Sabtu, 13 Oktober 2007

Tahap Pembinaan Karismatik Katolik

Kegiatan seminar yang diselenggarakan Pembaharuan Karismatik Katolik banyak sekali, tetapi sebagian besar dari kita tidak mengetahui urutan-urutannya dengan baik. Urutan tersebut tentu saja bukan harga mati, tetapi menentukan tingkat-tingkat pertumbuhan kita semua dalam memahami Karismatik Katolik.

Kegiatan pembinaan Karismatik Katolik menurut Badan Pelayanan Nasional (BPN) Indonesia terdiri dari empat tahap, yaitu :

Tahap I (Dasar)
1. Seminar Hidup dalam Roh
2. Pertumbuhan

Tahap II
3. Dasar Kedewasaan Kristiani
4. Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
5. Persekutuan Doa Parokial (Ron Ryan)
6. Penyembuhan Luka Batin
7. Karunia-karunia Roh Kudus

Tahap III
8. Ketika Datang Bersama
9. Pujian dan Penyembahan

Tahap IV
10. Kursus Evangelisasi
11. Apolegetika
12. Pemuridan
13. Buah Roh
14. Self Image
15. Teknik Berkotbah
16. Mengunjungi Orang Sakit

Kunjungan Sahabat ke Ibu Nanny

Pada hari Rabu, 10 Oktober 2007, acara PD sudah libur, tetapi khusus untuk para pelayan diselenggarakan acara ‘Kunjungan Sahabat’ yang dikoordinir oleh Maryati, yaitu berupa kunjungan ke keluarga ibu Nanny, salah seorang pelayan PD yang menderita stroke pada tahun lalu. Kami berkumpul bersama untuk mendengarkan firman dan berdoa rosario.

Karena menjelang lebaran, maka banyak pelayan yang sudah memiliki acara masing-masing. Harry sibuk mengatur misa lingkungan, Ari sudah ada di Shanghai sore itu, Venny dan Susi tidak tahu jalan, Pipin masih repot dengan mertuanya yang baru pulang dari RS, pak Wong yang tiba-tiba tidak enak badan dll. Pelayan yang hadir adalah Maryati, bu Lanny, bu Vera, Emak, DAG, Gerry, pak Tonny dan istri (bu Eeng), dan Jie Liang, ditambah dengan bu Nanny, beserta dengan anak dan mantunya.

Acara dibuka dengan pujian yang dipimpin oleh Maryati, yang dalam kata pembukanya memohon maaf karena PD sudah lama tidak mengunjungi ibu Nanny. Acara dilanjutkan dengan renungan yang disampaikan DAG dengan bahan dari bacaan harian hari itu : Luk 11:1-4, yaitu mengenai doa Bapa Kami. Setelah DAG mengupas pengertian doa Bapak Kami kalimat per kalimat, dan bu Nanny memberikan sedikit kesaksian, acara dilanjutkan dengan doa Rosario.

Setelah selesai, kami berkumpul menikmati berbagai kue dan makanan yang dibawa oleh beberapa pelayan, dan ternyata banyak jenis makanan yang tersedia, mulai dari combro yang sangat pedas, sampai martabak manis dan martabak telor.

Semoga persekutuan ini memberikan semangat baru dan sukacita pada ibu Nanny dan juga keluarganya, dan kita percaya Tuhan Yesus selalu memberkati keluarga ibu Nanny.

Arisan PD September 2007

Hari Sabtu, 6 Oktober 2007, arisan PD, acara rutin setiap bulan, diselenggarakan di rumah Ari di kompleks VIP Bogor. Yang datang awal adalah sahabat-sahabat Ari dalam team pujian, yaitu Bowo sekeluarga (beserta istrinya Nana dan putrinya) serta Susi. Maryati segera bergabung pada jam 11.30.

Karena sudah lapar (tidak puasa boo …), tidak lama kemudian segera dibuka dengan makan siang setelah beberapa pelayan lain berkumpul. Saya sendiri datang jam 12 lewat bersama anak saya, Unggul, yang sebelumnya mengikuti pelajaran tambahan les drum di Purwacaraka. Kami langsung makan ayam goreng dan ikan gurame bakar yang telah tersedia di atas meja, lengkap dengan lalap dan sambalnya. Tidak lama kemudian datang pak Gerry, Frans, dan Edwin. Langsung dua kepala ikan gurame pindah ke piring pak Gerry, dan dilahapnya dengan semangat tinggi.

Setelah selesai, Maryati memimpin doa Koronko yang dipersembahkan bagi pak Tjatre, salah seorang pelayan yang baru saja dipanggil Tuhan Yesus, dan diakhiri dengan pengocokan arisan.

Walaupun ada beberapa pelayan yang berhalangan hadir, tetapi acara arisan ini berguna untuk memperat hubungan sesama pelayan.

Pak Tjatre Pulang Kampung ...

Manusia memiliki rencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Karena kuasaNya lah maka pada hari Jumat, 5 Oktober 2007, pada jam 5.30 pagi, pak Tjatre telah dipanggil pulang kembali ke rumah Bapa. Setelah sekitar 6 bulan, pak Tjatre menderita penyakit stroke, maka kini ia boleh meninggalkan semua penderitaannya di dunia ini. Satu hal yang istimewa adalah stroke tersebut menyerang pada saat pak Tjatre bertugas dalam upacara jalan salib pada masa Pra Paskah. Tiba-tiba ia terjatuh, dan terpaksa digotong ke gedung pastoran, dan kemudian dibawa ke rumah sakit.

Satu hal istimewa pada Misa Requim yang diselenggarakan pada jam 9.00 pagi itu juga, ternyata telah berkumpul banyak orang dari rukun, persekutuan doa dan relasi-relasi yang lain, termasuk juga dengan tetangga-tetangganya di kompleks militer Lawang Gintung. Karena rumahnya kecil, maka sebagian besar umat duduk di gang kecil depan rumahnya memanjang dari mulut gang masuk sampai ujung satunya lagi. Disini terlihat kerukunan beragama yang terwujud dengan baik, demikian juga dengan acara pemakaman yang akan dilakukan pada jam 13.00 yaitu setelah selesainya sholat Jumat, sehingga tetangganya yang beragama Islam dapat juga turut mengantar pak Tjatre ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Selamat jalan pak Tjatre, berbahagialah bersama Tuhan Yesus di Surga !

Jamahan Tuhan saat Adorasi

Acara PD terakhir sebelum libur lebaran adalah hari Rabu, 3 Oktober 2007 yaitu adorasi yang dipimpin oleh Rm. AHY Sudarto, Pr. Acara hari ini dimulai agak terlambat, karena layout ruangan diubah dulu yang semula sudah terisi kursi diganti dengan tikar. Karena beberapa pelayan yang termasuk dalam seksi perlengkapan sedang sibuk dengan pesanan kue kering menjelang lebaran, sehingga kurang koordinasi. Tikar di rumah ibu Irenne tidak ada yang mengambil, sehingga terpaksa jam 17.30 pak Gery dan Harry baru berangkat dari SD RP untuk mengambilnya.

Tetapi ternyata Allah bekerja dengan luar biasa pada acara adorasi tersebut, beberapa orang merasakan kehadiran Allah dengan mengalami resting saat Tubuh Kristus datang menghampirinya. Bahkan ada satu umat Pak Tony yang mengalami peristiwa luar biasa.
Sejak pujian penyembahan mulai dinaikkan oleh team pujian, pak Tony sudah mengalami jamahan Tuhan. Dia tidak dapat mengendalikan lidahnya sehingga keluar bahasa Roh. Ia mengungkapkan semuanya dalam kesaksiannya setelah acara selesai; saat itu ia mendengar suara Tuhan yang bertanya : “Apakah kamu percaya padaKu?” Dengan spontan ia menjawab :”Ya, saya percaya !”. Saat itu pun ia merasakan lidahnya terjulur keluar sampai habis, dan air liurnya bercucuran keluar tanpa dapat ditahan. Kemudian ia merasakan rahang dan giginya menggencet lidahnya tanpa terkendali, sehingga ia berpikir bahwa lidahnya akan putus. Setelah beberapa lama baru gencetan rahang tersebut mengendur dan ia dapat menarik lidahnya kembali.
Hal ini merupakan pengalaman keduanya, tetapi jauh lebih dahsyat daripada pengalaman pertama yang didapatnya waktu mengikuti Seminar Hidup dalam Roh di Cirebon.

Akhirnya Pak Tony mengatakan pada saat itu, seperti juga pengalaman pertamanya, hatinya sangat berbahagai, dan inginnya tersenyum terus. Nah inilah yang dinamakan S3 (Senyum Selalu Sendirian), tetapi tentu dengan kuasa Tuhan. Sungguh suatu pengalaman luar biasa yang memperkuat semua umat lain yang hadir saat itu.

Jumat, 12 Oktober 2007

Bapak Biasa Bicara di Hadapan Berapa Orang ?

Waktu bulan September, saya mendapatkan kesempatan untuk melayani umat Katolik di Pangkal Pinang, Pulau Bangka, bersama dengan Bapak Yoseph Tedjaindra, ketua BPN PKK (Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik) Indonesia selama 3 hari.
Pelayanan kami disana terdiri dari dua bagian, yaitu memberikan rekoleksi selama dua malam untuk para peserta Kursus Evangelisasi Pribadi, dan menguji peserta Trainers Course Misi Evangelisasi pada hari ketiganya.

Waktu sore hari pertama sebelum acara rekoleksi, ketika kami tiba di tempat parkir Gereja Katedral Pangkal Pinang, pak Teddy, Ketua BPPKK Bangka Belitung, bertanya kepada saya : “Pak Agus, Bapak biasa bicara di hadapan berapa orang ?”. Saya agak kaget juga mendengar pertanyaan tersebut, karena memang saya paling banyak baru bicara di hadapan sekitar 200 orang umat di Bogor pada salah satu acara seminar, yang sering sih paling di hadapan sekitar 60 orang.

Saya berpikir negatip, apakah pak Teddy meremehkan saya ? (padahal memang benar untuk acara rekoleksi atau retret saya baru sekali ini membawakannya, karena kepercayaan dan bimbingan pak Yoseph). Ternyata bukan itu maksudnya, pak Teddy mengatakan agar saya tidak kecewa karena peserta rekoleksi tidak banyak, hanya sekitar 20 orang saja. Dia juga menceritakan bahwa ada Hamba Tuhan dari gereja lain yang tidak mau melayani umat di Pangkal Pinang, karena waktu KKR yang akan dipimpinnya umat yang hadir tidak mencapai 500 orang. Saya dan pak Yoseph kaget mendengar hal itu, dan kami meyakinkan pak Teddy bahwa berapa pun yang hadir kami akan melayani mereka dengan sebaik-baiknya.

Puji Tuhan semua pelayanan di Pangkal Pinang dapat berjalan dengan lancar.

Acara PDPKK St Maria Fatima : September dan Oktober 2007

Acara Persukutan Doa Karismatik Katolik Santa Maria Fatima untuk bulan September 2007 adalah :

Tgl 05 Sept : Maryati Surya dan D. Agus Goenawan akan membawakan renungan dengan tema “Kepemimpinan Yesus” secara tandem.

Tgl. 12 Sept : Bapak Limamiguna dari KAJ, salah seorang pendiri PDPKK St. Maria Fatima akan membawakan renungan dengan tema “Pribadi yang Diurapi Tuhan”

Tgl. 19 Sept : Frederika Lisa dari Sukabumi akan membawakan renungan dengan tema “Menjadi Berkat bagi Sesama”

Tgl. 26 Sept : Ibu Maxima akan membawakan renungan dengan tema “Berserah pada Tuhan”


Sedangkan acara untuk bulan Oktober 2007 adalah :

Tgl. 03 Okt : Rm. AHY Sudarto, Pr. akan memimpin adorasi.

Tgl. 10 dan 17 Okt : libur Lebaran

Tgl. 24 Okt : Bapak Prof. Dr. Gerard Polla, MSc akan memberikan renungan dengan tema "Rahasia Menagih Janji Tuhan"

Tgl. 31 Okt : Bapak T. Alen dan Toto akan memberikan renungan secara tandem.

Persekutuan diselenggarakan setiap hari Rabu, jam 18.00 - 20.00 bertempat di Aula SD Regina Pacis, Jln. Ir. H. Juanda Bogor.

Apakah Masalahku Begitu Besar?

Jeffrey Chandra dalam lagunya yang berjudul “Yesusku Besar” menggambarkan dengan jelas bahwa :
1. Manusia sering mengeluh dan berkata :”Ya Tuhan, tolonglah aku, karena aku memiliki masalah yang besar !”
2. Tetapi kita memiliki Tuhan Allah yang maha besar, dan tiada masalah yang tidak dapat diselesaikanNya.
3. Kita juga memiliki Roh Kudus yang selalu mengingatkan dan membimbing kita untuk selalu percaya kepada Tuhan.

Karena itu marilah kita katakan :
“HAI MASALAH, (ENYAHLAH KAU) , KARENA AKU MEMILIKI ALLAH YANG BESAR !. YESUSKU BESAR !”