Kamis, 29 Mei 2008

Medical Checks

Kemarin pagi, Rabu 28 Mei 2008, saya mengantar istri saya ke Laboratorium Prodia Bogor untuk melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan air seni sebagai salah satu syarat dari perusahaan Asuransi Jiwa. Waktu datang kesana ternyata Prodia sedang promosi pada bulan Mei 2008, yaitu bulan ulang tahunnya dengan memberikan discount 20%. Saya merasa tertarik pada banner yang ada di ruang tersebut yang menyatakan ada pemeriksaan jantung koroner, untuk melihat kemungkinan stroke dll. Karena tubuh saya cukup gemuk, maka saya pun langsung ingin mengikuti pemeriksaan tersebut, apalagi ’mumpung’ lagi discount 20%.

Waktu dipanggil, ternyata istri saya masih ada sedikit masalah yang harus dibicarakan dulu dengan pihak asuransi, sedangkan untuk saya ternyata ada syarat harus berpuasa dulu sekitar 12 jam. Terpaksa semua rencana batal, dan saya berjanji untuk mempersiapkan diri bagi pemeriksaan besok. Malam ini saya akan puasa.

Hari ini, Kamis 29 Mei 2008, saya dan istri kembali ke Prodia pada sekitar jam 9.00. Waktu menunggu ternyata muncuk Pipin, yaitu Koordinator PDPKK St Maria Fatima, beserta dengan kakaknya. Waktu ditanya mau periksa apa? Pipin menjawab bahwa ia diminta suaminya untuk melakukan pemeriksaan rutin, karena kalau suaminya rajin periksa setiap beberapa bulan sekali, maka Pipin belum pernah diperiksa. Untuk itu hari ini ia pun datang untuk pemeriksaan rutin, bersama dengan kakaknya.

Setalah saya diambil darah, dan sedang menunggu istri, ternyata datang juga ibu Tina, pemilik Tina Salon, yang ternyata juga ingin melakukan pemeriksaan rutin. Ia memang melakukannya secara rutin.

Tiba-tiba saya berpikir untuk memeriksa fisik saja seringkali kita malas melakukannya karena kita merasa tubuh kita sehat dan tidak ada gangguan. Hal yang sama akan lebih terasa bila kita memeriksa bathin atau rohani kita. Banyak orang merasa ah ... kehidupan rohani saya biasa-biasa dan baik-baik saja kok; ke Gereja saya pergi rutin satu minggu satu kali dan berbagai alasan lainnya. Tapi apakah kita sadar bila ada ’sesuatu’ yang mengganjal dalam kehidupan rohani kita, misalnya dosa yang sudah menjadi kebiasaan sehingga kita menganggapnya sebagai dosa ringan. Oh .. .sungguh berbahaya bila kita terlambat mengetahui dan mengatasinya, karena nanti semuanya menjadi sudah sangat terlambat. Marilah kita melakukan pemeriksaan bathin secara rutin, dengan merenungkan perbuatan yang telah kita lakukan sepanjang hari ini, meminta maaf pada Tuhan, dan melakukan Sakramen Pertobatan secara rutin. Mudah-mudahan kita sehat secara fisik dan rohani, sehingga dapat merasakan kasih Tuhan yang selalu melimpah atas kita. Amin !

Merokok Sambil Berdoa atau Berdoa Sambil Merokok

Saya sering melontarkan pertanyaan kepada para mahasiswa atau umat di Persekutuan Doa : “hidup untuk makan” atau “makan untuk hidup”?. Setelah berpikir sejenak, pada umumnya mereka segera menjawab “makan untuk hidup !”. Memang itu jawaban yang benar, karena memang kita memerlukan makanan melalui aktivitas makan, agar kita dapat hidup. Sedangkan “hidup untuk makan” berarti kita hidup hanya untuk makan, setiap saat makan terus, akibatnya perut gendut, dan berbagai penyakit datang.

Sekarang mana yang lebih baik (karena dua-duanya tidak benar) antara “merokok sambil berdoa” atau “berdoa sambil merokok” ? Kalau ‘berdoa sambil merokok’, artinya pada saat sedang acara doa, tiba-tiba karena bosan atau apa pun juga, maka kita keluar untuk merokok dulu. Sedangkan bila “merokok sambil berdoa”, artinya pada saat merokok (atau melakukan pekerjaan apa pun), kita selalu ingat akan Tuhan, dan kita berdoa padanya (baik dalam bentuk lantunan kata-kata di mulut atau hati, ataupun dari sifat fisik kita yang menyembah Tuhan).

Dari kedua pilihan di atas jelas lebih baik “merokok sambil berdoa”. Ini merupakan pilihan terbaik dari dua alternatif yang kurang baik. Yang terbaik tentu saja ”berdoa sambil tidak merokok !”. Dan yang terburuk adalah "tidak berdoa tetapi merokok". Setuju ?

Senin, 19 Mei 2008

Dogma Bunda Maria

Dalam seminar tentang Bunda Maria yang diselenggarakan oleh PDPKK Santa Maria Fatima pada setiap hari Rabu pada Bulan Mei 2008, Pak Alamsyah L, wakil ketua Senatus Dewan Nasional Legio Maria, menjelaskan empat topik mengenai Maria, yaitu :
1. Dogma Bunda Maria
2. Tujuh Duka Maria
3. Devosi yang benar kepada Bunda Maria
4. Ziarah Maria.

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai materi minggu I, yaitu tentang Dogma Bunda Maria.

Keberadaan Bunda Maria seringkali menjadi bahan gunjingan antara umat Kristen non Katolik (untuk selanjutnya akan kita sebut sebagai orang Kristen), dengan umat Katolik. Orang Kristen mengatakan bahwa orang Katolik menyembah Maria dan mempertuhankan Maria. Tetapi sebenarnya orang Katolik hanyalah menghormati Maria. Banyak sanggahan yang diajukan orang Kristen tentang Maria, yang menurut mereka tidak ada di dalam Alkitab. Hal ini memang benar, tetapi perlu diketahui bahwa iman Katolik tidak bersumber pada Alkitab saja, tetapi masih ada dua sumber lain, yaitu Tradisi Rasuli dan Magisterium Gereja : kuasa mengajar Gereja.

Hal-hal mengenai Maria, memang tidak tertulis dalam Alkitab, tetapi merupakan Magisterium Gereja yang telah menetapkan beberapa ‘dogma’ tentang Bunda Maria. Dogma adalah ajaran Gereja yang kebenarannya harus diterima oleh dan menjadi dasar iman orang Katolik.

Maria Bunda Allah - Theotokos

Dogma ini ditetapkan pada tanggal 1 Januari 431 dalam Konsili Efesus.
Orang Kristen dapat menerima bila dikatakan Maria adalah Bunda Yesus, tetapi mereka tidak dapat menerima bila dikatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah. Tetapi umat Katolik mengkaitkan hal ini dengan prinsip ”Tri Tunggal Maha Kudus”. Sehingga dikatakan bahwa Maria adalah Bunda Yesus, tetapi dalam prinsip Tri Tunggal, Yesus itu adalah Tuhan, dan Yesus itu adalah Allah sendiri. Karena itu Gereja Katolik berprinsip bahwa Maria adalah Bunda Yesus, Bunda Tuhan, dan juga Bunda Allah.

Sebagai dasar Alkitabiah, kita dapat melihat pada Yoh 1:1, yang mengatakan pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah. Dan pada Yoh 1:14, dituliskan bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Firman itu adalah Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri.


Maria Tetap Perawan - Semper Virgo

Dogma ini ditetapkan pada tahun 553 pada saat Konsili Konstantinopel.
Sebenarnya yang dimaksud dengan ’perawan’ disini bukanlah berkaitan dengan ’selaput dara’ tetapi ’perawan’ lebih dikaitkan dengan ’kesucian diri’.

Banyak orang yang mengatakan bahwa Yesus memiliki saudara kandung, misalnya di Mat 12:46, yang berbunyi ”Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibuNya dan saudara-2Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia”.
Tetapi kata ’saudara’ dalam kata Ibrani, Yunani dan juga Bahasa Inggris bukan hanya berarti sebagai saudara dalam arti sempit, tetapi juga berarti saudara dalam arti luas, yang mungkin berarti saudara tiri, sanak saudara, dll.

Dan dalam Konsili Vatican 2 (1962~1965) dinyatakan bahwa kelahiran Yesus tidak me-ngurangi “Keperawanan” Maria, melainkan justru menyucikannya. Jadi Maria tetap Perawan “SEBELUM, SAAT dan SETELAH” melahirkan Yesus.



Maria Dikandung Tanpa Dosa – Maria Immaculata

Dogma ini ditetapkan pada tanggal 8 Desember 1854, oleh Paus Pius IX.
Untuk melahirkan Yesus, pastilah Allah sudah mempersiapkan seorang gadis yang sempurna, tidak berdosa, sehingga rahimnya pun kudus, dan layak untuk digunakan sebagai tempat mengandung Yesus. Allah telah merencanakan segala sesuatunya dengan sempurna, jauh sebelum Maria ada. Allah bisa mengistimewakan seseorang bukan? Apalagi Maria yang sungguh berperan sangat besar bagi karya “Penyelamatan manusia.”
Pada Luk 1:28 : Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata : “Salam, hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau. Kalimat di atas hanya ditujukan kepada Maria, dan tidak kepada manusia lainnya.


Maria Diangkat ke Surga - Maria Asumpta

Dogma ini ditetapkan pada tanggal 1 Nopember 1950 oleh Paus Pius XII.
Maria yang memegang peranan begitu besar atas Karya Ilahi dan sangatlah dekat dengan Yesus (begitu pun Yesus, sangat dekat, mesra dan menghormati bundaNya; terbukti pada saat mengalami puncak penderitaan di kayu salib, Yesus selalu teringat akan bundaNya dan menginginkan yang terbaik bagi Maria (Yoh 19:26~27). Karena itu pastilah Yesus mengangkat Maria kesurga, supaya selalu dekat padaNya.

Minggu, 18 Mei 2008

T T M

Hari ini, Minggu, 18 Mei 2008, sekitar jam 8.00 saya mendapat sms dari teman yang isinya : “Today is TTM day …”. Waktu baca kalimat tersebut, timbul pertanyaan dalam hati, apa maksud dari si pengirim sms tersebut. Dalam kepala saya terlintas bahwa TTM itu adalah Teman Tapi Mesra, seperti judul lagu yang populer dari Ratu (Maia dan Wulan).
Tapi waktu lanjutan sms itu saya baca lagi, isinya “… Wish TTM fill your days with full of love, joy, spirit, power … JLU”. Oh ternyata maksudnya jelas bukan Teman Tapi Mesra, tetapi pasti ada sesuatu yang lain. Seketika itu juga terlintas TTM itu pasti Tri Tunggal Mahakudus, dan memang ternyata tanggal 18 Mei 2008 memang merupakan hari peringatan TTM (saya pakai singkatan ini aja yah …).

Waktu jam 11.00 saya mengikuti Misa di Katedral Bogor, Rm. Alforns Sebatu, Pr. dalam kotbahnya mengatakan bahwa Tri Tunggal Mahakudus itu sulit, bahkan dapat dikatakan tidak dapat dijelaskan dengan logika. Tetapi yang pasti beliau mengatakan bahwa Tri Tunggal Mahakudus itu adalah Allah yang mengasihi kita semua, yang masih berdosa, yang masih suka korupsi, yang masih suka selingkuh, dan lain sebagainya. Karena itu bila anda merasa kurang dikasihi, maka percayalah bahwa Allah tetap mengasihimu. Bila anda merasa berdosa dan tidak pantas di hadapan Allah, percayalah Allah tetap mengasihimu, dan Ia akan menerimamu dengan tangan terbuka.

Kesimpulan yang dapat saya tarik ternyata Tri Tunggal Mahakudus (TTM dengan huruf besar) itu memang juga merupakan ttm (ttm dengan huruf kecil, teman tapi mesra) juga bagi kita semua. TTM sungguh mau menjadi teman bagi kita semua yang berdosa, dan Ia dengan selalu bersikap mesra kepada kita, karena Ia selalu mengasihi kita.
Marilah kita perkenalkan TTM kepada orang-orang yang belum mengenalNya, dan buat TTM menjadi lebih populer dari ttm.

Kosong Tiga Bulan

Blog ini memang selama hampir tiga bulan belum saya up-date lagi. Hal ini karena berbagai alasan, antara lain karena selama ini saya mengikuti pelatihan selama 14 hari penuh, yang dilaksanakan dua minggu sekali setiap akhir pekan (Kamis sampai dengan Minggu, dari pagi sampai sore, bahkan kadang sampai malam). Sehingga jadwal mengajar saya pun terpaksa jadi agak sedikit berantakan, dan saya kerepotan untuk mengatur waktu penggantian kuliah. Tetapi sekarang semuanya sudah selesai, walaupun masih ada satu tugas yang harus dikumpulkan pada akhir Mei, dan ada tugas untuk tampil di hadapan umum pada akhir Agustus.

Selama 14 hari tersebut, saya mengikuti pelatihan Master NS/NLP Practitioner yang diselenggarakan oleh MetaMind, dengan instruktur ibu Mariani Ng. Peserta pelatihan berjumlah sembilan orang, lima orang dari Jabotabek, tetapi yang lainnya berasal dari Mataram, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Saya sunggul salut dengan teman-teman dari jauh ini, karena mereka biasanya tiba hari Kamis pagi, atau sehari sebelumnya, dan sebagian langsung pulang ke kota masing-masing pada hari Minggu malam, setelah selesai pelatihan.

Banyak hal yang kami dapat selama pelatihan tersebut, dan juga selama berinteraksi dengan seluruh peserta, serta pengajar tamu Pak Pras (Prasetya M. Brata). Semoga ilmu yang telah dipelajari dapat kita terapkan di bidang kita masing-masing. Amin.