuasa kegelapan yang selalu menggoda manusia agar jatuh dalam dosa. Godaan setan membuat kita melupakan Tuhan, dan datang ke dukun, ke Gunung Kawi agar cepat kaya, memasang susuk dll.

Untuk mengatasi dangdutan, Yesus mengajarkan dalam Luk 9:23 dan Mat 16:24 : “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Itulah yang saya namakan sangkuli (sangkal diri, pikul salib dan ikuti Yesus). Menyangkal diri berarti menahan kedagingan, sehingga kita dapat menahan nafsu sex, keinginan marah dan lain-lain. Pikul salib berarti kita siap menderita karena kita adalah orang Kristen (pengikut Kristus), dan Ikuti Yesu berarti selalu siap meneladani perbuatan Sang Guru, terutama untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama.

Karena itu tugas kita adalah menjadi sang kuli yang mampu mengatasi dangdutan. Berserahlah kepada Dia, maka kita mampu melakukan hal tersebut.

Kaderisasi di PDPKK St. Maria Fatima

Tahun 2007 ini PDPKK St. Maria Fatima berhasil melakukan kaderisasi terhadap pelayan-pelayan yang baru. Semua itu dapat terwujud semata-mata karena peran serta Tuhan dalam persekutuan doa kami.

Selama tahun ini, kami telah menghasilkan 3 orang WL (Worship Leader) baru, yaitu Nana, Ari dan Bowo, yang telah tampil sekitar dua kali. Selain itu kami juga coba untuk ‘mencetak’ beberapa orang pewarta awam, yaitu :
(1) Petrus Irianto yang sedang mengikuti KPKS (Kursus Pendidikan Kitab Suci) St. Petrus di Jakarta, dan sudah memasuki tahun ke tiga. Ia sudah mendapat kesempatan untuk tampil di PD saat memimpin sharing Kitab Suci.
(2) Amanda, WL senior yang berpotensi untuk menjadi pewarta. Ia sudah sekitar 3 kali tampil membawakan renungan di PD sejak akhir tahun lalu.
(3) Maryati, sekretaris PD, yang sering membawakan renungan singkat dalam berbagai pertemuan para pelayan, misalnya rapat dan arisan PD. Ia telah tampil membawakan renungan pada bulan September 2007 dengan ‘bertandem’ bersama Pak Agus.
(4) Toto, yang baru saja membawakan renungan pada tanggal 31 Oktober 2007. Ia dibimbing oleh pak Alen, yang merangkum dan menutup renungan Toto.
(5) Marina, guru SMA RP dan juga pengajar KEP Bogor. Ia akan mulai memberikan renungan pada awal tahun 2008. Ia akan dibimbing oleh Pak Agus.

Mudah-mudahan pada tahun yang akan datang semakin banyak pelayan yang mulai berkarya dalam bidang-bidang baru sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan. Terimakasih Tuhan Yesus atas seluruh penyertaanMu di PD kami, biarlah semuanya ini juga bermanfaat bagi seluruh umatMu. Amin.

Temu Pastoral 2007 Keuskupan Bogor

Pada tanggal 24 sampai dengan 27 Oktober 2007, Keuskupan Bogor menyelenggarakan Temu Pastoral (Tepas) di Lembah Karmel Cikanyere, yang diikuti oleh sekitar 400 orang. Seluruh peserta merupakan utusan dari berbagai paroki, yayasan, kelompok kategorial, lembaga hidup bakti, termasuk juga seluruh pastor yang berkarya di Keuskupan Bogor.

Tepas ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari Sinode Keuskupan Bogor pertama yang diselenggarakan pada tahun 2002. Dalam Tepas, Keuskupan Bogor memotret dirinya sendiri untuk melihat sejauh mana penerapan hasil Sinode 2002, dan bagaiman kebijakan pastoral selanjutnya untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012.

Hari pertama, acara dibuka dengan Misa Pembukaan di Gereja kecil, yang dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM beserta dengan seluruh pastor yang hadir (sekitar 50 orang). Setelah makan malam, acara dilanjutkan dengan paparan Uskup mengenai potret diri Keuskupan Bogor, serta pemaparan hasil survei oleh Bapak Sugiharto selaku Ketua Tim Sebelas yang menyelenggarakan survei tersebut.

Hari kedua diawali dengan doa dan misa pagi pada jam 5.45. Setelah makan pagi, dipaparkan kerangka kebijakan Keuskupan Bogor untuk tahun 2007 – 20012 oleh Bapak Uskup dan team. Acara berikutnya adalah pemaparan hasil survei oleh lima anggota team sebelas untuk kelima bidang yang akan dibahas, yaitu koinonia (persekutuan), kerygma (pewartaan), diakonia (pelayanan), martyria (kesaksian), dan liturgia (peribadatan). Sore harinya setelah istirahat seluruh peserta masuk ke dalam kelompok berdasarkan bidang yang telah ditentukan untuk memberikan masukan mengenai kebijakan pastoral Keuskupan Bogor. Kelompok I koinonia dipimpin oleh D. Agus Goenawan, kelompok II kerygma dipimpin oleh M. Roman Gintings, kelompok III Liturgia dipimpin oleh Bambang Koryanto, kelompok IV Diakonia dipimpin oleh Sr. Rosali, OSF, dan kelompok V Martyria dipimpin oleh Sr. Marietta, SFS.

Pemaparan hasil diskusi kelompok setiap bidang, dilakukan oleh ketua kelompok masing-masing dilakukan pada hari ketiga mulai dari pagi sampai siang. Sore harinya dipresentasikan Rumusan Kebijakan Pastoral 2007-2012 oleh Rm. Y. Driyanto dan Bapak B. Sugiharto. Dan pada sessi malam hari disampaikan kerangka dasar implementasi tindak lanjut Temu Pastoral oleh Bapak Pius Ketaren.

Setelah ibadat dan makan pagi, acara hari keempat diisi dengan pesan dan kesan, serta foto bersama Bapak Uskup. Kemudian dilanjutkan dengan Misa Pengutusan yang dipimpin oleh Uskup dan diawali dengan tarian Sunda yang sangat menarik dari siswa/siswai SMP/SMA Regina Pacis Bogor. Acara diakhiri dengan makan siang bersama.

Sekitar jam 13 lewat, para peserta Tepas 2007 mulai berangkat ke tempat asal masing-masing dan merekalah yang akan menjadi pelopor untuk menerapkan Kebijakan Pastoral Keuskupan Bogor 2007-2012.