Jumat, 17 Agustus 2007

Yesus, Engkau Andalanku

"Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang engkau lihat ini dan
di bawahnya cantumkan tulisan: YESUS, ENGKAU ANDALANKU.
Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa."
(pesan Yesus kepada St. Faustina)

Siapa atau Apa Andalanku ?

Dalam pengertian sehari-hari, kata ‘andalan’ berarti tumpuan, harapan, kepercayaan, atau dapat juga berarti yang diutamakan, nomor satu di atas yang lainnya, yang memiliki keistimewaan / keunggulan. Contoh pemakaian dalam kalimat : “Michael Jordan adalah andalan team Chicago Bulls pada saat menjadi juara NBA”.

Nah …. sekarang siapa atau apakah yang menjadi andalan dalam hidup anda ? Ada orang hebat, yang mengatakan bahwa akulah andalan hidupku, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa andalan hidupku adalah harta kekayaan, kedudukan, nama baik, ilmu pengetahuan yang sekarang kumiliki. Kalau kita lihat semua hal tersebut tidak bersifat kekal, hanya sementara; semuanya dapat dengan mudah hilang dalam waktu yang singkat. Manusia akan mati, harta kekayaan bisa ludes bila kita tertimpa bencana, dirampok, disita negara dll. Kedudukan hilang pada saat kita diganti orang lain, nama baik akan hancur bila kita berbuat kesalahan dan ilmu pengetahuan akan segera kadaluwarsa, dengan ditemukannya konsep-konsep baru.

Andalan yang Kekal

Bila kita mengandalkan kepada hal-hal yang tidak kekal, maka akhirnya kita akan kecewa pada saat andalan kita tersebut sudah tidak berfungsi lagi. Dalam menempuh kehidupan di dunia yang penuh dengan godaan dan tantangan ini, maka kita harus memiliki andalan yang kekal, tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Siapakah dia ? Ia tidak lain adalah Tuhan kita : Yesus. Apa bukti bahwa Ia dapat diandalkan ? Bukti yang paling nyata adalah bahwa Yesus telah mau menderita dan merendahkan diri dengan menjadi manusia, bahkan rela disalib untuk menyelamatkan seluruh manusia dari dosa. Dalam film Passion of The Christ yang menghebohkan itu, kita dapat melihat bagaimana betapa besar penderitaan yang dialamiNya; Ia rela dipukul, ditendang, dicambuk, diludahi, ditusuk mahkota duri, ditelanjangi, ditertawakan, …. dll.

Tuhan Yesus sendiri pun menginginkan agar Dia menjadi andalan semua orang. Hal ini Ia nyatakan sendiri kepada St. Faustina Kowalska, rasul dan sekretaris Kerahiman Ilahi-Nya, pada penampakanNya yang pertama tanggal 22 Februari 1931. Sr. Faustina mengatakan : “Sore itu, ketika aku berada dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat dan tangan kiri-Nya terdekap di dada-Nya. Dari pakaian-Nya yang terbuka, dari dada memancar dua sinar besar: yang satu berwarna merah dan yang satu lagi nampak pucat… Kemudian Yesus berkata, `Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang kaulihat ini dan di bawahnya cantumkan tulisan YESUS, ENGKAU ANDALANKU. Aku ingin supaya gambar itu dihormati, pertama-tama di kapelmu, lalu kemudian di seluruh dunia. Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa. Untuk mereka Aku menjanjikan juga kemenangan atas musuh-musuh mereka mulai dari dunia ini, khususnya pada jam kematian mereka. Aku sendiri akan membela mereka seperti Kemuliaan-Ku.'”

Bagaimana Menjadikan Yesus sebagai Andalanku ?

Untuk menjadikan Yesus sebagai andalan bagiku, maka kita harus menjadikan Yesus sebagai pusat hidup kita. Segala sesuatu yang kita alami, baik suka maupun duka, kita serahkan kepadaNya, mengucap syukurlah atas semua yang telah kita alami dan mohon agar Ia selalu membimbing dan memberikan petunjuk terhadap segala masalah yang sedang kita hadapi. Bila kita mengaku orang Kristen, maka hal ini harusnya tidak sulit, karena Kristen berarti pengikut Kristus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah pemimpin kita; sebagai pemimpin tentu kita harus mengikuti segala perintah dan petunjuk yang berasal daripadaNya.

Dalam melaksanakan kehidupan sebagai orang Kristen (Katolik) sehari-hari yang seimbang, maka kita harus memiliki hubungan vertikal dengan Allah Bapa, yaitu melalui doa dan terus membaca Kitab Suci. Tetapi karena hidup Kristiani bukanlah sesuatu yang kita miliki secara pribadi, tetapi bersama dengan orang-orang Kristen lain, maka kita juga harus memiliki hubungan horisontal yang baik dengan sesama, yaitu melalui komunitas dan pelayanan. Semua aktivitas hidup sehari-hari tersebut, harus berpusat / berporos pada Yesus Kristus.
Biarkan Yesus terus bertahta dalam seluruh kehidupan kita; hal ini dapat kita lakukan dengan terus bertekun untuk menyambut tubuh dan darahNya dalam perayaan Ekaristi.

Marilah Berubah

Seperti pesanNya kepada St. Faustina, Tuhan Yesus sendiri sangat mengharapkan agar kita mau menjadikanNya sebagai andalan setiap orang. Karena itu marilah kita tinggalkan kehidupan lama, yang masih mengandalkan ego, hal-hal duniawi ataupun kuasa-kuasa lain, dan bentuklah hidup baru dengan Yesus sebagai andalanku. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua !

(Pernah dimuat di Berita Umat, majalah Paroki Katedral Bogor, tahun 2004)

Tidak ada komentar: