Kamis, 30 Agustus 2007

Belajar Ketaatan, Ketekunan, dan Disiplin dari Bermain Golf

Sejak sekitar sebulan yang lalu, saya mulai belajar bermain Golf, karena diajak seorang teman dekat. Stick golf pun dia yang menyediakan, sehingga saya tinggal pakai. Modal awal saya hanya sepatu golf dan sarung tangan. Saya belajar memukul bola golf di driving range dengan menggunakan pelatih yang juga bernama Agus.

Ternyata setelah 4 kali berlatih, sampai hari Rabu kemarin, saya baru mulai menemukan kunci-kunci agar dapat memukul bola (artinya stick golf mengenai bola). Sebelumnya seringkali stick kena tempat kosong, dan bola tetap di tempatnya. Banyak syarat yang dibutuhkan untuk dapat memukul bola (dengan tepat), yaitu posisi kaki, pinggang, cara pegangan tangan di stick, ayunan tangan dll. Bila salah satu saja tidak tepat, maka dapat dipastikan bola tidak kena, atau kalaupun kena melenceng arahnya. Pelatih saya, Agus, selalu mengingatkan bila ada kesalahan, walaupun sekecil apa pun.

Ternyata bermain golf itu sama dengan kita menghadapi Tuhan. Dibutuhkan ketaatan, ketekunan, dan disiplin yang tinggi, agar dapat mencapai sasaran yaitu hidup yang kekal. Bila salah satu tidak dilaksanakan, maka kita melakukan kesalahan / dosa, dan akibatnya sasaran hidup kekal pun tidak didapat.

Cuma ada perbedaan juga, bila bermain golf sepenuhnya usaha manusia, tetapi kehidupan kekal tidak cukup hanya dengan usaha manusia. Kita diselamatkan semata-mata karena kasih Allah yang telah mengorbakan putra tunggalNya Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita.

Jadi marilah kita belajar ketaatan, ketekunan, dan kedisiplinan seperti bermain golf, tetapi tetap percaya pada Tuhan Yesus dan menanggapi dengan positip seluruh ajakan untuk bersekutu dengan Nya. Amin

Bogor, 30 Agustus 2007
DAG

Acara PDPKK St. Maria Fatima - September 2007

Kami mengundang anda untuk hadir mengikuti Persukutan Doa setiap hari Rabu, jam 18.00 - 20.00 bertempat di Aula SD Regina Pacis, Jln. Ir. H. Juanda Bogor.Acara PDPKK St. Maria Fatima untuk bulan September adalah :

05 Sept Renungan dengan tema "Kepemimpinan Yesus", yang akan dibawakan oleh Maryati Surya dan D. Agus Goenawan

12 Sept Renungan dengan tema "Pribadi yang diurapi Tuhan" bersama bapak Limamiguna (KAJ)

19 Sept Renungan dengan tema "Menjadi berkat bagi sesama" yang akan disampaikan leh F. Lisa (Sukabumi)

26 Sept Renungan dengan tema "Berserah pada Tuhan" yang akan disampaikan oleh ibu Maxima

Jumat, 17 Agustus 2007

Yesus, Engkau Andalanku

"Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang engkau lihat ini dan
di bawahnya cantumkan tulisan: YESUS, ENGKAU ANDALANKU.
Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa."
(pesan Yesus kepada St. Faustina)

Siapa atau Apa Andalanku ?

Dalam pengertian sehari-hari, kata ‘andalan’ berarti tumpuan, harapan, kepercayaan, atau dapat juga berarti yang diutamakan, nomor satu di atas yang lainnya, yang memiliki keistimewaan / keunggulan. Contoh pemakaian dalam kalimat : “Michael Jordan adalah andalan team Chicago Bulls pada saat menjadi juara NBA”.

Nah …. sekarang siapa atau apakah yang menjadi andalan dalam hidup anda ? Ada orang hebat, yang mengatakan bahwa akulah andalan hidupku, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa andalan hidupku adalah harta kekayaan, kedudukan, nama baik, ilmu pengetahuan yang sekarang kumiliki. Kalau kita lihat semua hal tersebut tidak bersifat kekal, hanya sementara; semuanya dapat dengan mudah hilang dalam waktu yang singkat. Manusia akan mati, harta kekayaan bisa ludes bila kita tertimpa bencana, dirampok, disita negara dll. Kedudukan hilang pada saat kita diganti orang lain, nama baik akan hancur bila kita berbuat kesalahan dan ilmu pengetahuan akan segera kadaluwarsa, dengan ditemukannya konsep-konsep baru.

Andalan yang Kekal

Bila kita mengandalkan kepada hal-hal yang tidak kekal, maka akhirnya kita akan kecewa pada saat andalan kita tersebut sudah tidak berfungsi lagi. Dalam menempuh kehidupan di dunia yang penuh dengan godaan dan tantangan ini, maka kita harus memiliki andalan yang kekal, tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Siapakah dia ? Ia tidak lain adalah Tuhan kita : Yesus. Apa bukti bahwa Ia dapat diandalkan ? Bukti yang paling nyata adalah bahwa Yesus telah mau menderita dan merendahkan diri dengan menjadi manusia, bahkan rela disalib untuk menyelamatkan seluruh manusia dari dosa. Dalam film Passion of The Christ yang menghebohkan itu, kita dapat melihat bagaimana betapa besar penderitaan yang dialamiNya; Ia rela dipukul, ditendang, dicambuk, diludahi, ditusuk mahkota duri, ditelanjangi, ditertawakan, …. dll.

Tuhan Yesus sendiri pun menginginkan agar Dia menjadi andalan semua orang. Hal ini Ia nyatakan sendiri kepada St. Faustina Kowalska, rasul dan sekretaris Kerahiman Ilahi-Nya, pada penampakanNya yang pertama tanggal 22 Februari 1931. Sr. Faustina mengatakan : “Sore itu, ketika aku berada dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat dan tangan kiri-Nya terdekap di dada-Nya. Dari pakaian-Nya yang terbuka, dari dada memancar dua sinar besar: yang satu berwarna merah dan yang satu lagi nampak pucat… Kemudian Yesus berkata, `Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang kaulihat ini dan di bawahnya cantumkan tulisan YESUS, ENGKAU ANDALANKU. Aku ingin supaya gambar itu dihormati, pertama-tama di kapelmu, lalu kemudian di seluruh dunia. Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa. Untuk mereka Aku menjanjikan juga kemenangan atas musuh-musuh mereka mulai dari dunia ini, khususnya pada jam kematian mereka. Aku sendiri akan membela mereka seperti Kemuliaan-Ku.'”

Bagaimana Menjadikan Yesus sebagai Andalanku ?

Untuk menjadikan Yesus sebagai andalan bagiku, maka kita harus menjadikan Yesus sebagai pusat hidup kita. Segala sesuatu yang kita alami, baik suka maupun duka, kita serahkan kepadaNya, mengucap syukurlah atas semua yang telah kita alami dan mohon agar Ia selalu membimbing dan memberikan petunjuk terhadap segala masalah yang sedang kita hadapi. Bila kita mengaku orang Kristen, maka hal ini harusnya tidak sulit, karena Kristen berarti pengikut Kristus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah pemimpin kita; sebagai pemimpin tentu kita harus mengikuti segala perintah dan petunjuk yang berasal daripadaNya.

Dalam melaksanakan kehidupan sebagai orang Kristen (Katolik) sehari-hari yang seimbang, maka kita harus memiliki hubungan vertikal dengan Allah Bapa, yaitu melalui doa dan terus membaca Kitab Suci. Tetapi karena hidup Kristiani bukanlah sesuatu yang kita miliki secara pribadi, tetapi bersama dengan orang-orang Kristen lain, maka kita juga harus memiliki hubungan horisontal yang baik dengan sesama, yaitu melalui komunitas dan pelayanan. Semua aktivitas hidup sehari-hari tersebut, harus berpusat / berporos pada Yesus Kristus.
Biarkan Yesus terus bertahta dalam seluruh kehidupan kita; hal ini dapat kita lakukan dengan terus bertekun untuk menyambut tubuh dan darahNya dalam perayaan Ekaristi.

Marilah Berubah

Seperti pesanNya kepada St. Faustina, Tuhan Yesus sendiri sangat mengharapkan agar kita mau menjadikanNya sebagai andalan setiap orang. Karena itu marilah kita tinggalkan kehidupan lama, yang masih mengandalkan ego, hal-hal duniawi ataupun kuasa-kuasa lain, dan bentuklah hidup baru dengan Yesus sebagai andalanku. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua !

(Pernah dimuat di Berita Umat, majalah Paroki Katedral Bogor, tahun 2004)

Aku ada karena Dia

Ku bersyukur
Karena Kau menciptakan aku seperti ini
Ku bahagia
Karena Kau telah membentukku
Ku berterimakasih
Karena Kau mengijinkan aku terus bertumbuh
Ku bangga
Karena memiliki Allah seperti Mu

Ku bersyukur
Karena Kau mengijinkan aku melayaniMU
Ku bahagia
Karena boleh menjadi alatMu
Ku berterimakasih
Karena menerima berbagai anugrah dariMu
Ku bangga
Karena Kau segalanya bagiku

Ku bersyukur
Karena Kau terus memeliharaku
Ku bahagia
Karena Kau selalu menyempurnakanku
Ku berterimakasih
Karena boleh terus memuliakanMu
Ku bangga
Karena boleh menjadi teman sekerjaMu

Senin, 13 Agustus 2007

Arisan PD Bulan Agustus 2007

Arisan PD bulan Agustus telah dilaksanakan pada hari Sabtu tgl. 11 Agustus 2007 di rumah ibu Vera yang terletak di depan Hotel Mirah Bogor. Tidak jadi di rumah pak Tony seperti yang direncanakan pada bulan lalu, karena tgl 11 Agustus bertepatan dengan ulang tahun Ibu Vera yang ke 67, dan juga sekaligus merayakan ulang tahun adiknya (Ibu Flora) ke 66 yang sudah lewat 3 hari sebelumnya.

Pelayan yang hadir paling awal adalah E’ma Susanthi yang datang sejak jam 11 (kepagian nih yeh …), sedangkan yang lain baru datang sekitar jam 12, yaitu Fenny, Harry, Maryati, Ari, Gerry, Pak Tony dan Bu Eeng, kemudian saya sendiri. Dan yang menyusul datang adalah Ibu Lanny beserta Pak Naga, Ambar, Yoko, Frans dan terakhir Bapa Ricky yang baru pulang dari Seminar Liturgi di Gereja St. Fransiskus.

Banyak rekan-rekan lain yang berhalangan hadir, misalnya Hermawan yang sedang melayani retret keluarga, Nana dan Bowo yang sibuk beresin rumah, Petrus I yang sibuk ngurus istri yang sakit Typhus, Ibu Kodir dan saudara-saudaranya yang tidak ada kabar berita ?

Yang mendapatkan arisan pada bulan ini adalah DAG, Toto, Ari, dan E’ma Sri. Acara bulan depan akan diselenggarakan di rumah DAG, tetapi waktu akan ditentukan kemudian. Setelah diskusi membahas aturan liturgi untuk misa terutama tentang lagu-lagu pujiannya, maka semuanya bubar pada sekitar jam 14.00.

Sekali Tikus Tetap Tikus

Seekor tikus yang hidup di sebuah hutan merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada Kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing. Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing. Kembali ia menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing.

Tak lama setelah menjadi Anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa. Sekali lagi si penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa. Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu.

Kali ini si penyihir menolak keinginan itu dan berkata, "Selama kau masih berhati tikus, tak peduli seperti apapun bentukmu, kamu tetaplah seekor tikus yang pengecut !"

Ya ... ! Pikiran menentukan tindakan kita.
Kendalikan pikiran anda, maka semuanya akan beres (tentu saja sambil memohon dan bersyukur selalu kepadaNya)

(Sumber : dari email)

Mengenal Pembaharuan Karismatik Katolik

Walaupun Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) sudah diakui Gereja Katolik sejak 40 tahun lalu, dan sudah berada di Indonesia sejak 30 tahun lalu, tetapi masih banyak orang yang belum mengenalnya. Pembaharuan Karismatik Katolik adalah suatu gerakan yang muncul serentak di Gereja seantero dunia dalam berbagai bentuk dan warna, sehingga bukan merupakan suatu badan yang mempunyai pendiri tunggal atau sekelompok pendiri sebagaimana dimiliki oleh banyak gerakan lain.

Cita-cita utama Pembaharuan Karismatik Katolik meliputi:
• Memupuk pertobatan pribadi yang matang dan berkesinambungan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
• Memupuk suatu penerimaan secara pribadi terhadap Pribadi, kehadiran kuasa Roh Kudus. Kedua rahmat rohani ini sering dialami bersama di berbagai tempat di dunia, yaitu waktu pencurahan Roh Kudus atau pembaharuan Roh Kudus. Hal itu sering dipahami sebagai peningkatan rahmat inisiasi Kristen dan sebagai pemberdayaan pelayanan orang Kristiani dalam melaksanakan pelayanannya di dalam Gereja dan dunia.
• Memupuk penerimaan dan kegunaan karunia-karunia rohani (charismata) tidak hanya di dalam pembaharuan karismatik, tetapi juga dalam lingkungan Gereja yang lebih luas, karunia-karunia itu baik yang biasa maupun yang luar biasa dijumpai berlimpah di antara kaum awam, kaum religius maupun para imam. Pemahaman yang tepat tentang karunia-karunia dan pengunaannya dalam kesatuan dengan unsur-unsur lainnya dari kehidupan Gereja merupakan suatu sumber kekuatan bagi umat Kristen dalam perjalanannya menuju kesucian dan dalam mengemban perutusan mereka.
• Membantu perkembangan karya evangelisasi dalam kuasa Roh Kudus, termasuk evangelisasi terhadap orang Kristen yang tidak mempraktekkan imannya, evangelisasi kebudayaan dan struktur-struktur sosial. Pembaharuan terutama memajukan peran serta dalam tugas perutusan Gereja dengan mewartakan Injil dalam kata dan tindakan dengan memberi kesaksian akan Yesus Kristus melalui kesaksian hidup pribadi dan melalui karya-karya iman serta keadilan sesuai panggilan masing-masing.

Untuk memupuk pertumbuhan yang terus menerus dalam kesucian melalui integrasi yang tepat antara penekanan segi karismatik ini dengan kehidupan yang utuh dari Gereja. Hal ini terlaksana melalui partisipasi dalam suatu kehidupan sakramental dan liturgis yang kaya, penghargaan terhadap tradisi doa-doa dan spiritualitas katolik dan pembinaan terus menerus dalam ajaran-ajaran Katolik di bawah bimbingan Magisterium Gereja dan peran serta dalam rencana pastoral Gereja.

Cita-cita ini dan kegiatan yang mengalir daripadanya telah menandai pembaharuan karismatik katolik di dalam pribadi-pribadi, kelompok-kelompok doa, komunitas-komunitas, serta banyak team dan pelayanan-pelayanan di tingkat lokal, keuskupan maupun nasional.

Sumber : Buku Konvenas X PKK Indonesia