Kamis, 29 November 2007

Buah-buah Roh : KASUT DARA SAMURAI SELEMBUT SADRI

Orang yang selalu bersandar pada Tuhan akan menghasilkan buah-buah (band Yoh 15:5), yaitu buah-buah Roh seperti yang tertulis dalam Gal 5:22-23. Agar mudah diingat, maka saya menyingkat ke sembilan buah Roh tersebut menjadi :
KASUT DARA SAMURAI SELEMBUT SADRI

  • KASUT : KAsih - SUkaciTa
  • DARA : DAmai sejahteRA
  • SAMURAI : keSAbaran - keMURahan - kebAIkan
  • SELEMBUT : keSEtiaan - keLEMahlemBUTan
  • SADRI : penguaSAan DiRI


Catatan :
Tentang buah Roh juga sudah ada di artikel pada bulan Juli 2007

Kepemimpinan berdasarkan Buah-buah Roh

Berikut tips untuk kepemimpinan (terutama kepemimpinan personal) dalam membentuk karakter yang kuat, diambil dari manual terlengkap kepemimpinan (Gal 5:22-23) :


  • CINTA KASIH. Orang yang belajar mengasihi adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginan untuk mementingkan diri sendiri demi kasihnya kepada sesama


  • SUKACITA. Orang yang berusaha bersukacita adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah larut dalam kegagalan. Orang yang bersukacita punya semangat dan kekuatan untuk mewujudkan impiannya (Rm 12:12)


  • DAMAI SEJAHTERA. Orang yang menjaga hatinya tetap damai sejahtera adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah tergoyahkan dan terombang-ambingkan. Ketenangan memampukannya untuk berpikir jernih di dalam menyikapi dan mengambil keputusan dlm segala keadaan (Ams 15:13)


  • KESABARAN. Orang yang blajar bersabar adalah orang yang kuat karena ia sanggup menanggung segala sesuatu dan tidak dendam ketika disakiti. Orang yang sabar akan melihat pertolongan Tuhan yang selalu tiba tepat pada waktuNya. Kesabaran akan mencegah kakinya dari kesalahan yang fatal (Pkh 10:4)


  • KEMURAHAN. Orang yang belajar murah hati adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesama. Kemurahan hatinya membuat tangan Tuhan terulur menolongnya (Mat 5:7)


  • KEBAIKAN. Orang yang belajar berbuat baik adalah orang yang kuat karena ia selalu mampu berlaku baik bagi semua orang (Rm 12:21)


  • KESETIAAN. Orang yang belajar setia adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya secara pribadi demi kesetiannya (Ams 25:13)


  • KELEMAH LEMBUTAN. Orang yang belajar lemah lembut adalah orang yang kuat karena kelembutan mampu memadamkan dendam dan panas hati (Ams 15:1)


  • PENGUASAAN DIRI. Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat karena ia bisa mengendalikan nafsu kedagingannya. Penguasaan diri akan menghasilkan ketekunan dan kesalehan dalam jiwanya (2 Ptr 1:6)

Rabu, 28 November 2007

Cara Praktis Mengasihi Allah

Untuk mengasihi Allah dengan benar, maka kita harus mewujudkan dalam berbagai bentuk berikut :

  1. Memiliki doa pribadi yang teratur
    Luk 18:1b … mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
  2. Melakukan doa bersama
    Mat.18:19-20 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
  3. Aktif dalam komunitas
    Kis.2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
  4. Membaca dan merenungkan Kitab Suci secara teratur
    Mat.4:4 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
  5. Memberikan persembahan dengan tulus
    Kis.4:32b . . . tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
  6. Menyediakan waktu untuk pelayanan
    Mat.20:26 . . . Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
  7. Menyertakan Allah dalam pengambilan keputusan
    Yoh.15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

(disarikan dari bahan BCM Sessi 1)

Sepuluh Anjuran

  1. Bencilah dosamu, tapi jangan pernah membenci dirimu.
  2. Cepatlah untuk menyesali kesalahan.
  3. Apabila Tuhan memberimu terang, berjalanlah di dalam terang-Nya itu.
  4. Berhentilah mengatakan hal-hal yang buruk tentang dirimu sendiri. Tuhan mencintaimu dan tidaklah benar jika kamu membenci sesuatu yang Dia cintai. Dia mempunyai rancangan-rancangan yang indah bagimu, jadi kamu melawan-Nya jika kamu berbicara secara negatif mengenai masa depanmu sendiri.
  5. Janganlah takut untuk mengaku bahwa kamu telah berbuat kesalahan, tapi janganlah selalu berprasangka bahwa kamulah yang salah setiap saat ada yang tidak benar.
  6. Jangan terlalu memikirkan apa yang sudah kamu lakukan, baik yang benar maupun yang salah; itu sama dengan memikirkan terus diri sendiri! Pusatkanlah pikiranmu kepadaNya!
  7. Jagalah dirimu sendiri secara fisik. Manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya apa yang Tuhan telah berikan padamu demi tugasmu, tapi janganlah menjadi terobsesi dengan penampilanmu.
  8. Janganlah berhenti untuk belajar tapi jangan sampai ilmu itu membuat kamu sombong. Tuhan memakai kamu bukan karena apa yang ada di dalam kepalamu melainkan karena apa yang ada di dalam hatimu.
  9. Sadarilah bahwa setiap talentamu adalah anugerah, bukanlah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri; jangan pernah merendahkan orang lain yang tidak sanggup melakukan apa yang kamu dapat lakukan.
  10. Janganlah meremehkan kelemahan-kelemahan dirimu... merekalah yang membuat kamu tetap tergantung pada Tuhan.

(dari Milist Doa-satu-menit, Senin, 29 Oktober 2007)

Bahasa Roh dan Pujian

Seksi Litbang BPN PKK Indonesia telah menyebarkan kuesioner kepada para (calon) Moderator peserta Modernas 3 (Moderatores Nasional) pada bulan Maret 2007 di Sawangan.

Salah satu temuan yang diperoleh dari hasil survei tersebut adalah :
- Dua faktor yang masih dianggap asing oleh para Moderatores terhadap Pembaharuan Karismatik Katolik adalah Bahasa Roh dan Pujian.
- Kedua hal tersebut diungkapkan oleh 20 responden dari 40 responden yang mengisi (50%).

Tuhan Yesus Setia dan Bukan Pemaksa

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Coba anda lihat gambar di samping yang memperlihatkan Tuhan Yesus sedang mengetuk pintu rumah orang Yahudi. Lihat ternyata pintu rumah orang Yahudi tidak memiliki grendel di bagian depannya, sehingga tamu/pendatang tidak dapat membuka pintu rumah dari depan, dan masuk dengan bebas ke dalam.

Dalam Why 3:20 dikatakan bahwa bila ada orang yang mendengar dan membukakan pintu, maka Tuhan Yesus akan masuk, duduk dan makan bersama dengan orang itu. Sekarang marilah kita lihat apa yang terjadi bila pintu tidak ada yang membukakan. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu :
Tuhan Yesus mendobrak untuk masuk ke dalam.
Tuhan Yesus pergi, karena tidak ada yang membuka.
Tuhan Yesus terus mengetuk sampai ada orang yang mendengar.

Alternatif pertama, tidak akan dilakukanNya, karena manusia memiliki kebebasan, dan Allah tidak akan memaksakan kehendakNya pada manusia. Alternatif kedua juga tidak dilakukanNya, karena Dia adalah Allah yang setia. Tuhan Yesus tidak seperti yang digambarkan Bimbo dalam lagu Tuhan, yang berbunyi :”Aku dekat Engkau dekat, aku jauh, Engkau jauh”. Menurut iman Kristen, bila kita jauh karena berdosa, maka Allah tetap setia, bahkan Ia selalu mendekati/menghampiri kita.


Dia akan terus menanti dengan setia. Jadi yang dilakukan Tuhan Yesus adalah alternatif ke tiga.

Filsafat Fatalisme

Filsafat Fatalisme menyatakan bahwa manusia tidak perlu berpartsipasi apa-apa dalam menentukan jalan hidupnya. Segala sesuatu dalam hidup ditentukan secara mutlak oleh Tuhan, termasuk kecelakaan dan penderitaan kita.

Prinsip di atas tidak sesuai dengan iman Kristen, seperti yang tertulis dalam Rom 8:28 : Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan turut bekerjasama dengan manusia untuk menentukan jalan hidup seseorang.

Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, dan Tuhan tidak pernah memaksa kehendakNya. Dalam Why 3:20, Tuhan Yesus hanya mengetuk pintu; bila ada yang mendengar dan membukakannya, maka Ia akan masuk dan makan bersama pemilik rumah. Bila tidak dibukakan, maka Tuhan Yesus tidak akan mendobrak untuk memaksakan kehendaknya.

Minggu, 04 November 2007

Seminar Iman Katolik

Pada umumnya umat Katolik belum mengenal imannya sendiri (mudah-mudahan pendapat saya ini salah ...), karena itu pada bulan November 2007 ini, PDPKK Santa Maria Fatima akan menyelenggarakan seminar Iman Katolik setiap hari Rabu, mulai tanggal 7 November 2007 selama empat minggu berturut-turut, sampai dengan tanggal 28 November 2007. Seminar ini akan diselenggarakan di Aula SD Regina Pacis, jln. Ir. Haji Juanda Bogor, mulai jam 18.00 sampai dengan jam 20.00. Biaya untuk mengikuti seminar itu hanya Rp. 20.000.

Adapun jadwal seminar selengkapnya adalah sebagai berikut :

  • Tgl. 07 Nov, Rm. Sumardiyo, Pr. akan membahas mengenai Iman & Moral Katolik: aborsi, kontrasepsi, kloning, homoseksual dll.
  • Tgl. 14 Nov Nov, Rm. Darmin Embula, OFM akan membahas tentang Sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik, peran Roh Kudus
  • Tgl. 21 Nov, Rm. Driyanto, Pr. akan mengupas tentang Hirarki dan Tradisi dalam Gereja Katolik
  • Tgl. 28 Nov, Rm. Haruno, Pr. akan mengupas tentang Devosi dan Sakramentali

Sang Kuli Cegah Dangdutan

Judul di atas bukan berarti ada seorang kuli yang menolak acara dangdutan di kampungnya, tetapi cara untuk mengatasi kedosaan yang ada dalam diri kita.

Yang dimaksud dengan dangdutan disini adalah daging, dunia dan setan, yaitu tiga hal yang sering membuat kita berdosa dan menjauh dari Tuhan. Daging adalah segala keinginan buruk yang ada dalam diri manusia, misalnya nafsu sex, marah, ingin makan saat puasa dll. Bila kedagingan berasal dari dalam diri kita, maka dunia adalah godaan yang berasal dari sekeling kita. Misalnya anda adalah seorang yang jujur dan melakukan bisnis dengan benar, tetapi saat anda mengetahui tetangga yang berbisnis tidak jujur telah membeli mobil baru, maka timbul keinginan mengapa anda tidak melakukan tindakan seperti dia saja sehingga dapat cepat kaya. Setan adalah kuasa kegelapan yang selalu menggoda manusia agar jatuh dalam dosa. Godaan setan membuat kita melupakan Tuhan, dan datang ke dukun, ke Gunung Kawi agar cepat kaya, memasang susuk dll.

Untuk mengatasi dangdutan, Yesus mengajarkan dalam Luk 9:23 dan Mat 16:24 : “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Itulah yang saya namakan sangkuli (sangkal diri, pikul salib dan ikuti Yesus). Menyangkal diri berarti menahan kedagingan, sehingga kita dapat menahan nafsu sex, keinginan marah dan lain-lain. Pikul salib berarti kita siap menderita karena kita adalah orang Kristen (pengikut Kristus), dan Ikuti Yesu berarti selalu siap meneladani perbuatan Sang Guru, terutama untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama.

Karena itu tugas kita adalah menjadi sang kuli yang mampu mengatasi dangdutan. Berserahlah kepada Dia, maka kita mampu melakukan hal tersebut.

Kaderisasi di PDPKK St. Maria Fatima

Tahun 2007 ini PDPKK St. Maria Fatima berhasil melakukan kaderisasi terhadap pelayan-pelayan yang baru. Semua itu dapat terwujud semata-mata karena peran serta Tuhan dalam persekutuan doa kami.

Selama tahun ini, kami telah menghasilkan 3 orang WL (Worship Leader) baru, yaitu Nana, Ari dan Bowo, yang telah tampil sekitar dua kali. Selain itu kami juga coba untuk ‘mencetak’ beberapa orang pewarta awam, yaitu :
(1) Petrus Irianto yang sedang mengikuti KPKS (Kursus Pendidikan Kitab Suci) St. Petrus di Jakarta, dan sudah memasuki tahun ke tiga. Ia sudah mendapat kesempatan untuk tampil di PD saat memimpin sharing Kitab Suci.
(2) Amanda, WL senior yang berpotensi untuk menjadi pewarta. Ia sudah sekitar 3 kali tampil membawakan renungan di PD sejak akhir tahun lalu.
(3) Maryati, sekretaris PD, yang sering membawakan renungan singkat dalam berbagai pertemuan para pelayan, misalnya rapat dan arisan PD. Ia telah tampil membawakan renungan pada bulan September 2007 dengan ‘bertandem’ bersama Pak Agus.
(4) Toto, yang baru saja membawakan renungan pada tanggal 31 Oktober 2007. Ia dibimbing oleh pak Alen, yang merangkum dan menutup renungan Toto.
(5) Marina, guru SMA RP dan juga pengajar KEP Bogor. Ia akan mulai memberikan renungan pada awal tahun 2008. Ia akan dibimbing oleh Pak Agus.

Mudah-mudahan pada tahun yang akan datang semakin banyak pelayan yang mulai berkarya dalam bidang-bidang baru sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan. Terimakasih Tuhan Yesus atas seluruh penyertaanMu di PD kami, biarlah semuanya ini juga bermanfaat bagi seluruh umatMu. Amin.

Temu Pastoral 2007 Keuskupan Bogor

Pada tanggal 24 sampai dengan 27 Oktober 2007, Keuskupan Bogor menyelenggarakan Temu Pastoral (Tepas) di Lembah Karmel Cikanyere, yang diikuti oleh sekitar 400 orang. Seluruh peserta merupakan utusan dari berbagai paroki, yayasan, kelompok kategorial, lembaga hidup bakti, termasuk juga seluruh pastor yang berkarya di Keuskupan Bogor.

Tepas ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari Sinode Keuskupan Bogor pertama yang diselenggarakan pada tahun 2002. Dalam Tepas, Keuskupan Bogor memotret dirinya sendiri untuk melihat sejauh mana penerapan hasil Sinode 2002, dan bagaiman kebijakan pastoral selanjutnya untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012.

Hari pertama, acara dibuka dengan Misa Pembukaan di Gereja kecil, yang dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM beserta dengan seluruh pastor yang hadir (sekitar 50 orang). Setelah makan malam, acara dilanjutkan dengan paparan Uskup mengenai potret diri Keuskupan Bogor, serta pemaparan hasil survei oleh Bapak Sugiharto selaku Ketua Tim Sebelas yang menyelenggarakan survei tersebut.

Hari kedua diawali dengan doa dan misa pagi pada jam 5.45. Setelah makan pagi, dipaparkan kerangka kebijakan Keuskupan Bogor untuk tahun 2007 – 20012 oleh Bapak Uskup dan team. Acara berikutnya adalah pemaparan hasil survei oleh lima anggota team sebelas untuk kelima bidang yang akan dibahas, yaitu koinonia (persekutuan), kerygma (pewartaan), diakonia (pelayanan), martyria (kesaksian), dan liturgia (peribadatan). Sore harinya setelah istirahat seluruh peserta masuk ke dalam kelompok berdasarkan bidang yang telah ditentukan untuk memberikan masukan mengenai kebijakan pastoral Keuskupan Bogor. Kelompok I koinonia dipimpin oleh D. Agus Goenawan, kelompok II kerygma dipimpin oleh M. Roman Gintings, kelompok III Liturgia dipimpin oleh Bambang Koryanto, kelompok IV Diakonia dipimpin oleh Sr. Rosali, OSF, dan kelompok V Martyria dipimpin oleh Sr. Marietta, SFS.

Pemaparan hasil diskusi kelompok setiap bidang, dilakukan oleh ketua kelompok masing-masing dilakukan pada hari ketiga mulai dari pagi sampai siang. Sore harinya dipresentasikan Rumusan Kebijakan Pastoral 2007-2012 oleh Rm. Y. Driyanto dan Bapak B. Sugiharto. Dan pada sessi malam hari disampaikan kerangka dasar implementasi tindak lanjut Temu Pastoral oleh Bapak Pius Ketaren.

Setelah ibadat dan makan pagi, acara hari keempat diisi dengan pesan dan kesan, serta foto bersama Bapak Uskup. Kemudian dilanjutkan dengan Misa Pengutusan yang dipimpin oleh Uskup dan diawali dengan tarian Sunda yang sangat menarik dari siswa/siswai SMP/SMA Regina Pacis Bogor. Acara diakhiri dengan makan siang bersama.

Sekitar jam 13 lewat, para peserta Tepas 2007 mulai berangkat ke tempat asal masing-masing dan merekalah yang akan menjadi pelopor untuk menerapkan Kebijakan Pastoral Keuskupan Bogor 2007-2012.

Sabtu, 13 Oktober 2007

Tahap Pembinaan Karismatik Katolik

Kegiatan seminar yang diselenggarakan Pembaharuan Karismatik Katolik banyak sekali, tetapi sebagian besar dari kita tidak mengetahui urutan-urutannya dengan baik. Urutan tersebut tentu saja bukan harga mati, tetapi menentukan tingkat-tingkat pertumbuhan kita semua dalam memahami Karismatik Katolik.

Kegiatan pembinaan Karismatik Katolik menurut Badan Pelayanan Nasional (BPN) Indonesia terdiri dari empat tahap, yaitu :

Tahap I (Dasar)
1. Seminar Hidup dalam Roh
2. Pertumbuhan

Tahap II
3. Dasar Kedewasaan Kristiani
4. Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
5. Persekutuan Doa Parokial (Ron Ryan)
6. Penyembuhan Luka Batin
7. Karunia-karunia Roh Kudus

Tahap III
8. Ketika Datang Bersama
9. Pujian dan Penyembahan

Tahap IV
10. Kursus Evangelisasi
11. Apolegetika
12. Pemuridan
13. Buah Roh
14. Self Image
15. Teknik Berkotbah
16. Mengunjungi Orang Sakit

Kunjungan Sahabat ke Ibu Nanny

Pada hari Rabu, 10 Oktober 2007, acara PD sudah libur, tetapi khusus untuk para pelayan diselenggarakan acara ‘Kunjungan Sahabat’ yang dikoordinir oleh Maryati, yaitu berupa kunjungan ke keluarga ibu Nanny, salah seorang pelayan PD yang menderita stroke pada tahun lalu. Kami berkumpul bersama untuk mendengarkan firman dan berdoa rosario.

Karena menjelang lebaran, maka banyak pelayan yang sudah memiliki acara masing-masing. Harry sibuk mengatur misa lingkungan, Ari sudah ada di Shanghai sore itu, Venny dan Susi tidak tahu jalan, Pipin masih repot dengan mertuanya yang baru pulang dari RS, pak Wong yang tiba-tiba tidak enak badan dll. Pelayan yang hadir adalah Maryati, bu Lanny, bu Vera, Emak, DAG, Gerry, pak Tonny dan istri (bu Eeng), dan Jie Liang, ditambah dengan bu Nanny, beserta dengan anak dan mantunya.

Acara dibuka dengan pujian yang dipimpin oleh Maryati, yang dalam kata pembukanya memohon maaf karena PD sudah lama tidak mengunjungi ibu Nanny. Acara dilanjutkan dengan renungan yang disampaikan DAG dengan bahan dari bacaan harian hari itu : Luk 11:1-4, yaitu mengenai doa Bapa Kami. Setelah DAG mengupas pengertian doa Bapak Kami kalimat per kalimat, dan bu Nanny memberikan sedikit kesaksian, acara dilanjutkan dengan doa Rosario.

Setelah selesai, kami berkumpul menikmati berbagai kue dan makanan yang dibawa oleh beberapa pelayan, dan ternyata banyak jenis makanan yang tersedia, mulai dari combro yang sangat pedas, sampai martabak manis dan martabak telor.

Semoga persekutuan ini memberikan semangat baru dan sukacita pada ibu Nanny dan juga keluarganya, dan kita percaya Tuhan Yesus selalu memberkati keluarga ibu Nanny.

Arisan PD September 2007

Hari Sabtu, 6 Oktober 2007, arisan PD, acara rutin setiap bulan, diselenggarakan di rumah Ari di kompleks VIP Bogor. Yang datang awal adalah sahabat-sahabat Ari dalam team pujian, yaitu Bowo sekeluarga (beserta istrinya Nana dan putrinya) serta Susi. Maryati segera bergabung pada jam 11.30.

Karena sudah lapar (tidak puasa boo …), tidak lama kemudian segera dibuka dengan makan siang setelah beberapa pelayan lain berkumpul. Saya sendiri datang jam 12 lewat bersama anak saya, Unggul, yang sebelumnya mengikuti pelajaran tambahan les drum di Purwacaraka. Kami langsung makan ayam goreng dan ikan gurame bakar yang telah tersedia di atas meja, lengkap dengan lalap dan sambalnya. Tidak lama kemudian datang pak Gerry, Frans, dan Edwin. Langsung dua kepala ikan gurame pindah ke piring pak Gerry, dan dilahapnya dengan semangat tinggi.

Setelah selesai, Maryati memimpin doa Koronko yang dipersembahkan bagi pak Tjatre, salah seorang pelayan yang baru saja dipanggil Tuhan Yesus, dan diakhiri dengan pengocokan arisan.

Walaupun ada beberapa pelayan yang berhalangan hadir, tetapi acara arisan ini berguna untuk memperat hubungan sesama pelayan.

Pak Tjatre Pulang Kampung ...

Manusia memiliki rencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Karena kuasaNya lah maka pada hari Jumat, 5 Oktober 2007, pada jam 5.30 pagi, pak Tjatre telah dipanggil pulang kembali ke rumah Bapa. Setelah sekitar 6 bulan, pak Tjatre menderita penyakit stroke, maka kini ia boleh meninggalkan semua penderitaannya di dunia ini. Satu hal yang istimewa adalah stroke tersebut menyerang pada saat pak Tjatre bertugas dalam upacara jalan salib pada masa Pra Paskah. Tiba-tiba ia terjatuh, dan terpaksa digotong ke gedung pastoran, dan kemudian dibawa ke rumah sakit.

Satu hal istimewa pada Misa Requim yang diselenggarakan pada jam 9.00 pagi itu juga, ternyata telah berkumpul banyak orang dari rukun, persekutuan doa dan relasi-relasi yang lain, termasuk juga dengan tetangga-tetangganya di kompleks militer Lawang Gintung. Karena rumahnya kecil, maka sebagian besar umat duduk di gang kecil depan rumahnya memanjang dari mulut gang masuk sampai ujung satunya lagi. Disini terlihat kerukunan beragama yang terwujud dengan baik, demikian juga dengan acara pemakaman yang akan dilakukan pada jam 13.00 yaitu setelah selesainya sholat Jumat, sehingga tetangganya yang beragama Islam dapat juga turut mengantar pak Tjatre ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Selamat jalan pak Tjatre, berbahagialah bersama Tuhan Yesus di Surga !

Jamahan Tuhan saat Adorasi

Acara PD terakhir sebelum libur lebaran adalah hari Rabu, 3 Oktober 2007 yaitu adorasi yang dipimpin oleh Rm. AHY Sudarto, Pr. Acara hari ini dimulai agak terlambat, karena layout ruangan diubah dulu yang semula sudah terisi kursi diganti dengan tikar. Karena beberapa pelayan yang termasuk dalam seksi perlengkapan sedang sibuk dengan pesanan kue kering menjelang lebaran, sehingga kurang koordinasi. Tikar di rumah ibu Irenne tidak ada yang mengambil, sehingga terpaksa jam 17.30 pak Gery dan Harry baru berangkat dari SD RP untuk mengambilnya.

Tetapi ternyata Allah bekerja dengan luar biasa pada acara adorasi tersebut, beberapa orang merasakan kehadiran Allah dengan mengalami resting saat Tubuh Kristus datang menghampirinya. Bahkan ada satu umat Pak Tony yang mengalami peristiwa luar biasa.
Sejak pujian penyembahan mulai dinaikkan oleh team pujian, pak Tony sudah mengalami jamahan Tuhan. Dia tidak dapat mengendalikan lidahnya sehingga keluar bahasa Roh. Ia mengungkapkan semuanya dalam kesaksiannya setelah acara selesai; saat itu ia mendengar suara Tuhan yang bertanya : “Apakah kamu percaya padaKu?” Dengan spontan ia menjawab :”Ya, saya percaya !”. Saat itu pun ia merasakan lidahnya terjulur keluar sampai habis, dan air liurnya bercucuran keluar tanpa dapat ditahan. Kemudian ia merasakan rahang dan giginya menggencet lidahnya tanpa terkendali, sehingga ia berpikir bahwa lidahnya akan putus. Setelah beberapa lama baru gencetan rahang tersebut mengendur dan ia dapat menarik lidahnya kembali.
Hal ini merupakan pengalaman keduanya, tetapi jauh lebih dahsyat daripada pengalaman pertama yang didapatnya waktu mengikuti Seminar Hidup dalam Roh di Cirebon.

Akhirnya Pak Tony mengatakan pada saat itu, seperti juga pengalaman pertamanya, hatinya sangat berbahagai, dan inginnya tersenyum terus. Nah inilah yang dinamakan S3 (Senyum Selalu Sendirian), tetapi tentu dengan kuasa Tuhan. Sungguh suatu pengalaman luar biasa yang memperkuat semua umat lain yang hadir saat itu.

Jumat, 12 Oktober 2007

Bapak Biasa Bicara di Hadapan Berapa Orang ?

Waktu bulan September, saya mendapatkan kesempatan untuk melayani umat Katolik di Pangkal Pinang, Pulau Bangka, bersama dengan Bapak Yoseph Tedjaindra, ketua BPN PKK (Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik) Indonesia selama 3 hari.
Pelayanan kami disana terdiri dari dua bagian, yaitu memberikan rekoleksi selama dua malam untuk para peserta Kursus Evangelisasi Pribadi, dan menguji peserta Trainers Course Misi Evangelisasi pada hari ketiganya.

Waktu sore hari pertama sebelum acara rekoleksi, ketika kami tiba di tempat parkir Gereja Katedral Pangkal Pinang, pak Teddy, Ketua BPPKK Bangka Belitung, bertanya kepada saya : “Pak Agus, Bapak biasa bicara di hadapan berapa orang ?”. Saya agak kaget juga mendengar pertanyaan tersebut, karena memang saya paling banyak baru bicara di hadapan sekitar 200 orang umat di Bogor pada salah satu acara seminar, yang sering sih paling di hadapan sekitar 60 orang.

Saya berpikir negatip, apakah pak Teddy meremehkan saya ? (padahal memang benar untuk acara rekoleksi atau retret saya baru sekali ini membawakannya, karena kepercayaan dan bimbingan pak Yoseph). Ternyata bukan itu maksudnya, pak Teddy mengatakan agar saya tidak kecewa karena peserta rekoleksi tidak banyak, hanya sekitar 20 orang saja. Dia juga menceritakan bahwa ada Hamba Tuhan dari gereja lain yang tidak mau melayani umat di Pangkal Pinang, karena waktu KKR yang akan dipimpinnya umat yang hadir tidak mencapai 500 orang. Saya dan pak Yoseph kaget mendengar hal itu, dan kami meyakinkan pak Teddy bahwa berapa pun yang hadir kami akan melayani mereka dengan sebaik-baiknya.

Puji Tuhan semua pelayanan di Pangkal Pinang dapat berjalan dengan lancar.

Acara PDPKK St Maria Fatima : September dan Oktober 2007

Acara Persukutan Doa Karismatik Katolik Santa Maria Fatima untuk bulan September 2007 adalah :

Tgl 05 Sept : Maryati Surya dan D. Agus Goenawan akan membawakan renungan dengan tema “Kepemimpinan Yesus” secara tandem.

Tgl. 12 Sept : Bapak Limamiguna dari KAJ, salah seorang pendiri PDPKK St. Maria Fatima akan membawakan renungan dengan tema “Pribadi yang Diurapi Tuhan”

Tgl. 19 Sept : Frederika Lisa dari Sukabumi akan membawakan renungan dengan tema “Menjadi Berkat bagi Sesama”

Tgl. 26 Sept : Ibu Maxima akan membawakan renungan dengan tema “Berserah pada Tuhan”


Sedangkan acara untuk bulan Oktober 2007 adalah :

Tgl. 03 Okt : Rm. AHY Sudarto, Pr. akan memimpin adorasi.

Tgl. 10 dan 17 Okt : libur Lebaran

Tgl. 24 Okt : Bapak Prof. Dr. Gerard Polla, MSc akan memberikan renungan dengan tema "Rahasia Menagih Janji Tuhan"

Tgl. 31 Okt : Bapak T. Alen dan Toto akan memberikan renungan secara tandem.

Persekutuan diselenggarakan setiap hari Rabu, jam 18.00 - 20.00 bertempat di Aula SD Regina Pacis, Jln. Ir. H. Juanda Bogor.

Apakah Masalahku Begitu Besar?

Jeffrey Chandra dalam lagunya yang berjudul “Yesusku Besar” menggambarkan dengan jelas bahwa :
1. Manusia sering mengeluh dan berkata :”Ya Tuhan, tolonglah aku, karena aku memiliki masalah yang besar !”
2. Tetapi kita memiliki Tuhan Allah yang maha besar, dan tiada masalah yang tidak dapat diselesaikanNya.
3. Kita juga memiliki Roh Kudus yang selalu mengingatkan dan membimbing kita untuk selalu percaya kepada Tuhan.

Karena itu marilah kita katakan :
“HAI MASALAH, (ENYAHLAH KAU) , KARENA AKU MEMILIKI ALLAH YANG BESAR !. YESUSKU BESAR !”

Kamis, 30 Agustus 2007

Belajar Ketaatan, Ketekunan, dan Disiplin dari Bermain Golf

Sejak sekitar sebulan yang lalu, saya mulai belajar bermain Golf, karena diajak seorang teman dekat. Stick golf pun dia yang menyediakan, sehingga saya tinggal pakai. Modal awal saya hanya sepatu golf dan sarung tangan. Saya belajar memukul bola golf di driving range dengan menggunakan pelatih yang juga bernama Agus.

Ternyata setelah 4 kali berlatih, sampai hari Rabu kemarin, saya baru mulai menemukan kunci-kunci agar dapat memukul bola (artinya stick golf mengenai bola). Sebelumnya seringkali stick kena tempat kosong, dan bola tetap di tempatnya. Banyak syarat yang dibutuhkan untuk dapat memukul bola (dengan tepat), yaitu posisi kaki, pinggang, cara pegangan tangan di stick, ayunan tangan dll. Bila salah satu saja tidak tepat, maka dapat dipastikan bola tidak kena, atau kalaupun kena melenceng arahnya. Pelatih saya, Agus, selalu mengingatkan bila ada kesalahan, walaupun sekecil apa pun.

Ternyata bermain golf itu sama dengan kita menghadapi Tuhan. Dibutuhkan ketaatan, ketekunan, dan disiplin yang tinggi, agar dapat mencapai sasaran yaitu hidup yang kekal. Bila salah satu tidak dilaksanakan, maka kita melakukan kesalahan / dosa, dan akibatnya sasaran hidup kekal pun tidak didapat.

Cuma ada perbedaan juga, bila bermain golf sepenuhnya usaha manusia, tetapi kehidupan kekal tidak cukup hanya dengan usaha manusia. Kita diselamatkan semata-mata karena kasih Allah yang telah mengorbakan putra tunggalNya Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita.

Jadi marilah kita belajar ketaatan, ketekunan, dan kedisiplinan seperti bermain golf, tetapi tetap percaya pada Tuhan Yesus dan menanggapi dengan positip seluruh ajakan untuk bersekutu dengan Nya. Amin

Bogor, 30 Agustus 2007
DAG

Acara PDPKK St. Maria Fatima - September 2007

Kami mengundang anda untuk hadir mengikuti Persukutan Doa setiap hari Rabu, jam 18.00 - 20.00 bertempat di Aula SD Regina Pacis, Jln. Ir. H. Juanda Bogor.Acara PDPKK St. Maria Fatima untuk bulan September adalah :

05 Sept Renungan dengan tema "Kepemimpinan Yesus", yang akan dibawakan oleh Maryati Surya dan D. Agus Goenawan

12 Sept Renungan dengan tema "Pribadi yang diurapi Tuhan" bersama bapak Limamiguna (KAJ)

19 Sept Renungan dengan tema "Menjadi berkat bagi sesama" yang akan disampaikan leh F. Lisa (Sukabumi)

26 Sept Renungan dengan tema "Berserah pada Tuhan" yang akan disampaikan oleh ibu Maxima

Jumat, 17 Agustus 2007

Yesus, Engkau Andalanku

"Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang engkau lihat ini dan
di bawahnya cantumkan tulisan: YESUS, ENGKAU ANDALANKU.
Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa."
(pesan Yesus kepada St. Faustina)

Siapa atau Apa Andalanku ?

Dalam pengertian sehari-hari, kata ‘andalan’ berarti tumpuan, harapan, kepercayaan, atau dapat juga berarti yang diutamakan, nomor satu di atas yang lainnya, yang memiliki keistimewaan / keunggulan. Contoh pemakaian dalam kalimat : “Michael Jordan adalah andalan team Chicago Bulls pada saat menjadi juara NBA”.

Nah …. sekarang siapa atau apakah yang menjadi andalan dalam hidup anda ? Ada orang hebat, yang mengatakan bahwa akulah andalan hidupku, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa andalan hidupku adalah harta kekayaan, kedudukan, nama baik, ilmu pengetahuan yang sekarang kumiliki. Kalau kita lihat semua hal tersebut tidak bersifat kekal, hanya sementara; semuanya dapat dengan mudah hilang dalam waktu yang singkat. Manusia akan mati, harta kekayaan bisa ludes bila kita tertimpa bencana, dirampok, disita negara dll. Kedudukan hilang pada saat kita diganti orang lain, nama baik akan hancur bila kita berbuat kesalahan dan ilmu pengetahuan akan segera kadaluwarsa, dengan ditemukannya konsep-konsep baru.

Andalan yang Kekal

Bila kita mengandalkan kepada hal-hal yang tidak kekal, maka akhirnya kita akan kecewa pada saat andalan kita tersebut sudah tidak berfungsi lagi. Dalam menempuh kehidupan di dunia yang penuh dengan godaan dan tantangan ini, maka kita harus memiliki andalan yang kekal, tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Siapakah dia ? Ia tidak lain adalah Tuhan kita : Yesus. Apa bukti bahwa Ia dapat diandalkan ? Bukti yang paling nyata adalah bahwa Yesus telah mau menderita dan merendahkan diri dengan menjadi manusia, bahkan rela disalib untuk menyelamatkan seluruh manusia dari dosa. Dalam film Passion of The Christ yang menghebohkan itu, kita dapat melihat bagaimana betapa besar penderitaan yang dialamiNya; Ia rela dipukul, ditendang, dicambuk, diludahi, ditusuk mahkota duri, ditelanjangi, ditertawakan, …. dll.

Tuhan Yesus sendiri pun menginginkan agar Dia menjadi andalan semua orang. Hal ini Ia nyatakan sendiri kepada St. Faustina Kowalska, rasul dan sekretaris Kerahiman Ilahi-Nya, pada penampakanNya yang pertama tanggal 22 Februari 1931. Sr. Faustina mengatakan : “Sore itu, ketika aku berada dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat dan tangan kiri-Nya terdekap di dada-Nya. Dari pakaian-Nya yang terbuka, dari dada memancar dua sinar besar: yang satu berwarna merah dan yang satu lagi nampak pucat… Kemudian Yesus berkata, `Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang kaulihat ini dan di bawahnya cantumkan tulisan YESUS, ENGKAU ANDALANKU. Aku ingin supaya gambar itu dihormati, pertama-tama di kapelmu, lalu kemudian di seluruh dunia. Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa. Untuk mereka Aku menjanjikan juga kemenangan atas musuh-musuh mereka mulai dari dunia ini, khususnya pada jam kematian mereka. Aku sendiri akan membela mereka seperti Kemuliaan-Ku.'”

Bagaimana Menjadikan Yesus sebagai Andalanku ?

Untuk menjadikan Yesus sebagai andalan bagiku, maka kita harus menjadikan Yesus sebagai pusat hidup kita. Segala sesuatu yang kita alami, baik suka maupun duka, kita serahkan kepadaNya, mengucap syukurlah atas semua yang telah kita alami dan mohon agar Ia selalu membimbing dan memberikan petunjuk terhadap segala masalah yang sedang kita hadapi. Bila kita mengaku orang Kristen, maka hal ini harusnya tidak sulit, karena Kristen berarti pengikut Kristus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah pemimpin kita; sebagai pemimpin tentu kita harus mengikuti segala perintah dan petunjuk yang berasal daripadaNya.

Dalam melaksanakan kehidupan sebagai orang Kristen (Katolik) sehari-hari yang seimbang, maka kita harus memiliki hubungan vertikal dengan Allah Bapa, yaitu melalui doa dan terus membaca Kitab Suci. Tetapi karena hidup Kristiani bukanlah sesuatu yang kita miliki secara pribadi, tetapi bersama dengan orang-orang Kristen lain, maka kita juga harus memiliki hubungan horisontal yang baik dengan sesama, yaitu melalui komunitas dan pelayanan. Semua aktivitas hidup sehari-hari tersebut, harus berpusat / berporos pada Yesus Kristus.
Biarkan Yesus terus bertahta dalam seluruh kehidupan kita; hal ini dapat kita lakukan dengan terus bertekun untuk menyambut tubuh dan darahNya dalam perayaan Ekaristi.

Marilah Berubah

Seperti pesanNya kepada St. Faustina, Tuhan Yesus sendiri sangat mengharapkan agar kita mau menjadikanNya sebagai andalan setiap orang. Karena itu marilah kita tinggalkan kehidupan lama, yang masih mengandalkan ego, hal-hal duniawi ataupun kuasa-kuasa lain, dan bentuklah hidup baru dengan Yesus sebagai andalanku. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua !

(Pernah dimuat di Berita Umat, majalah Paroki Katedral Bogor, tahun 2004)

Aku ada karena Dia

Ku bersyukur
Karena Kau menciptakan aku seperti ini
Ku bahagia
Karena Kau telah membentukku
Ku berterimakasih
Karena Kau mengijinkan aku terus bertumbuh
Ku bangga
Karena memiliki Allah seperti Mu

Ku bersyukur
Karena Kau mengijinkan aku melayaniMU
Ku bahagia
Karena boleh menjadi alatMu
Ku berterimakasih
Karena menerima berbagai anugrah dariMu
Ku bangga
Karena Kau segalanya bagiku

Ku bersyukur
Karena Kau terus memeliharaku
Ku bahagia
Karena Kau selalu menyempurnakanku
Ku berterimakasih
Karena boleh terus memuliakanMu
Ku bangga
Karena boleh menjadi teman sekerjaMu

Senin, 13 Agustus 2007

Arisan PD Bulan Agustus 2007

Arisan PD bulan Agustus telah dilaksanakan pada hari Sabtu tgl. 11 Agustus 2007 di rumah ibu Vera yang terletak di depan Hotel Mirah Bogor. Tidak jadi di rumah pak Tony seperti yang direncanakan pada bulan lalu, karena tgl 11 Agustus bertepatan dengan ulang tahun Ibu Vera yang ke 67, dan juga sekaligus merayakan ulang tahun adiknya (Ibu Flora) ke 66 yang sudah lewat 3 hari sebelumnya.

Pelayan yang hadir paling awal adalah E’ma Susanthi yang datang sejak jam 11 (kepagian nih yeh …), sedangkan yang lain baru datang sekitar jam 12, yaitu Fenny, Harry, Maryati, Ari, Gerry, Pak Tony dan Bu Eeng, kemudian saya sendiri. Dan yang menyusul datang adalah Ibu Lanny beserta Pak Naga, Ambar, Yoko, Frans dan terakhir Bapa Ricky yang baru pulang dari Seminar Liturgi di Gereja St. Fransiskus.

Banyak rekan-rekan lain yang berhalangan hadir, misalnya Hermawan yang sedang melayani retret keluarga, Nana dan Bowo yang sibuk beresin rumah, Petrus I yang sibuk ngurus istri yang sakit Typhus, Ibu Kodir dan saudara-saudaranya yang tidak ada kabar berita ?

Yang mendapatkan arisan pada bulan ini adalah DAG, Toto, Ari, dan E’ma Sri. Acara bulan depan akan diselenggarakan di rumah DAG, tetapi waktu akan ditentukan kemudian. Setelah diskusi membahas aturan liturgi untuk misa terutama tentang lagu-lagu pujiannya, maka semuanya bubar pada sekitar jam 14.00.

Sekali Tikus Tetap Tikus

Seekor tikus yang hidup di sebuah hutan merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada Kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing. Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing. Kembali ia menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing.

Tak lama setelah menjadi Anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa. Sekali lagi si penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa. Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu.

Kali ini si penyihir menolak keinginan itu dan berkata, "Selama kau masih berhati tikus, tak peduli seperti apapun bentukmu, kamu tetaplah seekor tikus yang pengecut !"

Ya ... ! Pikiran menentukan tindakan kita.
Kendalikan pikiran anda, maka semuanya akan beres (tentu saja sambil memohon dan bersyukur selalu kepadaNya)

(Sumber : dari email)

Mengenal Pembaharuan Karismatik Katolik

Walaupun Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) sudah diakui Gereja Katolik sejak 40 tahun lalu, dan sudah berada di Indonesia sejak 30 tahun lalu, tetapi masih banyak orang yang belum mengenalnya. Pembaharuan Karismatik Katolik adalah suatu gerakan yang muncul serentak di Gereja seantero dunia dalam berbagai bentuk dan warna, sehingga bukan merupakan suatu badan yang mempunyai pendiri tunggal atau sekelompok pendiri sebagaimana dimiliki oleh banyak gerakan lain.

Cita-cita utama Pembaharuan Karismatik Katolik meliputi:
• Memupuk pertobatan pribadi yang matang dan berkesinambungan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
• Memupuk suatu penerimaan secara pribadi terhadap Pribadi, kehadiran kuasa Roh Kudus. Kedua rahmat rohani ini sering dialami bersama di berbagai tempat di dunia, yaitu waktu pencurahan Roh Kudus atau pembaharuan Roh Kudus. Hal itu sering dipahami sebagai peningkatan rahmat inisiasi Kristen dan sebagai pemberdayaan pelayanan orang Kristiani dalam melaksanakan pelayanannya di dalam Gereja dan dunia.
• Memupuk penerimaan dan kegunaan karunia-karunia rohani (charismata) tidak hanya di dalam pembaharuan karismatik, tetapi juga dalam lingkungan Gereja yang lebih luas, karunia-karunia itu baik yang biasa maupun yang luar biasa dijumpai berlimpah di antara kaum awam, kaum religius maupun para imam. Pemahaman yang tepat tentang karunia-karunia dan pengunaannya dalam kesatuan dengan unsur-unsur lainnya dari kehidupan Gereja merupakan suatu sumber kekuatan bagi umat Kristen dalam perjalanannya menuju kesucian dan dalam mengemban perutusan mereka.
• Membantu perkembangan karya evangelisasi dalam kuasa Roh Kudus, termasuk evangelisasi terhadap orang Kristen yang tidak mempraktekkan imannya, evangelisasi kebudayaan dan struktur-struktur sosial. Pembaharuan terutama memajukan peran serta dalam tugas perutusan Gereja dengan mewartakan Injil dalam kata dan tindakan dengan memberi kesaksian akan Yesus Kristus melalui kesaksian hidup pribadi dan melalui karya-karya iman serta keadilan sesuai panggilan masing-masing.

Untuk memupuk pertumbuhan yang terus menerus dalam kesucian melalui integrasi yang tepat antara penekanan segi karismatik ini dengan kehidupan yang utuh dari Gereja. Hal ini terlaksana melalui partisipasi dalam suatu kehidupan sakramental dan liturgis yang kaya, penghargaan terhadap tradisi doa-doa dan spiritualitas katolik dan pembinaan terus menerus dalam ajaran-ajaran Katolik di bawah bimbingan Magisterium Gereja dan peran serta dalam rencana pastoral Gereja.

Cita-cita ini dan kegiatan yang mengalir daripadanya telah menandai pembaharuan karismatik katolik di dalam pribadi-pribadi, kelompok-kelompok doa, komunitas-komunitas, serta banyak team dan pelayanan-pelayanan di tingkat lokal, keuskupan maupun nasional.

Sumber : Buku Konvenas X PKK Indonesia

Sabtu, 28 Juli 2007

Acara PDPKK St. Maria Fatima - Agustus 2007

Kami mengundang anda untuk hadir mengikuti Persukutan Doa setiap hari Rabu, jam 18.00 - 20.00 bertempat di Aula SD Regina Pacis, Jln. Ir. H. Juanda Bogor.
Acara PDPKK St. Maria Fatima untuk bulan Agustus adalah :

Tgl 01 Agst : Rasid Supandi akan membawakan renungan
Imanmu telah menyelamatkan
Tgl 08 Agst : Robby Yonosewoyo akan membawakan renungan
Bangkit dari dosa
Tgl 15 Agst : Eko Partono akan membawakan renungan
Mujizat itu nyata
Tgl 22 Agst : Amanda akan membawakan renungan

Tgl 29 Agst : Threes Soeharsono akan membawakan renungan
Pengurbanan seorang murid

Sabtu, 21 Juli 2007

Empat Kebenaran Pokok

Apakah keempat kebenaran pokok itu ?
Apakah Allah mencintai saudara ? Mengapa kita tidak bahagia ?
Bagaimana cara kita mengenali cinta kasih Allah ?
Bagaimana agar kita tetap hidup bahagia ?

Seluruh kisah yang terdapat dalam Injil, dapat dirumuskan menjadi empat kebenaran pokok.

Kebenaran ke 1 :
Allah yang mencintai kita dan menginginkan agar kita hidup bahagia.

 

Manusia merupakan ciptaan Allah yang terbaik, dan diciptakan secitra dengan Dia. Allah menginginkan agar kita mengenal Dia dan mengalami cintaNya dalam hidup bersama di dalam suatu komunitas, cinta dengan semua orang. Hal ini dilakukanNya terhadap Adam dan Hawa yang dapat hidup dengan tenang dan bahagia di Taman Eden bersama denganNya (Kej 2:15). Tetapi mengapa sekarang kita tidak mengalami kehidupan seperti itu ?

Kebenaran ke 2 :
Manusia berdosa dan terpisah dari Allah. Oleh karena itu manusia menjadi tidak mengenal cinta kasih Allah dan tidak dapat membaginya dengan orang lain.


Akibat kesalahan Adam dan Hawa, yang diusir dari Taman Eden oleh Allah (Kej 3:23), maka manusia hidup di dunia dan tidak mengalami kasih Allah kembali. Seperti yang tertulis dalam Yes 59:2 : Dosa-dosamulah yang memisahkan kamu dari Allah. Karena semua orang telah berbuat dosa, maka telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23), dan upah dosa ialah maut (Rom 6:23).

Untuk mengatasi hal tersebut, manusia tidak putus-putus-nya mencoba mendekati Allah dengan menggunakan kekuatan sendiri. Berbagai cara dilakukannya, misalnya dengan mempe-lajari etika, filsafat dan agama agar dapat lebih mengenal kebahagiaan dan cinta kasih, tetapi ternyata mereka tetap tidak mendapatkan damai sejahtera. Mereka beramal dan berbuat baik agar dapat diterima oleh Allah di Surga, tetapi semua hal tersebut tidak menjaminnya. Bahkan ada juga yang menggunakan berbagai hal negatif, misalnya obat-obatan dan narkotik, untuk melupakan berbagai penderitaan dan kesusahan yang dialami dalam hidupnya, walaupun ternyata hanya untuk sementara saja.

Hal ini tidak cukup, karena tertulis dalam Tit 3:4-8 : Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.

Dosa menyangkut ketidakpedulian terhadap Allah dan ditandai dengan memberontak terhadap Dia, baik secara aktip maupun pasip. Keterpisahan manusia dari Allah mengakibatkan manusia terpisah dari manusia lain, seperti yang tertulis dalam Rom 1:28 : “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, mereka penuh dengan macam-macam kelaliman, kedengkian”.

Manusia dapat hidup bersama-sama dengan cinta dan damai, bila telah mengalami perubahan hidup sprituil dalam diri mereka; hal ini hanya dapat diberikan oleh Allah sendiri.


Kebenaran ke 3 :
Allah mengutus Yesus untuk memulihkan kembali hubunganNya dengan manusia.

Allah ternyata tetap mengasihi manusia, dan Ia ingin memulihkan hubunganNya dengan manusia. Untuk itu Ia rela mengutus PuteraNya yang tunggal untuk menjadi manusia dan datang ke dunia untuk memulihkan kembali keterpisahan antara Allah dan manusia. Melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya, Yesus Kristus telah memungkinkan manusia mengalami kelimpahan hidup ini. Hal ini dinyatakan dengan indah dalam Yoh 3:16 : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal”.

Hanya melalui Kristuslah, kita dapat mengenal cinta kasih Allah dan dapat membagi hidup Allah itu dengan orang lain. Melalui Yesus Kristus, Allah memberikan kekuatan kepada manusia agar dapat hidup bersama dalam cinta kasih dan harmonis yang memang didambakan allah untuk manusia. Hal itu tidak cukup hanya diketahui, tetapi harus dihayati. Yoh 10:10b : Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Kebenaran ke 4 :
Kita harus menerima Yesus di dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Penyelamat.

Hal ini membuat kita akan menerima karunia dari Roh Kudus yang akan memberikan kekuatan agar dapat mengalami suatu kehidupan baru.
 
Menerima Kristus ke dalam hidup kita lebih dari sekedar percaya bahwa Ia adalah Allah dan mati untuk manusia, dan juga lebih dari hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik dan mengikuti ajaran-ajaran moralNya : tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Tetapi menerima Kristus berarti masuk dalam suatu hubungan pribadi denganNya; kita menerima cintaNya dan kita menyerahkan hidup kepadaNya. Dia harus menjadi pusat dari hidup kita.
Bagi kebanyakan orang, yang menjadi pusat hidupnya adalah diri atau egonya sendiri, kadang-kadang orang lain, obat/narkotika, pekerjaan, keluarga, seni, musik dan lain-lain. Tetapi bila kita menerima Yesus Kristus dalam kehidupan kita, maka berarti membiarkan Dia menjadi pusat hidup kita. Termasuk menyerahkan hidup kita kepadaNya. Bila kita melakukan hal ini, maka kita akan mengenal Dia secara pribadi.

Bila kita telah menerima Yesus, maka kita akan menjadi anak-anak Allah, seperti yang tertulis dalam Yoh 1:12 : “Tetapi semua orang yang menerimaNya, diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya”

Karunia Roh

Karunia Roh yang memenuhi seluruh kehidupan kita akan mengubah kita sehingga mulai mengenal dan mengalami cinta kasih Allah serta kelimpahan hidup yang dijanjikan Yesus Kristus. Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada pengikutNya, seperti yang dinyatakannya dalam Yoh 14:16-17, yaitu : Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran.

Dan sebelum naik ke surga Ia berkata : “Sebab itu Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dalam Roh Kudus.” (Kis 1:5). Bila kita telah menerima Roh Kudus, maka kita akan menerima suatu kehidupan baru, dan akan mengalami suatu perubahan yang luar biasa, misalnya :
• Pergi ke Gereja tidak lagi menjadi suatu paksaan, tetapi merupakan suatu undangan yang indah dari Tuhan.
• Cara berdoa yang dulu hanya meminta saja, kini berubah menjadi ucapan syukur dan terimakasih.

Sumber bacaan :
1. Shekinah, Buku Penuntun Untuk Team Seminar Hidup Baru Dalam Roh
2. PDKK Santa Maria Fatima, Seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus, 1999.

Mengikuti Yesus : Pelayanan di PD St. Albertus Bekasi

Hari Senin, tanggal 16 Juli 2007 yang lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk melayani di PDPKK St. Albertus Bekasi. Sudah lima kali (setahun sekali) saya melayani di PD ini. Dua kali yang pertama masih di salah satu rumah warga di komplek Harapan Indah, sedangkan tiga tahun terakhir ini, acara PD diselenggarakan di lantai 2 suatu rumah makan yang memiliki ruangan cukup luas. Salah satu pengurus disana mengatakan umat yang hadir rata-rata sekitar 80 orang, padahal waktu pertama saya kesana hanya sekitar 40 orang. Dan yang mengagumkan ternyata PD St. Albertus dewasa telah berkembang, sehingga sekarang ada PD muda-mudi, dan juga PD Kids yang beranggotakan 63 anak mulai dari kelas 1 SD sampai 1 SMP. Anak-anak ini sebagian juga sudah mendapatkan karunia berbahasa Roh, karunia penglihatan dll. Wow . . . sungguh luar biasa Tuhan berkarya disini.

Materi renungan yang saya sampaikan mengambil tema “Mengikuti Yesus”, yang saya ambil dari Mat 4:18-22, yaitu tentang pemanggilan murid-murid pertama. Inti materi renungan yang saya sampaikan adalah sbb. :
- Dimana Yesus memanggil murid-murid pertama ?
- Mengapa di danau ? mengapa nelayan yang dipilih ?
- Ada berapa murid Yesus ? Siapa saja ?  lihat Mat 10:1-4
- Apa yang dilakukan murid ketika itu ?
- Bagaimana cara Yesus memanggil ?
- Apa tujuan Yesus memanggil mereka ?
- Bagaimana hasil panggilan Yesus ?
- Mengapa mereka langsung menanggapi panggilanNya ?

Saya juga melontarkan pertanyaan ”Mengapa murid-murid pertama ini menanggapi panggilan Yesus secara langsung, tanpa tanya-tanya dulu? Apakah mereka sudah mengenal Yesus ?”. Dari sini saya mengajak mereka untuk melihat perikop setara pada Lukas, yaitu Luk 5:1-11.
Di Lukas, ternyata beberapa perikop sebelumnya sudah lebih menceritakan tentang Yesus yang menyembuhkan orang-orang, termasuk mertua Petrus, dan Ia sudah mengajar di berbagai kota. Hal ini jelas menunjukkan bahwa para murid sudah mengenal, minimal mendengar kabar mengenai karya-karya yang telah Yesus lakukan.

Selain itu di Lukas 5:1-11, juga Yesus melakukan mujizat, yaitu memberi mereka tangkapan ikan yang berlimpah, walaupun sebelumnya telah semalam suntuk mereka tidak menangkap apa-apa.
Beberapa hal yang saya utarakan berkaitan dengan perikop ini adalah :
- Dengan percaya, maka kita akan diberi kelimpahan. Kalau begitu apakah dengan mengikuti Yesus, pasti kita menjadi kaya raya?
- Bila kita diberi kelimpahan, maka kita tidak boleh serakah. Lihat contoh para murid di ayat 6 dan 7.
- Mengapa Simon berkata ”aku ini seorang berdosa”?

Pada kesempatan ini sayapun memberi kesaksian bagaimana Tuhan Yesus sudah memanggil saya secara luar biasa, yang nanti saya akan postingkan secara khusus.
Terimakasih Tuhan, atas pengalaman melayani di PD St. Albertus Bekasi. Saya pulang kembali ke Bogor dengan sukacita bersama seorang teman Bunadi S.

Kamis, 12 Juli 2007

Filsafat Buah : Mari Belajar dari Buah ...

1. Jadilah Jagung, Jangan Jambu Monyet
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya. Jangan pamer...kecuali kalo lagi pameran.

2. Jadilah pohon Pisang
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati. Kesetiaan dalam pernikahan.

3. Jadilah Duren, jangan kedondong
Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalemnya ada biji yang berduri. Walaupun penampakanku kasar tapi aku lembut loh...

4. Jadilah bengkoang
Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbinya isinya putih bersih. Jagalah hati jangan kau nodai meskipun...kamu mainnya di tempat sampah, hehehehe...

5. Jadilah padi
Makin berisi, makin merunduk. Tapi awas ada wereng...

6. Jadilah pohon kelapa
Sudah terkenal dengan serba gunanya, tidak bisa dimanipulasi (maksudnya kelapa ngak bisa dicangkok)

7. Jadilah tandan pete, bukan tandan rambutan
Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang, ngak seperti rambutan ada yang kecil ada yang gede.

8. Jadilah cabe
Makin tua makin pedes, makin tua makin judes loh..!!! (baca = bijaksana)

9. Jadilah buah manggis
Bisa ditebak isinya dari bokong buahnya, maksudnya jangan munafik  ... hmmmm

10. Jadilah buah nangka
Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg memakannya, dan juga aromanya yang harum, artinya berikan kesan kepada semua orang (tentunya yang baek)

(sumber dari email)

Tuhan Yesus, ini owe, A Cong . . .

Kisah ini saya ambil dari milist KASEB (Keluarga Alumni Sekolah Evangelisasi Baru)
http://groups.yahoo.com/group/kaseb/message/82


Ini sebuah kisah nyata yang menarik dan menyentuh. Ada seorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia, Jakarta. A Cong diangkat menjadi CEO (chief exec.officer) atau penanggung jawab penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa.

Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani. Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.

Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak .. ! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang di pintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas lagi.

Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang di balik batu??? Jangan2 ..... Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi : Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Tionghoa), kenapa Encek saben hari datang jam 12 begini, cuman berdiri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepet2 pergi?" Kaget, si A Cong menjawab tersipu: "Hah?!... Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi owe seneng dateng kemali.." Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: Emangnya apa yang Encek lakukan di pintu gereja gitu?"
Jawab A Cong dengan polos: "Ngga ada apa2. Benel Owe cuman bilang ini doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah." Terbengong, hanya "Oh....!" yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.

Pada suatu hari A Cong sakit parah karena super sibuk dan makan sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan ke rumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang. Ia gembira, tentunya, tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap pagi menghampiri
teman2 pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: "Eh Cek A Cong, mau nanya nih. Kenapa sih Encek begitu gembira, dan selalu gembira, padahal penyakit Encek 'kan serius?"
Acong tercenung dan menjawab "saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut gondlong dateng, megang kaki saya, dia bilang: A Cong, ini aku, Yesus Kristus. Gimana owe nggak seneng, coba..."

Moral of the story :
Sisihkan waktumu, untuk bersama Tuhan, walau hanya sedikit waktu..

Sabtu, 07 Juli 2007

Dibentuk untuk Melayani

Setiap pribadi memiliki SHAPE (bentuk) yang berbeda dan kita harus mampu memahami SHAPE yang kita miliki agar dapat memenuhi maksud Allah

SHAPE adalah :
S : Spritual gifts – karunia rohani
H : Heart – hati
A : Ability – kemampuan
P : Personality – kepribadian
E : Experiences – pengalaman

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan atau pelayanan adalah sebagai berikut :
1. menggunakan karunia rohani yang telah Tuhan berikan kepada anda, untuk membangun tubuh Kristus.
2. melakukannya dengan sepenuh hati (penuh antusias).
3. menggunakan kemampuan khusus / talenta yang telah Tuhan sediakan sejak lahir dalam pekerjaan dan pelayanan anda.
4. memakai kepribadian anda yang unik untuk memantulkan kemuliaannya.
5. menggunakan pengalaman hidup (baik yang menyenangkan maupun tidak) untuk membantu orang lain yang mengalami hal yang sama.

Untuk mampu memahami dan mempelajari SHAPE yang kita miliki, maka kita harus memohon campur tangan Tuhan. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati seluruh pelayanan yang kita lakukan.
(sumber Manna Surgawi, September dan Oktober 2005)

Arisan PD

Hari ini, Sabtu tgl. 7 Juli 2007, kami kembali menyelenggarakan arisan bagi para pelayan PDPKK St. Maria Fatima, bertempat di rumah Bapak Ricky/Ibu Oen di Belong, Jln. Roda Bogor. Sebenarnya acara direncanakan dimulai jam 12.00, tetapi ternyata karena Bogor hari ini mengalami kemacetan di banyak tempat, maka rekan-rekan banyak yang datang terlambat.
Waktu saya datang, jam 12.05, ternyata baru ada Pak Gerry dan Bu Lenny yang hadir, diteman tuan rumah Pak Ricky yang sedang lesu, karena menderita sakit Gejala Typhus, ibu Oen. Menjelang jam 12.30 barulah berdatangan Susi, Nana, dan Maryati. Kemudian menyusul pak Hermawan, Yoko, Bu Lanny, Bu Vera, Pak Naga. Setelah acara makan kue dimulai, barulah muncul pak Tony, Ambar dan Harry. Mendekati jam 13.00, acara makan siang dimulai, dan dibuka dengan doa oleh Bu Vera.
Setelah makan, barulah acara penarikan arisan, yang ternyata untuk bulan ini yang mendapat giliran adalah pak Tony, bu Vera, bu Lenny dan Susi. Kemudian Maryati memimpin sharing dengan tema Dibentuk untuk Melayani, yang bertujuan untuk mengingatkan rekan-rekan pelayan agar mau melayani dengan lebih baik. Materi ini akan dibahas dalam posting berikutnya. Bagi yang bersedia sharing untuk setiap topik yang dibahas, Maryati sudah mempersiapkan hadiah kecil. Yang mendapatkannya adalah Yoko, pak Tony, bu Vera, Ambar, dan Susi. Acara sharing atau renungan kecil ini ternyata menarik bagi seluruh rekan, dan diharapkan dapat terus berjalan, dan dipimpin bergantian oleh setiap pelayan.
Acara arisan berikutnya akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Agustus 2007, dan disepakati bertempat di rumah pak Tony.

Tujuh Sabda Terakhir Yesus di Salib

Sabda 1 : “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34)

Yesus dikhianati, ditinggalkan, dihina, dianiaya; namun demikian Dia masih sanggup untuk memohon kepada BapaNya untuk mengampuni orang-orang yang bertanggungjawab atas penderitaanNya.
Kata “Ampunilah” menyelamatkan kekejaman yang dahsyat dan penuh kebencian
Pengampunan adalah sesuatu y ang sangat mahal. Amat sangat mudah untuk memberikan semacam pengampunan bila kita dilukai tidak serius. Akan tetapi pengampunan yang sesungguhnya adalah suatu pengampunan yang sungguh keluar dari hati untuk membiarkan berlalu kepedihan dan kebecian apabila kita telah menjadi korban luka serius yang dibuat oleh orang lain.
Pengampunan adalah jalan satu-satunya menuju kepada perdamaian dalam suatu dunia yang ditandai dengan penghinaan, kelalaian, kekerasan dan dendam.
Yesus memohon pengampunan bagi tentara-tentara Roma, penguasa Roma, imam-imam kepala dan pemimpin rakyat serta seluruh rakyat.
Yesus memberikan teladan bagi kita untuk mengampuni orang-orang yang sudah bersalah kepada kita. Ampunilah mereka seperti Yesus pun mengampuni orang yang telah menyakitinya.
Dalam membina relasi dengan Allah : bila anda merasa Allah telah menyakiti anda, ampunilah Dia, dan terlebih penting anda juga minta ampun pada Nya.
Dalam membina relasi dengan sesama, terutama di dalam keluarga : ampunilah suami / istri, anak, mantu / mertua, kakak, orang tua, teman sekantor dll
Dalam pemberdayaan ekonomi : ampunilah rekan bisnis yang telah menipu anda.
Mohon ampunlah pada Dia sekarang, serahkan semua beban anda padaNya.


Sabda 2 : “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43)

Pada penjahat yang mengkui kesalahannya (“kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang stimpal dengan perbuatan kita” – Luk 23:41), Yesus segera memberi keselamatan. Segeralah bertobat dan akui kesalahanmu.

Kata-kata Yesus kepada penjahat tersebut meyakinkan kita bahwa betapapun gelap dan susah hidup kita, kita tidak pernah kehilangan pengharapan. Kita dapat berpaling kepada Dia yang menjanjikan Firdaus kepad penjahat yang bertobat, dan kita pun tahu bahwa janji yang sama ditujukannya kepada kita.

Sabda 3 : “Ibu inilah anakmu” – “Inilah ibumu” (Yoh 19:26-27)

Menjelang kematiannya, Yesus menyerahkan ibunya (Bunda Maria) kepada murid yang sangat dikasihinya. Hal ini menunjukkan walaupun Yesus wafat tetapi Ia sudah memberikan ibuNya sebagai ganti untuk memelihara murid-muridNya.
Siapakah murid yang dikasihinya itu ? Murid itu termasuk kita semua yang dikasihi Yesus. Saat itu juga Yesus menyerahkan ibuNya kepada perlindungan murid yang dikasihiNya.


Sabda 4 : " Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku” (Mat 27:46)

Pada saat-saat terakhir menjelang ajalNya, Yesus berteriak menggeliat mengucapkan kata-kata yang paling ngeri dan menakutkan ini.
Yesus ditinggalkan para muridNya, rakyat yang memuja-muja Dia sebelumnya kini juga melecehkan dan menghinaNya. Bahkan Ia merasa BapaNya pun seolah-olah menyembunyikan wajahnya.
Dalam penderitaan Yesus memilih kata-kata dari Maz 22 ini. Mazmur ini tidak berakhir dalam keputusasaan, melainkan dalam kemenangan dan pembebasan. Karena bagi Yesus, doa terakhir ini adalah suatu ungkapan dari iman, dan bukannya kepedihan atau putus asa.
Dalam menanggung konsekuensi dari dosa-dosa umat manusia, Yesus mengalami akibat dosa yang paling buruk, yaitu pengalaman manusia ditinggalkan Allah. Namun sebenarnya Allah tidak pernah meninggalkan Yesus, dan Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Sabda 5 : “Aku haus” (Yoh 19:28)

Secara fisik, memang Yesus merasa amat sangat haus, dan didera kekeringan selama bergulat dengan maut. Semua dilakukan Yesus untuk memenuhi nubuat para nabi seperti yang tertulis dalam Maz 69:22 : “Dan pada waktu aku haus, mereka memberikanku minum anggur asam”. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus telah menyelesaikan tugasNya di atas bumi.

Di taman Getsemani, Yesus berdoa “Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu ?” (Yoh 18:11).
Memenuhi kehedak Bapa adalah kehausanNya. Cawan yang harus diminumnya adalah kematian yang menyelamatkan kita.
Dan di atas salib, Yesus ditetapkan untuk minum dari cawan kematianNya.

Kehausan Yesus di atas salib, hendaknya juga menjadi kehausan kita. Apa kehausan yang paling menggetirkan dalam hidup kita ? Agar tidak haus datanglah pada Yesus, karena Ia telah berbicara dengan wanita Samaria di tepi sumur Yakob :”Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya”. Air yang Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancarkan sampai kepada kehidupan kekal (Yoh 4:14).
Allah sendirilah yang dapat memuaskan kehausan kita yang paling dalam. Marilah kita merasa haus akan rahmat, akan belas kasihan dan suka cita, karena pancaran mata air adalah cinta Allah di dalam kita.

Sabda 6 : “Sudah selesai” (Yoh 19:30)

Sabda terakhir dalam Injil Yohanes bukanlah suatu teriakan karena siksaan / penganiayaan atau penolakan, melainkan suatu teriakan / pekik kemenangan. Kata “telah selesai” berarti “sempurna / tuntas”. Artinya Yesus telah menunaikan tugasNya didunia (untuk membawa keselamatan bagi umat Allah) secara penuh, secara sempurna.
Menyerahkan rohNya berarti “mempersembahkan, menyerahkan, mempercayakan”. Yesus mati, dan Ia mempercayakan RohNya kepada komunitas baru yang dibentukNya di bawah salib, yaitu Gereja. Pada saat Yesus wafat, lahirlah Gereja.
Pandangan Yesus yang meyakinkan tentang kematianNya sediri sebagai pemenuhan dan kelengkapan seluruh hidupNya, kiranya dapat mengilhami dan mendorong kita untuk hidup dan mati dengan cara yang sama, sehingga pada ajal kita dapat tersenyum, sementara orang di sekitar kita menangis.

Sabda 7 : Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaKu” (Luk 23:46)

Kata-kata ini diucapkan Yesus dalam bentuk doa yang diambil dari Maz 31. Walaupun dalam sakratul muat, Ia memberi kesaksian mengenai kuasa Allah yang menolong. Ia wafat penuh kepercayaan dan pasrah menyerahkan hidupNya ke dalam tangan Bapa.
Sabda Yesus ini merupakan bagian dari doa malam tradisional Gereja. Setiap malam kita menyerahkan roh kita kepada Allah.

Rabu, 04 Juli 2007

Pedoman Kekudusan


LAKUKAN (DO)

Jadilah SANGKULI (Sangkal Diri, Pikul Salib, Ikuti Yesus) - lihat Mat 16:24
Perbanyak DUIT (Doa, Usaha, Iman dan Takwa)
Gunakan (prinsip) PUTIH (mamPU Terus mengasIHi)
Perbanyak penggunaan DOKAR (Doa dan Karya)
Selalu Ramah

JANGAN LAKUKAN (DON’T)

Menyukai DUKUN (Duit, Kuasa, dan Nikmat)
Mengutamakan DANGDUTAN (Daging, Dunia dan Setan)
Menyukai HARTAWAN (Harta, Tahta dan Wanita)
Selalu SENDU (Senang Duit)
Menyukai (warna) HITAM (Hina Terhadap Musuh)  atau MERAH (Membuat Marah)
Menggunakan (prinsip) SEDAN (Selalu Dunia Akhirat Nanti) atau MOBIL (Materi, Otoritas, Bisnis dan Ilmu)
Suka Marah

Acara PD Bulan Juli 2007

Kami mengundang anda untuk hadir pada acara PDPKK St. Maria Fatima untuk bulan Juli, yaitu :

   Tgl                        Acara                                 Pembicara
04 Juli   Cara mendoakan org sakit        Achsen Gumelar
11 Juli   Misa Penutup Seminar               Rm. AHY Sudarto
18 Juli   Sharing Iman                             Petrus Irianto
25 Juli   Renungan                                   Berman Ali

Persekutuan doa diselenggarakan setiap hari Rabu, jam 18.00 – 20.00, bertempat di aula SD Regina Pacis Bogor.

Selasa, 03 Juli 2007

PDPKK Santa Maria Fatima Bogor


PDPKK Santa Maria Fatima merupakan salah satu persekutuan doa karismatik katolik yang ada di kota Bogor; usianya sudah 13 tahun lebih. Tepatnya dibentuk pada tanggal 20 Mei 1994.
Saya tergabung dengan PD doa ini sejak pertengahan 1997. Jadi sudah 10 tahun ... (belum terlalu lama juga yah ...). Tetapi disini saya sudah mengalami berbagai hal yang terkait dengan pertumbuhan iman Katolik. Saya mengalami lahir baru melalui Seminar Hidup Baru dalam Roh (sekarang disebut Seminar Hidup dalam Roh) yang diselenggarakan PD ini pada bulan April - Juni 1997.

Saat ini yang menjadi koordinatornya adalah sdr. Mariska Haryadi, yang lebih dikenal dengan sebutan Pipin. Pengurus harian PD St. Maria Fatima periode 2007-2010 selengkapnya terlihat pada foto di atas, yaitu :
baris atas :  Petrus I (bendahara I), Hermawan (wakil koord I), Hari (wakil koord II)
baris bawah : Maryati (sekretaris I), Pipin (koordinator), Arie (bendahara II)
salah satu pengurus yang tidak kelihatan adalah Marina selaku sekretaris II.
Team pelayan berjumlah sekitar 38 orang, dan setiap persekutuan dihadiri oleh rata-rata sekitar 80 orang. Persekutuan dilaksanakan setiap hari Rabu jam 18 - 20 di aula SD Regina Pacis Bogor.

PD St Maria Fatima saat ini sedang menyelenggarakan seminar Cara Mendoakan Orang Sakit, dan Hari Rabu besok, tanggal 4 Juli 2007  pengajarnya adalah Bapak V. Achsen Gumelar. Minggu depan akan ditutup dengan misa oleh Rm. AHY Sudarto, Pr.,  yang juga merupakan moderator PD.

Buah-buah Roh Kudus

Bila kita memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan, maka kehidupan kita akan menghasilkan buah. Buah tersebut adalah buah-buah Roh Kudus seperti yang tertulis dalam Galatia 5 : 22-23.
Buah Roh ada sembilan, yaitu Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, keSabaran, keMurahan, keBaikan, keSetiaan, keLemahlembutan dan Penguasaan Diri.
Untuk menghapal ke-sembilan buah Roh tersebut, maka saya membuat jembatan keledai :
KASUT DARA SAMURAI SELEMBUT SADRI.

KAsih
SUkaciTa
DAmai sejahteRA
keSAbaran
keMURahan
kebAIkan
keSEtiaan
kelemahLEMBUTan
penguaSAan DiRI

Mudah-mudahan bermanfaat, sehingga anda dapat mengingat buah-buah Roh dengan cepat, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana membina relasi pribadi denganNya, sehingga bolehlah kehidupan kita menghasilkan buah-buah tersebut. Amin !

Buku Discernment

Pada hari Sabtu lalu, tanggal 30 Juni 2007 diselenggarakan program pengayaan bagi seluruh guru Evangelisasi se Keuskupan Bogor yang diselenggarakan di Kampus Triguna, Jln. Siliwangi 97 Bogor. Materi pengayaan disampaikan oleh ibu Monica Maria Meifung, yang merupakan Kepala Sekolah Shekinah, dan Ketua Bidang Evangelisasi BPK PKK KAJ. Materi yang disampaikan beliau dapat dilihat pada posting berikut.

Saat itu seluruh peserta mendapatkan sebuah buku dari panitia (sebetulnya membeli lho ...) yang berjudul DISCERNMENT : Karunia membeda-bedakan roh. Buku ini ditulis oleh dua orang pastor terkenal, yaitu L. Sugiri v.d. Heuver, SJ dan B. S. Mardiatmadja, SJ, dan diedit oleh Monica Maria Meifung.

Buku yang tidak terlalu tebal ini (hanya terdiri dari 60 halaman) merupakan materi kursus / retret Discernment, yang pada awalnya dikembangkan oleh Past Sugiri. Karena cikal bakalnya telah menjadi pegangan bagi ribuan umat pesert retret/kursus Discernment, maka buku ini relatif sudah lengkap, dan memberikan pengajaran secara komprehensif. Pada akhir setiap bab terdapat beberapa pertanyaan yang dapat digukan untuk kelompok sharing peserta retret/kursus.

Bila ada yang ingin mendapatkan buku ini, kiranya dapat segera menghubungi Komunitas Awam Putri Sion di nomor 021 -  3928251 atau melalui email belovedpeacock@yahoo.com. Marilah kita menggunakan buku ini sehingga kita dapat mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan suara hati Tuhan, bukan menurut setan ataupun diri kita pribadi.
Selamat membaca dan mempelajarinya !!!

Senin, 02 Juli 2007

Tujuan Evangelisasi Katolik

Mungkin banyak orang, terutama  yang bukan beragama Katolik, mengira bahwa kegiatan Evangelisasi yang dilakukan Gereja Katolik adalah program pengKatolikan atau Kristenisasi. Hal ini merupakan suatu kesalahan besar. Hal ini pun tidak dipahami oleh sebagian besar peserta kursus evangelisasi, termasuk saya sendiri waktu pertama kali mengikutinya pada tahuan 2000 di Shekinah.

Evangelisasi Katolik berbeda dengan program Evangelisasi yang dilakukan oleh gereja Kristen lainnya. Seperti yang tertulis di halaman 3 dari buku Misi Evangelisasi, tujuan dari evangelisasi adalah pertobatan. Evangelisasi boleh dilakukan kepada siapa saja (dengan agama apa pun), tetapi dengan sasaran utama adalah untuk mempertobatkan ybs. Bila dia umat Islam, maka setelah mendapat pemberitaan Kabar Baik, ia kembali menjadi umat Islam yang taat melaksanakan shalat lima waktunya kembali. Bila ia orang Budha, Hindu, atau agama apa pun, maka diharapkan ia kembali taat melaksanakan seluruh ibadat agamanya masing-masing.

Bila ada peserta kursus Evangelisasi yang waktu melakukan kunjungan rumah, program wajib yang harus dilakukan setiap peserta kursus evangelisasi, diajak berdebat oleh tuan rumah yang beragama lain, maka sebaiknya peserta Evangelisasi segera mohon diri dan tidak melakukan perdebatan. Dalam beragama, tidak perlu ada perdebatan, karena pasti tidak akan ada akhirnya, karena dasar iman agama masing-masing kan berbeda ... Agama bukan untuk diperdebatkan, tetapi penting untuk memahami agama orang lain dan menghormatinya.

Evanglisasi ini merupakan tugas dan Amanat Agung bagi semua umat Katolik seperti yang tertuliskan dalam Matius 28:18-20.

Pengajar Evangelisasi

Setelah mengikuti Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP) di Shekinah tahun 2000, maka satu tahun kemudian saya mengikuti Trainers Course untuk menjadi Guru Evangelisasi yang dilaksanakan di Bogor. Waktu itu pendidikan dilaksanakan di SMP Budi Mulia Bogor (yang peminjaman tempatnya di atur oleh Bapak Harwanto, salah seorang peserta TC yang mantan guru SMP BM), dan diikuti oleh 11 orang peserta, dua diantaranya wanita, yaitu Lisa dari Sukabumi dan ibu Maxima dari Bogor. Seluruh pengajar TC adalah guru-guru senior dari Shekinah.

Setelah mengikuti TC selama hampir 3 bulan, maka kesempatan mengajar Evangelisasi pertama kali dilakukan ternyata bukan di Keuskupan Bogor sendiri, tetapi ... di Keuskupan Semarang. Waktu itu empat orang pengajar Evangelisasi hasil TC bersama dengan Pak Achsen Gumelar, yang menjadi koordinator kegiatan ini, berangkat ke Semarang setiap Jumat malam dan kembali Minggu siang selama empat minggu berturut-turut. Setiap berangkat cukup empat orang guru, jadi ada satu yang tidak berangkat. Saya sendiri hanya berangkat pada minggu ke 2 dan ke 3.
Sungguh suatu pengalaman pelayanan mengajar yang sangat menyenangkan karena perjalanan rata-rata ditempuh dalam waktu 8 sampai 10 jam dengan mengendarai kendaraan pribadi dengan supir bergantian. Oh yah yang berangkat ke Semarang itu adalah M. Roman Gintings, T. Alen, ibu Maxima, Achsen Gumelar dan saya sendiri D. Agus Goenawan. 
Peserta kursus Evangelisasi saat itu di Semarang ternyata cukup banyak, mungkin lebih dari 150 orang).

Pengalaman mengajar evangelisasi pertama ini sungguh menyenangkan dan berkesan. Waktu itu karena proses Evangelisasi tidak terjadwal seperti di Jakarta, seminggu dua kali pertemuan, sehingga satu bab dapat diselesaikan, sehingga kami semua pengajar harus siap untuk mengajar bab yang dibahas minggu itu. Tentu saja sebelumnya sudah diatur penjadwalannya oleh Bapak Achsen.

Selama di Semarang, kami disambut dan dilayani dengan baik oleh Ibu Wirawan selaku Koordinator BPPKK Keuskupan Semarang. Terimakasih bu ...
Pengalaman mengajar evangelisasi inilah yang mengawali langkah saya dan teman-teman untuk mengajar evangelisasi berikutnya di rumah sendiri di Keuskupan Bogor.