Minggu, 27 Januari 2008

Meraih Kehidupan Baru

Materi yang disampaikan untuk Mimbar Agama Katolik di RRI Bogor 99.35 FM pada tanggal 09 Januari 2008, Jam 14.00 – 14.30

Pada suasana yang masih masa Tahun Baru, karena hari ini baru hari ke-9 di Tahun 2008, maka saya memilih topik yang terkait dengan itu, yaitu Meraih Kehidupan Baru.

Biasanya kehidupan baru kita ungkapkan pada saat ada teman yang menikah. Pada saat itu kita mengatakan :”Selamat Menempuh Hidup Baru”. Sebenarnya kehidupan baru sangat tepat diungkapkan kepada bayi yang baru lahir, karena ia sebenarnya memang baru hidup dan mengalami hidup baru, keluar dari rahim ibunya. Mungkin dapat juga diungkapkan ke orang yang meninggal, karena ia pun mengalami hidup baru. Tetapi mungkin ucapan ini terlambat untuk diterima yang bersangkutan, karena sudah berada di alam lain.

Hidup Baru yang kita bahas sekarang, bukanlah hidup baru secara fisik, tetapi kehidupan rohani yang baru, yaitu ketika kita mengalami suatu perubahan, sehingga arah dan tujuan hidup kita berubah. Untuk melihat beberapa prinsip untuk meraih kehidupan baru, maka marilah kita lihat bacaan dari Mat 9:16-17, yang berbunyi demikian :

Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Prinsip pertama : Bersihkan hidupmu !

Analogi dari prinsip ini adalah lemari tempat menyimpan baju anda semua. Jika lemari anda sudah penuh dengan baju-baju lama, yang mungkin sebagian sudah tidak terpakai karena kekecilan atau modelnya tidak cocok, maka anda tidak dapat memasukkan baju-baju baru yang anda beli ke dalamnya. Bila dipaksa untuk dimasukkan, akibatnya semua baju akan menjadi ‘kucel’, terlipat-lipat.

Jadi jika ada hal baru, yaitu prinsip baru, yang ingin dimasukkan ke dalam hidup kita, maka kita harus memberi tempat kepadanya, dengan cara membuang prinsip-prinsip kehidupan lama yang sudah tidak berguna lagi. Untuk meraih kehidupan baru dari Tuhan, maka kita harus meninggalkan / membuang kehidupan lama yang tidak berkenaan bagi Tuhan. Hal ini dapat kita lakukan dengan melakukan pertobatan !

Banyak definisi mengenai pertobatan, karena pertobatan setiap orang bersifat unik, dan berbeda dengan orang lain. Secara sederhana saya ingin mendefinisikan tobat dengan menggunakan dua singkatan berikut :

Bertobat = berubah total berkat anugerah Tuhan.

Artinya bertobat itu bukan berubah sebagian-sebagian, tetapi total, atau berubah 180 derajat. Bila dulu kita mengarah kepada yang gelap, maka sekarang kita mengarah kepada yang terang.

Pertobatan itu bukan usaha manusia, tetapi semata-mata adalah anugerah dari Tuhan. Pertobatan terjadi karena kuasa Roh Kudus yang bekerja pada kita. Misalnya kita ingat pertobatan Saulus yang mengejar-ngejar orang Kristen, menjadi Paulus yang malahan memperkenalkan Kristus ke banyak orang. Semua dapat terjadi karena anugerah Tuhan.

2. Taubat = tidak akan ulangi perbuatan terkutuk / tercela.

Singkatan ini diungkapkan oleh Rm. Sumardio, Pr. Maksudnya tobat itu bukan mau berubah, dengan mengakui kesalahan, misalnya dengan menerima sakramen pengakuan dosa, tetapi beberapa hari kemudian melakukan dosa yang sama. Minggu depan mengaku dosa lagi, dan seterusnya. Ini bukan tobat, tetapi tomat, yaitu tobat dan kumat.


Pertobatan membutuhkan komitmen dari diri kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi bila kita bersalah kembali (secara tidak sengaja), maka jangan segan-segan untuk bangun kembali, dan terus memperbaiki diri. Selama kita hidup di dunia ini memang banyak godaan, dan kita memiliki kedagingan yang membuat kita lemah. Hal ini dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Roma 7:18-19, yang berbunyi demikian : “
Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

Prinsip kedua : Perbaharui Hidupmu !

Manusia pada prinsipnya sulit untuk berubah terhadap hal-hal yang menyenangkan bagi dirinya. Ada orang yang sulit tidur bila ia tidak membawa bantal kesayangannya, sehingga bila ia pergi ke luar kota, maka bantal tersebut, yang mungkin saja sudah berumur belasan tahun, selalu dibawanya. Hal ini merupakan ketergantungan yang menyebabkan kita sulit untuk menerima hal baru.

Karena marilah kita ubah pola pikir, kebiasaan kita agar pertobatan yang telah kita lakukan tidak sia-sia. Untuk meraih kehidupan baru kita harus berani keluar dari comfort zone (daerah yang menyenangkan), untuk mencari tempat lain yang memiliki tantangan tetapi akan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Waktu Yesus memanggil murid-muridNya yang pertama, Ia mengatakan : "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (Luk 5:4).

Untuk itu kita butuh komitmen yang keras untuk meninggalkan kehidupan lama yang menyenangkan dan meraih kehidupan baru bersama Tuhan. Kita harus berusaha terus menerus memperbaharui diri untuk menjadi orang Kristen yang baik, dalam pengertian lain kita harus terus bertumbuh dalam iman.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Benih tanaman yang baru tumbuh, harus diberi pupuk, disirami air, dan dirawat terus menerus agar dapat tumbuh menjadi pohon yang besar. Demikian juga dengan iman kita, bila baru lahir, maka harus dipelihara, agar tidak mati, sehingga dapat bertumbuh dengan sehat. Untuk itu kita harus melakukan beberapa hal berikut :

  1. Membaca Alkitab setiap hari
  2. Berdoa secara rutin
  3. Berkomunitas
  4. Memberi kesaksian
  5. Melayani

Pada awal tahun yang baru ini, marilah kita lakukan hal tersebut secara rutin untuk meraih kehidupan baru, dan menjadi anak-anak Allah. Semoga tahun 2008 membawa berkat dan rahmat yang berlimpah bagi kita sekalian. Amin !

Syarat Pertobatan

  • Tinggalkan / hancurkan segala sesuatu yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan, yaitu dangdutan, yang merupakan singkatan dari daging, dunia, dan setan.
  • Jadilah sangkuli (sangkal diri, pikul salib, dan ikuti Yesus), seperti yang tertulis dalam Mat 16:24 dan Luk 9:23.
    Pendiri Ordo Yesuit, Santo Ignatius, pernah bilang : kaya atau miskin tidak penting, yang penting ialah mengikuti kehendak Allah.

    Yer 20:8b : diejek dan dihina karena memberitakan Firman Tuhan.
  • Terima Yesus sebagai Tuhan dan Jurus Selamat pribadi, artinya anda harus memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, dan telah merasa diselamatkan olehNya.
    Tidak cukup bila kita berpendapat, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia.
  • Jaga kesucian / kekudusan, karena tubuh kita dalah bait Allah (lihat 1 Kor 3:16).
  • Jadilah Injil ke 5, artinya kita harus menjadi kabar baik itu sendiri.
  • Jadilah mirip dengan Yesus.
    Mungkin mustahil menjadi seperti Yesus, tetapi yang penting jadikanlah Dia sebagai idola kita, dan kita harus semakin mirip dengan Dia dari hari ke hari, seperti yang tertulis dalam Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Minggu, 06 Januari 2008

Acara PD SMF Januari 2008

Menyambut tahun 2008, acara PD Santa Maria Fatima akan dibuka dengan Misa syukur yang akan dipersembahkan oleh Rm. AHY Sudarto, Pr. pada tanggal 9 Januari 2008, yang kemudian akan dilanjutkan dengan acara ramah tamah bersama seluruh umat yang hadir. Sedangkan pada hari Rabu, 2 Januari 2008, kegiatan PD masih libur.

Acara untuk minggu-minggu selanjutnya adalah :

  • Tanggal 16 Januari akan diisi dengan renungan yang akan disampaikan oleh Sinta Soerio dari KAJ dengan tema : “Maximize Your Life !”.
  • Tanggal 23 Januri akan diisi dengan renungan yang akan disampaikan oleh Ibu Lanny Pola dari KAJ dengan tema : “Memperoleh Kekuatan untuk Meraih Kemenangan”.
  • Tanggal 30 Januari akan diisi oleh Bapak Joppy Taroreh yang akan membahas mengenai “Keluarga yang Diberkati Tuhan”.

Knowing - Doing Gap


Pertengahan Desember 2007 yang lalu, waktu saya mengajar Knowledge Management untuk mahasiswa STIE Triguna Bogor, ada satu topik yaitu “Knowing – Doing Gap”, yang menyatakan bahwa pada umumnya walaupun perusahaan telah memiliki sumber informasi, tetapi yang dilakukannya adalah hal yang sebaliknya.

Waktu saya menjelaskan materi tersebut, tiba-tiba saya menjadi mengerti apa yang dimaksud dengan Rasul Paulus pada Roma 7:19, yang berbunyi : “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” Rasul Paulus tahu apa yang hendak ia lakukan, yaitu sesuai dengan perintah Tuhan. Tetapi ternyata seringkali yang ia lakukan adalah hal sebaliknya yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Hal inilah yang sering juga kita lakukan. Perintah Tuhan telah ada di kepala kita, yang melarang kita untuk berbuat jahat. Tetapi yang kita lakukan adalah hal sebaliknya, bukan perintah Tuhan yang kita ikuti, tetapi nafsu kedaginganlah yang kita lakukan.

Untuk itu marilah kita membuang gap antara yang kita lakukan dengan yang kita ketahui (knowing doing gap). Kalau kita tahu bahwa yang kita lakukan itu bertentangan dengan FirmanNya, maka janganlah kita tetap melakukannya, Marilah kita belajar untuk hidup suci, agar kita menjadi kudus dan layak untuk bersekutu denganNya di Surga.

Meneladani Kepemimpinan Yesus

Materi ini disampaikan sebagai renungan di PDPKK Santa Maria Fatima Bogor pada tanggal 03 September 2007.
oleh : Maryati Surya dan D. Agus Goenawan

Kepemimpinan adalah

  • proses mempengaruhi cara berpikir, perilaku atau perkembangan orang lain untuk mencapai tujuan hidupnya.
  • merupakan hasil proses perubahan karakter (transformasi internal dalam diri seseorang)
  • dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpin

Kepemimpinan yang dilakukan Yesus merupakan suatu siklus transformasi :

  • dimulai dengan kepemimpinan personal,
  • kemudian memimpin orang lain dalam hubungan satu per satu,
  • berlanjut memimpin satu kelompok, akhirnya
  • memimpin suatu organisasi atau masyarakat.

Model kepemimpinan Yesus berdasarkan pada Yohanes 10 : Gembala yang baik :

  • Ayat 3, 14 : pengenalan timbal balik sehingga komunikasi kasih lebih mudah terjadi
  • Ayat 4 : “pembuka jalan”
  • Ayat 10 : pemberi kekuatan dan harapan
  • Ayat 11 : rela berkorban, berorientasi pada kesejah-teraan yang dipimpin
  • Ayat 16 : mau membantu yang lain

Yesus melayani domba-dombanya dengan KASIH dan RENDAH HATI (lihat Mat 20:26-28). Kebesaran pemimpin Kristen tidak terletak pada berapa orang yang menjadi pengikut tetapi berapa banyak orang yang DILAYANI

Teladan YESUS sebagai pemimpin

  • Pemimpin = pelayan (lihat Yoh 13:4-7 tentang pembasuhan kaki)
  • Konsisten : tujuan harus menjadi prioritas utama.
  • Beri teladan
  • Memiliki hubungan dengan pengikut
  • Mampu membuat pengikut berani mengambil komitmen (Mat 16:24 sangkuli)
  • Memberi rasa aman dan kekuatan saat menangani persoalan berat.
  • Mampu mengembangkan/mengisi diri sendiri (Mrk 3:7-10)
  • Dapat memilih dan mengembangkan pengikutnya yang inti (Mat 10:1, Luk 10:1).
  • Melakukan kaderisasi (Yoh 15:16).
  • Supervisi / pengawasan (Mrk 8:17, Mrk 6:30)


Sebagai pemimpin umat, kita harus mengikuti kebiasaan YESUS, yang senantiasa……
  • Melakukan keheningan
  • Berdoa
  • Belajar dan menerapkan Kitab Suci
  • Menerima dan menanggapi cinta Allah yang tak bersyarat
  • Keterlibatan dalam hubungan yang saling mendukung


Bila anda butuh buku pedoman kepemimpinan yang lengkap, maka bacalah ALKITAB. Jadi jangan takut untuk menjadi pemimpin, karena YESUS pendukung dan panutanku. FirmanNya adalah pedoman hidupku. Amin …

Rabu, 02 Januari 2008

Bisnis Menurut Jalan Tuhan

  • Bolehkan kita berbisnis ? Apakah tidak lebih baik, bila kita hanya mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memperkuat iman ?
  • Benarkah bila kita berbisnis, maka kita melakukan perbuatan yang menyalahi perintah Tuhan ?
  • Bagaimanakah cara berbisnis yang etis dan tidak menyalahi perintah Tuhan ?


Pendahuluan

Situasi perekonomian dan dunia bisnis di negara kita sejak kismon tahun 1998 mengalami kehancuran. Mengapa hal tersebut terjadi ? Tuhanlah yang mengatur semua itu, sesuai dengan rencanaNya. Mungkin Ia menghendaki agar kalangan bisnis di Indonesia untuk insaf dan sadar akan kesalahan yang telah kita perbuat selama ini. Bila dahulu prinsip yang kita gunakan dalam berbisnis adalah untuk memuaskan diri sendiri, sehingga menghalalkan segala cara, misalnya dengan melakukan suap, korupsi, kolusi, nepotisme dll., maka kini kita harus mengubahnya agar bisnis yang kita jalankan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Hasil dari bisnis yang tidak adil, tidak akan bermanfaat bagi kehidupan kita. Hal ini dinyatakan dalam Sir 5 : 8 : Janganlah percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab tidak berguna sedikitpun pada hari sial.

Perlukah kita berbisnis ?

Suasana dalam Injil adalah suasana bekerja, misalnya St. Yusuf, ayah Yesus adalah seorang tukang kayu dan Simon Petrus adalah seorang nelayan. Setelah St. Yusuf meninggal, maka Yesus pun menjadi pekerja sepenuhnya karena Ia harus menabung untuk membeli makanan dan pakaian, melayani pelanggan dan lain sebagainya. Setelah ditinggal Yesus, yang diangkat ke Surga, Simon Petrus sendiri tetap berusaha untuk mendapatkan uang bagi kehidupannya, karena dari pelayanan yang dilakukannya ia tidak pernah meminta bayaran dari umatnya.
Dalam perikop Perumpamaan tentang talenta (Mat 25: 14-30), Tuhan menekankan kepada manusia untuk berusaha, dengan menggunakan anugerah yang telah diberikanNya, agar menjadi berlimpah. Dan hasil yang berlimpah itu akhirnya dapat kita bagikan kepada sesama. Ayat 29 dari perikop tersebut menunjukkan bahwa bagi yang telah berusaha dan berhasil, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Bagi yang malas (tidak mau berusaha), apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Rabi Yudah juga menyebutkan salah satu dari lima tugas ayah adalah : “Ia yang tidak mengajarkan anaknya berdagang, mengajarkan mereka untuk mencuri.” Jadi untuk memperoleh kehidupan yang layak, kita harus berbisnis. Tetapi bisnis tersebut harus kita laksanakan sesuai dengan kepercayaan yang kita imani.

Prinsip Bisnis Di Jalan Tuhan


Beberapa prinsip bisnis yang dapat kita gunakan, sesuai dengan Firman Tuhan, adalah :

1. Jangan mencuri

Prinsip ini diambil dari Perintah Allah yang ke tujuh. Mencuri berarti mengambil milik orang lain secara tidak adil, untuk dijadikan milik sendiri. Perintah Allah ini menginginkan kita untuk berbuat adil terhadap sesama, dan mengandung tujuan positip, yaitu hargailah milik orang lain dan hormatilah hak orang lain.
Jadi yang termasuk perbuatan tidak adil (arti mencuri secara lebih luas) adalah :
  • Korupsi, yaitu mengambil atau tidak memberikan kepada orang lain, hak yang menjadi bagiannya.
  • Memberi upah yang terlalu rendah. Karyawan, adalah sesama kita yang juga memiliki hak atas upah dari hasil pekerjaan yang telah dilakukannya bagi perusahaan. Untuk itu berikanlah upah yang layak sesuai dengan prestasi kerja mereka masing-masing.
  • Menyelewengkan dana dari tujuan pemakaian semula (dana bencana alam digunakan untuk usaha, dana JPS digunakan untuk kepentingan partai)
  • Menyalahgunakan milik orang lain, misalnya kolusi, yaitu menggunakan fasilitas atau wewenang orang lain, untuk melakukan hal yang menguntungkan kita sendiri.
  • Merusakkan barang orang lain secara sengaja, tidak memeliharanya, misalnya mela-kukan sabotase / terror terhadap perusahaan pesaing.
  • Meminjam tidak mengembalikan, misalnya kredit bank yang macet.
Perintah Allah ke sepuluh : Jangan menginginkan milik sesamamu manusia secara tidak adil, menekankan bahwa bila kita baru menginginkan (merencanakan mengambil) hak milik orang lain secara tidak adil, berarti kita juga telah melanggar perintahNya.

2. Berani mengambil resiko
Wirausahawan berhasil memiliki keberanian untuk mengambil resiko yang moderat, tidak main aman saja, tetapi juga bukan nekad. Hal ini masih ditunjukkan dalam perikop penjala ikan menjadi penjala manusia (Luk 5:1-11), yaitu dalam ayat 4; Yesus memerintahkan Simon untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya disana untuk mendapatkan ikan. Tempat yang lebih dalam menunjukkan tempat yang lebih berbahaya dan lebih beresiko, tetapi ikan (hasilnya) pun akan berlimpah di tempat seperti itu.

3. Percaya dan ikuti petunjuk Tuhan
Dalam ayat 5 dari perikop yang sama, Simon meyatakan bahwa ia akan melakukan perintah Yesus untuk menebarkan jala, walaupun sebelumnya ia menyatakan telah bekerja keras di tempat itu semalam suntuk dan tidak berhasil. Ayat ini menunjukkan bahwa Simon percaya akan seluruh perkataan Yesus, keputusan yang diambilnya adalah perintah Yesus.
Untuk dapat mendengarkan petunjuk Tuhan kepada kita, maka kita harus sering membaca FirmanNya, dan juga terus menerus berkomunikasi dengan Nya melalui doa-doa kita.

4. Bagikan kepada sesama
Masih dalam perikop penjala ikan menjadi penjala manusia (Luk 5:1-11), khususnya dalam ayat 7, ketika Petrus menjala ikan atas petunjuk Yesus, ternyata ia mendapatkan sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu Petrus memanggil teman-temannya di perahu lain untuk membantunya. Ternyata ke dua perahu itu pun penuh dengan ikan, sehingga hampir tenggelam.
Hal ini menunjukkan bahwa bila kita mendapatkan rejeki yang berlimpah, maka kita harus membagikannya kepada sesama. Ternyata setelah dibagikanpun kita tidak akan kekurangan. Bagaimana bila tidak dibagikan ? Bila kita serakah, maka akibatnya akan kita tanggung sendiri, dan perahu kita pun akan karam karena tidak dapat menampung ikan yang sangat banyak tersebut.

5. Bayarlah Pajak
Dalam perikop Tentang membayar pajak kepada Kaisar (Luk 20:20-26), dengan tegas Yesus memerintahkan kita untuk membayar pajak kepada Kaisar/negara, karena hal tersebut kewajiban kita. Jadi dalam berbisnis kita tidak boleh membuat pembukuan ganda untuk memanipulasi pajak; bila kita melakukan hal tersebut, berarti kita mencuri hak negara.

6. Ada keseimbangan antara bisnis dengan Tuhan
Marilah kita lihat cara berjalan seorang anak kecil, satu tangan digunakan untuk menggandeng tangan bapanya sementara tangan yang lain digunakan untuk berbagai macam hal, misalnya memetik buah, membawa barang. Bila ada hal yang meragukan si anak akan menoleh ke bapanya untuk meminta kepastian apakah ia boleh melakukan hal tersebut. Dan si bapa pun akan melarang anaknya bila satu tangan lain digunakan untuk melakukan hal-hal yang berbahaya atau tidak baik.
Dengan mencontoh hal tersebut, maka jika satu tangan kita digunakan untuk membereskan urusan dunia ini, maka tangan yang lain harus berpegang erat pada tangan Bapa. Dan kita juga harus selalu menoleh kepadaNya melalui doa-doa kita, untuk mengetahui apakah tindakan kita menyenangkan hatiNya atau tidak. Yang terpenting, janganlah pernah meninggalkan tanganNya dan perlindunganNya, karena bila kita berpikir bahwa dengan kedua tangan kita dapat mengumpulkan lebih banyak atau mendapat keuntungan lain, maka pada saat itulah kita dapat terperosok dan jatuh.

Penutup

Dengan menggunakan prinsip-prinsip di atas, maka marilah kita berbisnis sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian ia pun akan memberikan rahmat kepada kita untuk membangun kembali dunia bisnis dan perekonomian di negara kita ini.
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan (Mzm 1:6)

Tema Konvenas PKK Indonesia

Konvensi nasional (Konvenas) merupakan ajang pertemuan bagi para leader Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) Indonesia, yang pada umumnya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Adapun tema-tema Konvenas mulai dari yang pertama sampai yang terakhir, yaitu Konvenas XI di Surabaya pada tahun 2006, adalah :

Konvenas I : Jadilah saksiKu

Konvenas II : Kamu akan diberi kuasa

Konvenas III : Jadilah jantung Gereja

Konvenas IV : Aku mengutus kamu

Konvenas V : Kuasa dalam kesatuan

Konvenas VI : Siapkan jalan bagi Tuhan

Konvenas VII : Kamulah bangsa terpilih

Konvenas VIII : Supaya semua bersatu

Konvenas IX : Komunitas Karimatik yang berbuah

Konvenas X : Kamu adalah karunia istimewa bagi Gereja

Selasa, 01 Januari 2008

Menyambut Tahun Baru 2008

Untuk menyambut datangnya tahun baru 2008, sebagian besar orang merayakannya dengan berpesta pora di tempat-tempat keramaian, atau di hotel-hotel. Tetapi ada juga yang merayakannya dalam kondisi yang memprihatinkan seperti yang dialami oleh saudara-saudara kita di Muara Baru Jakarta, yang sedang mengalami kebanjiran akibat naiknya air laut. Hal yang sama juga dialami oleh masyarakat Bojonegoro yang sanak saudaranya tertimpa tanah longsor.

Sedangkan kita sebagai umat Katolik, apakah kita juga sudah merenungkan segala tindakan yang telah kita lakukan pada tahun 2007. Bersyukurlah atas segala karunia yang telah kita terima dari Tuhan, demikian juga atas segala hal kurang menyenangkan yang telah kita alami. Biarlah semuanya itu menjadi bahan pelajaran bagi kita, dan pengalaman untuk menempuh tahun 2008.

Marilah kita buat rencana yang akan kita capai pada akhir tahun 2008, terutama mengenai kehidupan rohani kita. Setelah rencana-rencana tersebut jadi, maka mulai hari ini marilah kita melaksanakannya, agar rencana tersebut jangan hanya tinggal rencana di atas kertas, di kepala kita, atau di dalam komputer saja. Buatlah komitmen untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, sambil berserah dan mohon bimbingan pada Tuhan.

Statistik Gereja Katolik

Walaupun belum ada data yang baru, tetapi mudah-mudahan data lama ini juga memberikan gambaran mengenai kondisi Gereja Katolik.

Menurut Buku Tahunan Gereja Katolik 2004 (dikutip dari Tabloid Rohani Bulir, Edisi 14, 15 Maret – 15 April 2004), yang telah diterbitkan oleh Vatikan, ada beberapa data statistik yang perlu kita ketahui, yaitu :

  • umat yang dibaptis Katolik telah berjumlah sekitar 1 milyar penduduk, atau sama dengan 17.2% dari populasi penduduk dunia
  • penyebaran berdasarkan benua adalah Amerika (50%), Eropa (26.1%), Afrika (12.8%), Asia (10.3%), dan Oceania (0.3%).
  • Terdapat 405.058 imam, terdiri dari 267.334 imam praja dan 137.724 imam religius. Dari data ini ada kenaikan jumlah imam praja, tetapi untuk jumlah imam religius mengalami penurunan yang terus berkelanjutan.
Sedangkan data yang diperoleh dari Zenit, berdasarkan statistik akhir tahun 2003 adalah :

  • Jumlah Katolik baptis : 1,085 miliar (17,23% populasi dunia), jumlah ini naik 15 juta dari tahun sebelumnya. Persentase kenaikan 0,34% di Afrika, Amerika 0,17%, Asia 0,03%, Oseania 0,37%, sedangkan di Eropa turun 0,31%
  • Jumlah Uskup : 4742, jumlah imam : 405 450, jumlah bruder : 54 620, dan jumlah biarawati : 776 269.

Mengenal Karunia-Karunia Allah(5) : Peran Kasih Terhadap Karunia

Bila kita telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita masing-masing, maka dalam kehidupan kita akan terpancar kesembilan buah-buah Roh, yaitu : Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan diri (Gal 5:22-23). Dengan buah-buah Roh yang tercermin dalam seluruh tindakan kita, menunjukkan bahwa pribadi kita telah berubah menjadi seseorang yang seperti Kristus.

Buah-buah Roh yang pertama dan terutama adalah kasih. Kasih merupakan sesuatu yang menjadi dasar bagi semua karunia-karunia tersebut, karena macam-macam karunia tersebut dapat berakhir, tetapi kasih tidak berkesudahan (1 Kor 13:8). Lengkapnya Iman, Harapan dan Kasih yang harus mendasari macam-macam karunia itu. (lihat 1 Kor 13:13). Menurut Paulus, karunia-karunia itu pada dirinya sendiri tidak berarti apa-apa, bila tidak keluar dari, didasari oleh, dan mengalir kembali kepada Iman, Harapan dan Kasih.

Dalam Mat 7:21-23, Yesus sendiri memperingatkan bahwa sekedar memiliki karunia bernubuat dan membuat mujisat dalam NamaNya bukanlah jaminan keselamatan abadi, hanya ketaatan kepada kehendak Bapalah yang mendatangkan keselamatan.

Sumber bacaan :
  1. Mascarenhas, Fio, SJ, Pembaharuan Karismatik Katolik
  2. Shekinah, Diktat Karunia Bahasa Roh
  3. Shekinah, Buku Penuntun Untuk Team Seminar Hidup Baru Dalam Roh
  4. Suhartono, Martin, SJ, Roh Kudus : Pelaksana Utama Evangelisasi Baru, di dalam buku Roh Kudus Membangun Persaudaraan Sejati, Sekretariat Komisi PSE / APP-KAJ bekerja sama dengan LDD-KAJ, Jakarta, 1998.
  5. Rm. Adrian, O.P., Karisma dalam Hidup Gereja, makalah yang disampaikan pada Rapat Pleno BPN pada tanggal 22 Nov 2007.

Mengenal Karunia-Karunia Allah(4) : Karunia Mesianis vs Karunia Karismatis

Beberapa perbedaan antara karunia mesianis dan karunia karismatis adalah :

· Karunia mesianis hanya bermanfaat bagi sang penerima secara pribadi, sedangkan karunia karismatis bermanfaat bagi seluruh jemaat Allah.

· Karunia mesianis hanya dapat diterima melalui Sakramen Penguatan yang diberikan melalui Uskup, sedangkan karunia karismatis dapat diterima pada saat kita menerima Roh Kudus dalam diri kita masing-masing. Penerimaan Roh Kudus dapat dilakukan melalui Pembaptisan dalam Roh / Pencurahan Roh Kudus. Hal ini biasanya dilakukan dengan bantuan orang lain yang lebih senior dalam iman, yang mendoakan kita dengan cara penumpangan tangan.

· Dengan menerima karunia Mesianis kita siap untuk menjadi to be like Jesus, sedangkan dengan menerima karunia Karismatis, kita siap untuk menjadi to act like Jesus.

Mengenal Karunia-Karunia Allah(3) : Karunia Karismatis

Menurut Paus Paulus VI, karunia-karunia karismatis adalah karunia-karunia dari Allah yang ‘membuat Gereja lebih kaya, lebih bersemangat, lebih mampu menjadi tanda dan membuktikan diri ...’

Karunia karismatis ada sembilan, dapat dilihat dalam 1 Kor 12:1-11, yaitu :
  1. Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (sabda kebijaksanaan). Penerima karunia dapat men-sharingkan pengertian baru yang mendalam mengenai misteri Kristus. Dengan karunia ini, pembicara dapat membuat keputusan atau judgement yang tepat dan untuk hidup sebagai seorang Kristen sejati.
  2. Karunia berkata-kata dengan pengetahuan (sabda pengetahuan).
    Penerima karunia Roh Kudus ini memiliki pemahaman mengenai suatu pengetahuan khusus (tentang seseorang atau suatu situasi tertentu) yang diperolehnya bukan dari melalui studi atau pengalaman, tetapi dengan inspirasi dari Roh Kudus.
    Contoh Yoh 4:18, Yesus menyatakan sabda pengetahuan kepada wanita Samaria, bahwa ia sudah mempunyai lima suami.
  3. Karunia iman, yaitu karunia yang akan memberikan inspirasi kepada manusia untuk berdoa dengan keyakinan bahwa Tuhan akan mengabulkan doanya, dan ia dapat mengetahui bahwa apa yang dimintanya akan dipenuhi.
    Hal ini sudah dikatakan Yesus sendiri dalam Mrk 11:23 : “Sesungguhnya barang-siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya”.
    Contoh ketika St. Petrus berkata kepada orang lumpuh : “Dalam nama Yesus Kristus dari Nazareth, berjalanlah !” (Kis 3:6)
  4. Karunia penyembuhan.
    Dengan karunia ini, maka kita akan digunakan oleh Yesus untuk dapat mempercepat daya penyembuhan alamiah dari tubuh si penderita. Yesus menyembuhkan banyak orang yang datang kepadaNya, misalnya mertua Petrus.
  5. Karunia melakukan mujizat.
    Karunia ini berbeda dengan penyembuhan, karena tidak tergantung pada hukum alam.
    Contoh mujizat adalah kebangkitan Lazarus dari kematian (Yoh 11:1-44).
    Contoh lain adalah Filipus yang tiba-tiba raib dari hadapan sida-sida dari negri Ethiopia, dan ‘dilarikan’ oleh Roh Kudus dari Gaza ke Asdod dalam sekejap mata (Kis 8:26-40).
  6. Karunia bernubuat.
    Penerima karunia ini akan digunakan Tuhan untuk menyampaikan pesan ke seseorang atau ke suatu komunitas Kristen. Pesan tersebut dapat mengenai situasi saat ini, keinginanNya pada saat mendatang atau apa yang ingin diberitahukanNya kepada seluruh umatNya saat ini. Nubuat tidak harus merupakan suatu prediksi terhadap masa depan.
    Santo Paulus mengatakan : Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur (1 Kor 14:3).
  7. Karunia membedakan bermacam-macam roh.
    Penerima karunia ini dapat membedakan antara roh baik dengan roh jahat. Karunia ini terutama digunakan untuk menyadari kehadiran Roh Kudus.
  8. Karunia berkata-kata dengan bahasa roh.
    Karunia ini menyebabkan seseorang dapat berbicara bahasa baru untuk memuji Allah, walaupun ia tidak mengerti yang dikatakannya. Hal ini sebenarnya menunjukkan Roh Allah yang berdoa di dalam diri kita.
    Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. (Rom 8:26-27).
    Karunia ini disebutkan sebanyak 57 kali dalam Perjanjian Baru !
  9. Karunia menafsirkan bahasa roh itu.
    Pada saat seseorang berkata-kata dalam bahasa Roh, maka penerima karunia ini dapat memahami dan mengerti arti / maksud dari kata-kata dalam bahasa Roh tersebut.

    Kesembilan karunia-karunia tersebut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
    1. Kuasa mewahyukan, yaitu mengungkapkan sesuatu yang masih tersembunyi : karunia hikmat, karunia sabda pengetahuan dan karunia membeda-bedakan roh.
    2. Kuasa mengatakan, yaitu mengucapkan kata-kata : karunia bernubuat, karunia berbahasa roh, dan karunia menafsirkan bahasa roh.
    3. Kuasa melakukan, yaitu mengerjakan sesuatu dalam kuasa Allah : karunia iman, karunia menyembuhkan, dan karunia mengadakan mujisat.

Mengenal Karunia-Karunia Allah(2) : Karunia Mesianis

Karunia mesianis dari Roh Kudus, diterima oleh umat Katolik pada saat menerima Sakramen Penguatan/Krisma dari Uskup. Ketujuh karunia Mesianis, sering disebut juga Sapta Karunia Roh Kudus, tersebut adalah Hikmat, Pengertian, Nasehat, Keperkasaan, Pengenalan, Kesalehan, Takut akan Tuhan (Yes 11:1-2). Karunia-karunia mesianis yang telah diterima hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Roh Hikmat membuat orang mengenal dan melaksanakan kehendak Allah atau membuat pilihan yang tepat. Kitab Amsal (Ams 9:1) mengatakan adanya tujuh pilar Hikmat, dan Yakobus menguraikannya sebagai : murni, pendamai, peramah, pemurah, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak, dan tidak munafik (Yak 3:17).
Roh Pengertian membuat orang memahami kedalaman makna suatu hal tertentu, peristiwa dan pribadi, seperti dalam diri Daniel (Dan 1:17), sedangkan Roh Nasehat memungkinkan orang memecahkan masalah dan memiliki arah dalam situasi tertentu, seperti ada pada Mesias yang digelari pula ‘Penasehat Ajaib’ (Yes 9:6).
Roh Keperkasaan akan membuat orang mampu melepaskan kuasa Allah dengan mujizat, seperti yang terjadi dalam diri Samson, Elia dan Elisa, dan Roh Pengenalan/ Pengetahuan memungkinkan orang mengetahui peristiwa di masa lalu / kini / datang, seperti yang dimiliki oleh para Nabi.
Roh Kesalehan membuat orang menjadi taat kepada Tuhan, dan selalu melaksana-kan seluruh peraturan dan kehendakNya. Sedangkan Roh Takut akan Tuhan membuat orang selalu sadar akan dosa dan akan panggilan hidup baik dan benar sehingga orang mengetahui apakah ia berada di jalan Allah atau menyimpang, seperti dialami oleh para bidan Mesir yang tidak mau menjalankan perintah Firaun untuk membunuhi bayi laki-laki Israel (Kel 1:17).
Dengan menerima Sakramen Penguatan, maka kita berada di bawah pimpinan Roh Allah, sehingga kita diangkat menjadi anak-anak Allah, seperti yang tertulis dalam Rom 8:14-16 : Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak-anak Allah. Dengan menerima Sapta Karunia, maka kita dapat menjadi to be like Jesus !

Mengenal Karunia-Karunia Allah(1) : Peran Roh Kudus

Allah itu Maha Pengasih; Ia telah mengasihi manusia sejak awal mula penciptaan. Tetapi manusia pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa, sehingga mereka diusir dari Taman Eden. Walaupun demikian Allah tetap mengasihi manusia, dan Ia ingin membina hubungan pribadi dengan setiap manusia. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ia mengutus PuteraNya yang terkasih, Yesus Kristus, ke dunia. Yesus rela menderita, di-ejek, dihina, bahkan sampai mati disalib, lalu bangkit untuk menyelamatkan kita semua.
Kedatangan, kematian dan kebangkitan Yesus ini sebenarnya merupakan karunia terbesar dari Allah bagi umat manusia, karena dengan hal tersebut manusia dilepaskan dari dosa, dan dipulihkan kembali hubungannya dengan Allah.
Setelah Yesus diangkat ke Surga, Ia mengutus Roh Kudus untuk menemani dan membimbing manusia di dunia, antara lain untuk mencapai suatu kehidupan baru. Roh Kudus adalah sumber hidup baru bagi manusia. Melalui Roh Kudus, manusia dapat menerima berbagai karunia dari Allah. Karunia-karunia tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Karunia Mesianis dan Karunia Karismatis.