Rabu, 12 Mei 2010

RETRET GURU KATOLIK BOGOR

Berdasarkan keprihatinan terhadap perkembangan murid-murid yang beragama Katolik di sekolah menengah di Kota Bogor, baik di sekolah Katolik sendiri maupun di sekolah swasta non Katolik dan di sekolah negeri, maka Seksi Pendidikan dan Seksi Kerasulan Awam Paroki Katedral Bogor menyusun rencana untuk tiga tahun sebagai berikut:

1. Tahun pertama melakukan pembinaan bagi para Guru Katolik di Bogor, agar mereka mampu dan memiliki kemampuan dalam melakukan pendampingan kepada para siswanya secara cerdas, dewasa dan beriman.

2. Tahun kedua melakukan pembinaan bagi para murid Katolik di SMA/P dengan mengikut-sertakan para gurunya sebagai pendamping.

3. Tahun ketiga melakukan pembinaan bagi para orang tua muda, agar mereka memiliki kemampuan untuk memberikan pendampingan dan meningkatkan Iman Katolik kepada anak-anaknya.

Berdasarkan rencana tiga tahun tersebut, maka pada tanggal 8 – 9 Mei 2010, Seksi Pendidikan bekerjasama dengan Seksi Kerasulan Awam Katedral Bogor melaksanakan retret bagi para Guru Katolik di Bogor dengan tema “Peningkatan Peran Guru Katolik Dalam Pendampingan Siswa Secara Cerdas, Dewasa, dan Beriman”.

Retret gelombang pertama ini memang hanya diikuti oleh 19 orang guru dari tujuh sekolah, yaitu tiga sekolah Katolik (11 guru), tiga sekolah swasta non Katolik (7 guru), dan satu sekolah negeri (1 guru). Para guru Katolik ini, yang mayoritas adalah guru SMA, diharapkan dapat menjadi tim inti yang mengelola Himpunan Guru Katolik Bogor.

Pada hari pertama, para guru ini dibentuk dan ditingkatkan imannya, agar mereka menyadari bahwa dalam dunia yang kacau ini diharapkan para guru dapat berperan serta, selain untuk mencerdaskan murid tetapi juga untuk mendampingi mereka secara iman Katolik. Sessi pertama mengenai ‘Cinta Kasih Allah’ disampaikan oleh Rm. Sumardiyo, Pr., kemudian dilanjutkan oleh pak T. Alen yang menyampaikan ‘Penyelamatan melalui Yesus Kristus’. Setelah dua sessi ini , para peserta yang dibagi menjadi lima kelompok, diminta melakukan diskusi kelompok.

Setelah istirahat makan siang, pak D. Agus Goenawan melanjutkan dengan sessi ke tiga, yaitu ‘Hidup Baru dalam Roh’, dan sessi ke empat mengenai ‘Menerima Anugrah Allah : Pertobatan’ kembali disampaikan oleh pak T. Alen. Kemudian para guru dipersilahkan untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa, dan panitia telah menyediakan dua pastor untuk mendampingi mereka, yaitu Rm. Haruno, Pr. dan Rm. D. Tukio, Pr.

Sessi sore, setelah istirahat siang, dilanjutkan dengan diskusi kelompok ke dua. Acara puncak terjadi pada malam hari, setelah makan malam, yaitu sessi ke lima berupa ‘Pencurahan Roh Kudus’ yang dipimpin oleh Pak T. Alen. Pada sessi ini diharapkan para peserta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yesus dan membiarkan Roh Kudus, yang telah ada dalam diri kita, untuk berkarya sebebas-bebasnya. Ternyata sebagian besar peserta merasakan sentuhan Roh Kudus, dan damai sejahtera serta sukacita memenuhi hati mereka; itulah yang terungkap dari berbagai kesaksian dari para guru setelah mengalami pencurahan Roh Kudus.

Acara hari kedua dimulai dengan doa pagi yang dipimpin oleh ibu Marina. Setelah sarapan pagi, pak D. Agus Goenawan menyampaikan materi ‘Manusia : Ciptaan Terbaik Tuhan’ yang mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa kita memiliki pikiran, hati, dan tubuh yang luar biasa, tetapi ternyata kita belum memanfaatkan secara optimal, karena itu kini saatnya untuk menggunakan seluruh anugrah Tuhan itu untuk meningkatkan diri dan juga sesama.

Pak Anton Sulis memberikan sessi tentang ‘Ajaran Sosial Gereja yang terkait dengan Pendidikan’. Pada sessi ini pak Anton juga menjelaskan citra seorang guru ideal yang selalu menyapa muridnya dengan senyum, memiliki keinginan untuk melayani para murid, bersikap profesional, dan lain-lain. Pada akhir sessi para peserta dibagi menjadi dua kelompok, dan diminta untuk merumuskan aksi nyata yang dapat dilakukan oleh para guru. Hasil diskusi ini dimatangkan oleh Rm. Driyanto, Pr., yang mengingatkan agar kita mencontoh Tuhan Yesus sendiri yang merupakan Guru Terbesar bagi kita semua.

Setelah makan siang, pak Adrianto membawakan sessi ‘Pertumbuhan’ yang mengingatkan agar para peserta terus bertumbuh, karena mereka baru mengalami suatu kelahiran baru. Sarana untuk bertumbuh ada empat yaitu meningkatkan kehidupan doa, rajin membaca Alkitab, masuk ke dalam suatu komunitas yang memberi dukungan bagi pertumbuhan iman kita, dan turut melayani. Seluruh acara retret ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Rm. Monang, Pr.

Sebagai kesepakatan para Guru Katolik ini, telah dibentuk panitia yang diketuai oleh ibu Paulina Yuni dari SMP RP, dibantu ibu Antonia dari SMA Kesatuan dan pak Thomas dari SMA RP, untuk membahas acara pertemuan rutin bulanan yang akan datang. Diharapkan para Guru ini terus mengalami pembinaaan lebih lanjut agar pada saatnya mereka siap untuk memberikan pendampingan bagi para siswa/I Katolik di sekolah masing-masing.

Kiranya Tuhan Yesus yang memberikan bimbingan dan karunia kepada kita semua yang ingin berkarya di ladangNya. Amin!

Tidak ada komentar: